HALAMAN PENGESAHAN
Laporan
lengkap praktikum Biologi Dasar dengan judul “Pengamatan Mikroskopis”, disusun
oleh :
Nama : Cinta Wulandasari
Nim :
1316042045
Kelompok : III
Kelas : Pendidikan Ipa
Telah
diperiksa dan dinyatakan diterimah oleh asisten dan koordinator asisten.
Makassar, Januari
2014
Koordinator Asisten Asisten
Djumarirmanto, S.Pd Inda
Rosalina
NIM
: 1114040006
Mengetahui,
Dosen
Penanggung Jawab
Andi
Rahmat Saleh S.Pd, M.Pd
NIP : 198510102008121004
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Setiap makhluk hidup tersusun atas sel yang merupakan
unit fungsional dan herediter terkecil dari makhluk hidup. Makhluk hidup ada
yang tersusun atas satu sel saja yang disebut makhluk hidup uniseluler dan
tersusun atas jutaan bahkan milyaran sel yang disebut makhluk hidup
multiseluler. Makhluk hidup tingkat tinggi yang termasuk dalam kindom hewan dan
tumbuhan tersusun dalam milyaran sel. Sel tersebut dapat bekerja secara
bersamaan sesuai dengan fungsinya masing-masing sehingga makhluk hidup itu
dapat hidup dan melaksanakan aktivitasnya.
Sel yang menyusun makhluk hidup tingkat tinggi memang
sangat kecil ukurannya sehingga tidak dapat dilihat dengan alat bantu yang
sederhana, tetapi memiliki tugas yang sangat besar layaknya sebuah kota yang
memiliki bagian-bagian untuk menunjang kehidupan kota. Bagian-bagian yang
menunjang kehidupan sel disebut organel-organel. Antar sel hewan dan tumbuhan
telah memiliki tugas sendiri-sendiri yang berbeda sehingga organel penyusun
keduanya juga berbeda sesuai tugas masing-masing.
Dengan semakin majunya teknologi pada zaman sekarang ini,
manusia dapat mengetahui apa yang menyusun tubuh makhluk hidup itu, baik yang
makroskopis maupun yang mikroskopis. Maka dikembangkanlah ilmu yang mempelajari
tentang hal tersebut, sehingga memudahkan kita memahami hal tersebu secara
spesifik malalui apa yang telah diteliti dan dikembangkan oleh para ilmuwan.
Secara stuktural, tubuh tumbuhan sama dengan tubuh hewan,
yaitu tersusun oleh berbagai jaringan dan organ yang saling mendukung untuk
melangsungkan fungsi dan aktivitas hidup. Jaringan merupakan sekumpulan sel
yang mempunyai bentuk, fungsi dan sifat yang sama. Untuk membentuk suatu
jaringan, sel-sel mengalami spesialisasi dan diferensiasi. Oleh karena itu,
melalui praktikum diharapkan mampu melihat serta mengetahui stuktur dan
macam-macam jaringan yang menyusun organ-organ tumbuhan dan hewan sehingga obyek
pengamatan menggunakan mikroskopis dengan preparat awetan sederhana.
B. Tujuan
Praktikum
Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan stuktur dan
macam-macam jaringan yang menyusun organ-organ tubuh tumbuhan dan hewan.
C. Manfaat
Praktikum
1.
Mahasiswa
dapat mengetahui bagian-bagian atau stuktur yang menyusun hewan dan tumbuhan.
2.
Mahasiswa
dapat mengamati stuktur dan macam-macam jaringan yang menyusun hewan dan
tumbuhan.
3.
Mahasiswa
dapat membuat dan mengamati preparat atau sediaan sederhana dengan menggunakan
mikroskopis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sel ialah satu unit kehidupan. Semua benda hidup baik
hewan atau tumbuhan disusun oleh sel. Sel-sel ini berkumpul dan bergabung
dengan adanya bahan antara sel diantaranya untuk membentuk jaringan seperti
otot, tulang rawan dan saraf. Dalam keadaan tertentu beberapa jaringan
bergabung dan membina organ seperti kelenjar, pembuluh darah, kulit dan
lain-lain. Di alam ini kita dapat membagi sel kedalam dua kelompok, yaitu sel
prokariotik dan sel eukariotik (Campbell, 2008).
Istilah prokariotik, dibangun dari
keta pro dan karyon. Pro, artinya sebelum dan karyon, artinya inti. Jadi sel
prokariotik artinya “sebelum inti”. Ini mengandung pengertian bahwa sel
prokariotik bukannya tanpa inti, melainkan memiliki materi genetik yang
terbesar di dalam sitoplasma. Eukariotik dibangun dari kata eu dan karyon. Eu,
berarti sungguh dan keryon berarti inti. Jadi sel eukariotik adalah sel yang
memiliki inti sel, atau sel yang memiliki materi inti yang berorganisasi dal
suatu selaput, sehingga inti senyal tampak jelas (Abercombie, 1993).
Jaringan adalah kumpulan sel yang
berhubungan erat satu sama yang lain mempunyai struktur fungsi yang sama. Ilmu
yang mempelajari tentang structural jaringan disebut histology. Berbagai
jaringan tersusun dn terorganisir dalam bentuk organ. Jaringan tubuh tumbuhan
dapat dibedakan atas jaringan muda (meristem), dan jaringan dewasa yang tersusun
dari jaringan pelindung (epidermis), jaringan perenkim, jaringan pengangkut dan
jaringan gabus. Sedangkan, jaringan tubuh hewan dibedakan atas empat jaringan
dasar utama yaitu jaringan epitel, jaringan ikat/jaringan penyokong, jaringan
otot dan jaringan saraf ( Tim penyusun, 2013).
A. Jaringan Tumbuhan
Menurut setjo (2004), jaringan penyusun tubuh tumbuhan
tingkat tinggi dapat dibedakan atas dua bagian menurut usianya yakni jaringan
muda (meristem atau titik tumbuh) dan jaringan dewasa (jaringan tubuh tua).
1.
Jaringan
Meristem
Jaringan meristem adalah jaringan yang sel-selnya tetap
bersifat embrional artinya mampu terus menerus membelah diri tak terbatas untuk
meningkatkan jumlah sel dari tubuh tumbuhan.
2.
Jaringan
Dewasa
Sel-sel jaringan dewasa bentuknya lebih besar dari
sel-sel meristem, plasmanya lebih sedikit, vakuola lebih besar, kadang-kadang
sel jaringan dewasa telah mati dan terisi dengan udara atau air serta dinding
selnya memiliki ketebalan yang bermacam-macam. Berdasarkan struktur dan fungsi
jaringan dewasa dibedakan atas empat, yaitu :
a.
Jaringan
Penutup (pelindung)
Jaringan penutup disebut juga epidermis. Epidermis
merupakan lapisan sel-sel paling luar dan menutupi permukaan badan,
bagian-bagian bunga, buah, biji serta batang dan akar. Jaringa epidermis juga
berfungsi untuk mengurangi kehilangan air.
b.
Jaringan
Dewasa (parenkim)
Jaringan parenkim, dijumpai pada kulit batang, kulit
akar, daging, daun, daging buah dan endosperm. Bentuk sel parenkim
bermacam-macam. Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut klorenkim, yang
mengandung rongga-rongga udara disebut skelerenkim. Penyimpangan cadangan
makanan dan ai oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh jaringan parenkim.
c.
Jaringan
penguat (Skelerenkim dan Kolenkim)
Kolenkim dan skelerenkim merupakan jaringan yang
berfungsi sebagai jaringan penguat. Kedua jaringan ini dapat berada tersebar
diantara jaringan dasar, tetapi dapat pula mengelompok membentuk jaringan yang
jelas terpisah.
d.
Jaringan
Pengangkut (Floem dan Xilem)
Fungsi utama jaringan buluh tipis (Floem) sebagai
penyalur hasil fotosintesis dari daun keseluruh tubuh tanaman. Sedangkan, xilem
merupakanjaringan kompleks karena tersusun dari beberapa tipe sel yang berbeda.
B.
Jaringan
Hewan
1. Jaringan epitel
Jaringan ini sebagai jalur lalu lintas transportasi zat.
Artinya epitel dapat berfungsi penyerapan zat dalam tubuh, contoh epitel pada
jonjot usus. Epitel juga dapat berfungsi untuk mengeluarkan zat dari dalam
tubuh.
Menurut haryano (2009), berdasarkan bentuk dan
susunannya, jaringan epitel dibedakan menjadi :
a.
Epitel
pipih berlapis tunggal, antara lain terdapat pada pembuluh darah, pembuluh
limfa, selaput begian dalm telinga, kapsula glomerulus pada ginjal. Fungsinya
terkait dengan proses difusa dan filtrasi atau penyaringan.
b.
Epitel
pipih berlapis banyak, misalnya jaringan yang melapisi rongga mulut, epidermis,
esofagus, vagina, rongga hidung. Fungsinya terkait dengan proteksi atau
pelindungan.
c.
Epitel
kubus berlapis tunggal, misalnya sel epitel yang melapisi permukaan dalam lensa
mata, permikaan ovary atau indung telur, saluran nefron ginjal.
d.
Epitel
kubus berlapis banyak, misalnya, jaringan yang membentuk saluran kelenjar
minyak dan kelenjar keringat pada kulit.
e.
Epitel
silindris berlapis tunggal, misalnya, jaringan yang melapisi permukaan dalam
lambung, jonjot usus, kelenjar pencernaan, saluran pernapasan bagian atas.
Fungsinya berhubungan dengan sekresi, adsorbsi dan proteksi.
f.
Epitel
silindris berlapis banyak, terdapat pada saluran eksresi kelenjar ludah dan
kelenjar susu, uretra serta permukaan alat tubuh yang basah.
g.
Epitel
silindris berlapis banyak semu (epitel silindris bersilia), terdapat pada saluran
eksresi besar, saluran reproduksi jantan, saluran pernapasan. Fungsi
berhubungan dengan proteksi atau pelindungan, sekresi dan gerakan zat yang
melewati permukaan.
h.
Epitel
transisional, merupakan epitel berlapis yang sel-selnya tidak dapat digolongkan
berdasarkan bentuknya. Bila jaringan menggelembung, bentuknya berubah. Biasanya
membrane dasarnya tidak jelas.
2.
Jaringan
Otot
Jaringan otot adalah jaringan yang berperan dalam
pergerakan tubuh hewan dan manusia. Jaringan otot terdiri dari sel-sel oto yang
dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu sel otot lurk, sel otot polos dan
sel otot jantung.
a.
Sel
otot lurik
Sel
otot ini dinamai sel otot lurik karena miofibrilnya tersusun tidak homogen
sehingga membentuk garis-garis lurik pada jaringan otot. Otot lurik berbentuk
silinder dengan nucleus yang banyak dengan nucleus terletak di pinggir. Sel
otot ini bersifat sadar dan tidak tahan lelah. Otot lurik melekat pada rangka
tubuh sehingga sering disebut sebagai otot rangka.
b.
Sel
otot jantung
Otot
jantung mempunyai struktur yang mirip dengan otot lurik, namun berbeda dalam
hal bentuknya seperti bercabang-cabang sehingga nampak sebagai serabut bersel
banyak.
c.
Sel
otot polos
Sel
otot ini dinamai sel otot polos karena memiliki myofibril yang homogen. Bentuk
sel otot lurik adalah gelendong dengan satu nucleus ditengahnya. Sel otot polos
tidak sadar dan tahan lelah.
3.
Jaringan
saraf
Jaingan saraf tersusun atas sel-sel saraf atau neuron.
Sel saraf terdiri atas badan sel yang memiliki banyak cabang. Cabang-cabang
inilah yang menghubungkan sel saraf yang satu dengan sel saraf yang lainnya
sehingga terbentuk jaringan syaraf.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu
dan Tempat
Hari
/ tanggal : Kamis/19 Desember 2013
Pukul : 13.30 s/d 15.30
Tempat :
Lab. Biologi L.3 bagian Timur FMIPA UNM
B. Alat
dan Bahan
1.
Alat
:
a.
Mikroskop
biologi, 1 buah
2.
Bahan
:
a.
Preparat
awetan daun dikotil
C. Prosedur
Kerja
1.
Menyiapkan
mikroskop di atas meja kerja, dan mengatur pencahayaan pada mikroskop agar
dapat digunakan mengamati benda-benda mikroskop dengan baik.
2.
Meletakkan
preparat aweta daun dikotil pada mikroskop, serta mengamatinya dengan mikroskop
dengan pembesaran 4×10 sehingga terlihat keseluruhan sel-sel yang terdapat pada
daun dikotil tersebut.
3.
Dan
kemudian pembesaran 10×10 dan sel-sel yang terdapat pada daun dikotil dapat
terlihat dengan jelas.
4.
Menggambar
hasil pengamatanyang tekah diperoleh pada pengamatan preparat daun dikotil.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan
1.
Preparat
awetan akar monokotil kotil
Tabel 1.1 Gambar hasil pengamatan praktikum dengan
gambar pembanding
Gambar hasil pengamatan
|
Keterangan
|
|
|
Gambar pembanding
|
keterangan
|
|
1.
Epidermis
2.
Cortex
3.
Endodermis
4.
paricycle
|
2.
Pengamatan
jaringan batang monokotil
Tabel 1.2. Gambar hasil pengamatan praktikum dengan
gambar pembanding
Gambar hasil pengamatan
|
Keterangan
|
|
|
Gambar pembanding
|
Keterangan
|
|
1.
Epidermis
2.
Floem
3.
Xilem
4.
Korteks
|
3.
Pengamatan
jaringan daun monokotil
Tabel 1.3. Gambar hasil pengamatn praktikum dengan
gambar pembanding
Gambar hasil pengamatan
|
Keterangan
|
|
|
Gambar pembanding
|
Keterangan
|
|
1.
Epitel
atas
2.
|
4.
Pengamatan
jaringan akar dikotil
Tabel 1.3. Gambar hasil pengamatn praktikum dengan
gambar pembanding
Gambar hasil pengamatan
|
Keterangan
|
|
|
Gambar pembanding
|
Keterangan
|
|
1.
Lapisan
piliferous
2.
Endodermis
3.
Perisikel
4.
Floem
5.
Pembuluh
6.
Xilem
7.
Kambium
8.
korteks
|
5.
Pengamatan
jaringan batang dikotil
Tabel 1.3. Gambar hasil pengamatn praktikum dengan
gambar pembanding
Gambar hasil pengamatan
|
Keterangan
|
|
|
Gambar pembanding
|
Keterangan
|
|
1.
Epidermis
2.
Korteks
3.
Floem
4.
Kambium
5.
Xylem
6.
inti
|
6.
Pengamatan
jaringan daun dikotil
Tabel 1.3. Gambar hasil pengamatn praktikum dengan
gambar pembanding
Gambar hasil pengamatan
|
Keterangan
|
|
|
Gambar pembanding
|
Keterangan
|
|
1.
Epidermis
atas
2.
Palisade
3.
Xilem
4.
Ruang
udara
5.
Spons
6.
Floem
7.
Epidermis
bawah
|
7.
Pengamatan
jaringan otot polos
Tabel 1.3. Gambar hasil pengamatn praktikum dengan
gambar pembanding
Gambar hasil pengamatan
|
Keterangan
|
|
|
Gambar pembanding
|
Keterangan
|
|
|
8.
Pengamatan
jaringan otot jantung
Tabel 1.3. Gambar hasil pengamatn praktikum dengan
gambar pembanding
Gambar hasil pengamatan
|
Keterangan
|
|
|
Gambar pembanding
|
Keterangan
|
|
|
9.
Pengamatan
jaringan otot lurik
Tabel 1.3. Gambar hasil pengamatn praktikum dengan
gambar pembanding
Gambar hasil pengamatan
|
Keterangan
|
|
|
Gambar pembanding
|
Keterangan
|
|
|
10. Pengamatan jaringan mammal skin
Tabel 1.3. Gambar hasil pengamatn praktikum dengan
gambar pembanding
Gambar hasil pengamatan
|
Keterangan
|
|
|
Gambar pembanding
|
Keterangan
|
|
|
B. PEMBAHASAN
1.
Preparat
awetan akar monokotil
Pembesran hasil pengamatan pada preparat awetan akar
monokotil 4×10 dapat terlihat beberapa jaringan penyusun batang tumbuhan
monokotil yaitu epidermis, floem, xylem, parenkim. Jaringan epidermis pada hal
ini berfungsi sebagai jaringan pelindung atau organ yang lain di dalam tubuh
tumbuhan.. jaringan perenkim merupakan jaringan yang berfungsi sebagai tempat
penyimpanan cadangan makanan dan pembuatan makanan.
Ciri utama perenkim memiliki
dinding sel yang tipis dan lentur. Di dalam sel parenkim, terdapat pembuluh
pengangkat xylem dan floem. Xilem berfungsi untuk pengangkut air dan larutan
dari dalam tanah (unsur hara) dari akar ke daun. Sedangkan floem, berfungsi
sebagai penyalur hasil fotosintesis dari daun keseluh tubuh tanaman.
2.
Preparat
awetan batang monokotil
Pada tumbuhan monokotil juga
terdapat meristem perifer. Meristem perifer merupakan bagian meristem yang
berkembang menjadi batang berisi xilem dan fl oem. Lapisan epidermis batang
tumbuhan dikotil memiliki dinding sel yang lebih tebal dibandingkan tumbuhan
dikotil. Pada lapisan epidermisnya terdapat stomata dan buku-buku. Di bawah
epidermis terdapat korteks. Korteks tersusun dari sel-sel sklerenkim. Korteks
tumbuhan monokotil, korteks merupakan kulit batang. Kulit batang berfungsi
mengeraskan bagian luar batang.
Setelah
korteks, lapisan berikutnya ialah stele. Tumbuhan monokotil memiliki batas
korteks dan stele yang tidak jelas. Di dalam stelenya terdapat berkas
pengangkutan. Berkas pengangkutan tersebut tersebar pada empulur dan letaknya
berdekatan dengan kulit batang. Sarung sklerenkim mengelilingi seluruh berkas
pengangkut. Tipe berkas pengangkutannya dinamakan kolateral tertutup, sebab di
antara xilem dan fl oemnya tidak ditemui kambium. Akibatnya, tumbuhan monokotil
tidak bisa tumbuh secara sekunder.
3. Preparat awetan daun monokotil
Pada daun
monkotil mempunyai jaringan yang terdiri dari jaringan epidermis,epidermis
terdri dari epidermis abaxial atau epidermis bawah dan epidermis adaxial atau
epidermis bawah,pada epidermis bagian atas biasanya terdapat kutikula yang
berfungsi untuk mencegah daun kehilangan banyak air dan melindungi jaringan yang
berada diatas nya.
Epidermis
daun terdapat di permukaan atas dan permukaan bawah. Umumnya terdiri atas
selapis sel, tetapi ada juga yang memiliki epidermis ganda seperti pada daun
Ficus sp., daun Nerium sp., dan daun Piper sp.. Jumlah lapisan epidermis bagian
atas biasanya lebih banyak daripada permukaan bawah. Dinding sel epidermis daun mengalami
penebalan yang tidak merata.
Dinding sel yang menghadap keluar umumnya
berdinding. Struktur anatomi daun. lebih tebal dan terdiri atas kutin.
Penebalan kutin ini membentuk suatu lapisan kutikula yang tipis ataupun
tebalnya bergantung pada jenis tumbuhan serta tempat hidupnya. Pada beberapa
jenis tumbuhan, selain adanya lapisan kutikula pada daunnya juga terdapat
lapisan Jilin. Sel-sel epidermis daun tidak mengandung kloroplas, kecuali pada
sel penutup stomata. Derivat
epidermis yang ditemukan pada daun antara lain stomata, trikoma, sel litokis,
dan sel kipas. Stomata dapat tersebar merata di seluruh permukaan daun,
tersusun menurut alur-alur tertentu, atau terdapat pada bangunan khusus yang
menonjol dari permukaan daun. Stomata berfungsi sebagai jalan bagi pertukaran
gas pada tubuh tumbuhan dan sebagai pengatur besarnya transpirasi. Selain itu ada juga jaringan dasar
atau jaringan mesofil sebagai yang terletak di antara epidermis atas dan
epidermis bawah serta di antara berkas pengangkut.mesofil merupakan daerah
utama tempat fotosintesis,pada kebanyakan tumbuhan dikotil msofil
terdiferensiasi menjadi jaringan parenkim palisade atau jringan tiang dan
parenkim spons atau jaringan tiang Pada
daun dorsiventral, jaringan tiang hanya terdapat di bagian atas daun. Pada daun
isobilateral, jaringan tiang terdapat di kedua permukaan daun.Sel-sel penyusun
jaringan tiang bentuknya silindris, tegak pada permukaan daun, selapis atau
lebih, rapat satu sama lain, dan mengandung banyak kloroplas. Jaringan tiang
berfungsi untuk menangkap cahaya sehingga kepadatan jaringan tiang bergantung
pada intensitas cahaya. Daun yang menerima cahaya langsung akan memiliki
jaringan tiang yang lebih padat dan rapat dibandingkan daun pada tempat teduh.
Jaringan bunga karang tersusun oleh
sel-sel yang tidak teratur, berdinding tipis, lepas, mengandung kloroplas
meskipun lebih sedikit daripada jaringan tiang, dan memiliki ruang antarsel
yang besar sehingga terjadi pertukaran gas dengan mudah karena berhubungan
dengan lubang stomata.
4. Preparat awetan akar dikotil
Akar tumbuhan Dikotil tersusun oleh
bermacam-macam jaringan dengan fungsi tertentu. Macam jaringan pada akar
Dikotil, letak, dan fungsinya adalah sebagai berikut :
1.
Epidermis atau
eksodermis akar tumbuhan dikotil
letak epidermis
akar ini di bagian terluar akar. Fungsi Epidermis atau eksodermis akar tumbuhan
dikotil = Jalan masuk air dan garam mineral.
2.
Korteks akar
tumbuhan dikotil
letak korteks
akar akar ini didaerah di sebelah dalam epidermis. Fungsi
korteks akar tumbuhan dikotil = tempat menyimpan cadangan makanan.
3. Endodermis akar tumbuhan dikotil
Letak Endodermis akar ini dilapisan
sebelah dalam korteks dan di luar perisikel. Fungsi Endodermis akar tumbuhan
dikotil = Mengatur masuknya air tanah ke dalam pembuluh. Menyimpan zat
makanan.
4. Perisikel akar tumbuhan dikotil
letak Perisikel
akar ini disebelah dalam lapisan endodermis. Fungsi Perisikel akar
tumbuhan dikotil = Membentuk cabang akar dan kambium gabus.
5. Xilem akar tumbuhan dikotil
letak Perisikel
akar ini dibagian tengah akar. Fungsi Xilem akar
tumbuhan dikotil = Mengangkut air dan garam mineral dari tanah menuju
daun.
6. Floem akar tumbuhan dikotil
letak Perisikel
akar ini di antara jari-jari yang dibentuk oleh xilem.
Fungsi Perisikel
akar tumbuhan dikotil = Mengangkut zat makanan yang dibuat daun menuju ke
seluruh bagian tumbuhan.
7. Empulur akar tumbuhan dikotil
Letak Perisikel akar ini dibagian tengah.
Di antara bangunan bentuk bintang di dalam xilem. Fungsi
Perisikel akar tumbuhan dikotil = Menyimpan makanan cadangan.
5. Preparat awetan batang dikotil
Seperti
halnya akar, batang juga tersusun atas berbagai jaringan, yaitu jaringan
epidermis, jaringan dasar, dan jaringan pembuluh. Jaringan dasar tersusun oleh
korteks, sedangkan jaringan pembuluh terdapat berkas vaskuler yaitu xilem dan
floem 1. Karena itu, batang memiliki beragam fungsi bagi tumbuhan. Namun,
berbagai lapisan ini juga mempunyai beragam ciri khas. Jaringan epidermis pada batang
memiliki ciri yang sama seperti jaringan epidermis pada akar. Misalnya, sel
yang tipis dan tersusun rapat serta berkutikula pada akar dan batang. Selain
itu, batang memiliki kemampuan tumbuh, baik secara sekunder maupun primer.
Pertumbuhan sekunder batang terjadi pada jaringan epidermis. Sedangkan
pertumbuhan primer terjadi pada tunas terminal (ujung batang) tepatnya pada
meristem apikal. Fungsi jaringan epidermis pada batang juga sama dengan
jaringan epidermis pada akar yaitu melindungi jaringan yang ada di dalamnya.
Epidermis batang ini juga dapat pecah. Pecahnya epidermis batang mengakibatkan
jaringan kambium gabus (folagen) terisi dengan gabus. Bagian ini disebut lenti sel. Fungsi lenti sel
adalah sebagai tempat pertukaran gas dan penguapan (transpirasi). Lapisan penyusun batang selanjutnya
adalah jaringan dasar. Di dalam jaringan ini terdapat korteks. Korteks pada
batang meliputi dua macam jaringan, yakni jaringan korteks luar dan korteks
dalam. Sel kolenkim dan sel parenkim adalah penyusun korteks luar. Korteks
dalam hanya disusun dari sel-sel parenkim saja. Korteks dalam (endodermis)
dimiliki oleh semua tumbuhan. Namun sebaliknya, tidak semua tumbuhan memiliki
korteks luar. Ada satu ciri khas yang dimiliki tumbuhan biji terbuka terkait
lapisan korteks. Pada korteksnya terdapat seludang pati (sarung tepung) yaitu
lapisan yang berisi pati. Setelah
korteks, tubuh tumbuhan tersusun oleh jaringan pembuluh. Di dalam jaringan
pembuluh terdapat stele atau silinder pusat. Pada tumbuhan dikotil, stele
terletak di sebelah dalam korteks atau sebelah dalam endodermis. Sementara,
lapisan terluarnya disebut perisikel atau perikambium. Di sebelah dalam korteks
terdapat empulur dan berkas pengangkut. Pada berkas pengangkutan ini terdapat
xilem dan floem. Sementara, di tengah stele terdapat empulur. Empulur juga ada
di antara xilem dan floem. Bentuknya seperti jari-jari, disebut jari empulur.
Selain itu, di antara xilem dan floem juga terdapat kambium. Oleh karena itu,
berkas pengangkutannya disebut berkas kolateral terbuka. Kambium memiliki dua
bagian, yakni kambium vaskuler dan kambium intravaskuler. Bagian kambium yang
berada di antara xilem dan floem berasal dari prokambium disebut kambium
vaskuler. Sedangkan kambium di luar xilem dan floem yang berasal dari sel-sel
parenkim disebut kambium intravaskuler.
6. Preparat awetan daun dikotil
Epidermis, Permukaan daun tertutup oleh
epidermis yang terdiri dari epidermis atas dan epidermis bawah. Pada bagian
atas epidermis terdsapat kutikula yang merupakan diferensiasi dari epidermis,
kutikula tebal berfungsi untuk mencegah transpirasi berlebihan dan melindungi
dari luka.
Epidermis atas tediri dari lapisan
dan tidak terdapat stoma. Pada epidermis bawah hanya terdiri satu lapisan dan
dilengkapidengan stomata kriptofor yang dijaga oleh sel penjaga berbentuk
ginjal. Sel penjaga mendukung kloroplas. Stomata pori-pori terbuka ke dalam
rongga sub stomata dalam mesofil untuk memfasilitasi pertukaran gas.
Mesofil
Mesofil pada Nerium oleander terdiri
dari sel parenkim palisade yang bentuknya memanjang dengan ukuran yang sama
tampak seperti batang yang terssusun dalam deretan sehingga tidak terdapat
rongga antar sel. Sel parenkim palisade tersusun atas satu lapisan yang
terletak di bawah epidermis multilateral. Sedangkan parenkim spons bentuk dan
ukurannya berbeda, letaknya tidak beraturan sehingga terdapat ronggan anatarsel
satu dengan yang lainnya. Sel-sel
dari jarinagn disekitar vena yang kompak diatur untuk memberikan kekuatan
mekanik. Sel-sel ini juga menyimpan makanan dalam bentuk pati dan
protein.
Berkas
Pengangkut
Pada Nerium oleander mempunyai
pertulangan daun menyirip dengan tulang daun yang ukurannya berbeda, tergantung
pada tingkat percabangannya. Pertulangan sejajar ini saling berhubungan dengan
ikatan yang sangat tipis dan tersebar melewati bagian tengah daun dan membentuk
ibutulang, dan disini bercabang menjadi tulang daun yang lebih kecil yang
tersebar diseluruh helaian daun. Tulang daun yang lebih ingan parenkim yang
kecil dibentuk oleh jaringan parenkim yang miskin kloroplas dan jaringan
penyokongnya berupa kolenkim. Oleh karena itu tulang dsaun yang besar tidak
mempunyai kontak langsung dengan mesofil.
7. Preparat awetan otot polos
Otot polos, inti selnya terletak
ditengah, sel-selnya berbentuk kumparan halus, bekerja secara otonom biasa
ditemukan pada saluran pencernaan, dinding lambung, dinding pembuluh darah,
ginjal , hati dan limfa.
8.
Preparat awetan
otot lurik
Otot lurik, mempunyai banyak inti
sel yang tersebar ditepi, tidak memiliki percabangan, bekerja di bawah
kesadaran, cara kerjanya cepat dan tidak mudah lelah.
9.
Preparat awetan
otot jantung
Otot jantung, mempunyai
serabut-serabut seperti halnya otot lurik, tetapi memiliki percabangan yang
berbentuk sinsitiun.
10. Preparat awetan mammal skin
Jaringan mammal
skin, atau kulit mamalia ini memiliki karakteristik seperti bernukleus dan
tidak berkeratin pada lapisan dalam, sedangkan berkeratin (tanduk) dan
bernukleat pada lapisan luar. Lapisan keratin membuat sel kering seperti sisik.
Berlapis epitel skuamosa berbentuk datar dengan inti di tengah. Sel kompak,
rapat, dan berlapis, berfungsi untuk melindungi jaringan epitel di bawahnya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa sel merupakan bagian terkecil dari mahkluk hidup. Sedangkan
jaringan merupakan kumpulan sel yang berhubungan erat satu dengan yang lain dan
memiliki struktur fungsi yang sama.
Jaringan
penyusun sel darah terdiri atas eritrosit, limfosit, monosit, leukosit,
neutrofit, dan basofit. Sedangkan jaringan yang penyusun tumbuhan terdiri atas
jaringan muda (meristem), jaringan dewasa yang terdiri dari jaringan pelindung
(epidermis), jaringan parenkim, jaringan pengangkut dan jaringan gabus.
B. Saran
Adapun saran kepada praktikan yaitu agar memperhatikan
dan memahami stuktur dan macam-macam jaringan yang menyusun hewan dan tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Abercombie, M. 1993. Kamus
lengkap biologi. Jakarta: Erlangga.
Campbell, A Nell. 2008. Biologi edisi kedelapan. Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Haryono,
setjo. 2009. Jaringan Hewan. http://www.google.com/url.files.
wordpress.com/Jaringan-hewan.pdf. diakses pada tanggal 27 Desember 2013. Makassar.
Setjo,
Susetryoadi.2004. (Common Textbook)
Anatomi Tumbuhan. Malang: Jurusan Biologi FMIPA UN Malang.
Tim
Penyusun Biologi Umum. 2013. Penuntun
Praktikum Biologi Dasar. Jurusan FMIPA UNM. Makassar.
PERTANYAAN
1.
Bagaimana
bentuk sel otot polos, dimana letaknya, berapa banyak inti dalam setiap sel?
Jawab:
Otot polos
berbentuk seperti gelendong, terletak di rongga tubuh seperti saluran
pernapasan, kantung kemih, organ reproduksi, pembuluh darah dan saluran
pernapasan. Jumlah inti dalam setiap sel yaitu satu yang terletak di tengah.
2.
Kumpulan
serabut sel otot lurik disebut apa, berapa banyak inti pada setiap serabut?
Jawab:
Kumpulan
serabut pada sel otot lurik disebut vasilulum dan jumlah inti pada serabut itu
banyak yang terletak di bagian tepi.
3.
Apa perbedaan
mendasar antara sel otot polos, otot lurik dan otot jantung yang anda temukan?
Jawab:
Otot polos
berbentuk gelendong dan memiliki satu inti, otot lurik berbentuk silinder dan
memiliki banyak inti, dan otot jantung berbentuk serabut yang berhubungan satu
sama lain dan mamiliki satu atau dua inti.
4.
Apa yang
disebut lamella, lakuna dan kanalikuli?
Jawab:
a.
Lamella
merupakan endapan garam mineral yang berbentuk melingkar dalam satu tulang.
b.
Lacuna
merupakan tempat melekatnya osteosit (sel tulang) dan matriks tulang.
c.
Kanalikuli
merupakan saluran-saluran kecil yang menghubungkan antara lacuna yang berisi
sitoplasma untuk transfer nutrisi.
5.
Apa fungsi saluran
Haverst ?
Jawab :
Fungsi dari
saluran Havers yaitu sebagai tempat cadangan makanan yang berfungsi dalam
pembentukan tulang.
The Perfect Casino: Top Offers & Bonuses at
BalasHapusThe Best Casino Offers. Casino https://septcasino.com/review/merit-casino/ Bonuses & Promotions. With an emphasis on casino games, 메이피로출장마사지 the gambling industry is apr casino expected septcasino to explode https://febcasino.com/review/merit-casino/