Jumat, 24 April 2015

LAPOARAN Pengamatan Mikroskopis


HALAMAN PENGESAHAN
Laporan lengkap praktikum Biologi Dasar dengan judul “Pengamatan Mikroskopis”, disusun oleh :
            Nama               : Cinta Wulandasari
            Nim                 : 1316042045
            Kelompok       : III
            Kelas               : Pendidikan Ipa
Telah diperiksa dan dinyatakan diterimah oleh asisten dan koordinator asisten.
Makassar,   Januari 2014
Koordinator Asisten                                                                       Asisten


Djumarirmanto, S.Pd                                                           Inda Rosalina
                                                                                                NIM : 1114040006

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab


Andi Rahmat Saleh S.Pd, M.Pd
NIP : 198510102008121004








BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Setiap makhluk hidup tersusun atas sel yang merupakan unit fungsional dan herediter terkecil dari makhluk hidup. Makhluk hidup ada yang tersusun atas satu sel saja yang disebut makhluk hidup uniseluler dan tersusun atas jutaan bahkan milyaran sel yang disebut makhluk hidup multiseluler. Makhluk hidup tingkat tinggi yang termasuk dalam kindom hewan dan tumbuhan tersusun dalam milyaran sel. Sel tersebut dapat bekerja secara bersamaan sesuai dengan fungsinya masing-masing sehingga makhluk hidup itu dapat hidup dan melaksanakan aktivitasnya.
Sel yang menyusun makhluk hidup tingkat tinggi memang sangat kecil ukurannya sehingga tidak dapat dilihat dengan alat bantu yang sederhana, tetapi memiliki tugas yang sangat besar layaknya sebuah kota yang memiliki bagian-bagian untuk menunjang kehidupan kota. Bagian-bagian yang menunjang kehidupan sel disebut organel-organel. Antar sel hewan dan tumbuhan telah memiliki tugas sendiri-sendiri yang berbeda sehingga organel penyusun keduanya juga berbeda sesuai tugas masing-masing.
Dengan semakin majunya teknologi pada zaman sekarang ini, manusia dapat mengetahui apa yang menyusun tubuh makhluk hidup itu, baik yang makroskopis maupun yang mikroskopis. Maka dikembangkanlah ilmu yang mempelajari tentang hal tersebut, sehingga memudahkan kita memahami hal tersebu secara spesifik malalui apa yang telah diteliti dan dikembangkan oleh para ilmuwan.
Secara stuktural, tubuh tumbuhan sama dengan tubuh hewan, yaitu tersusun oleh berbagai jaringan dan organ yang saling mendukung untuk melangsungkan fungsi dan aktivitas hidup. Jaringan merupakan sekumpulan sel yang mempunyai bentuk, fungsi dan sifat yang sama. Untuk membentuk suatu jaringan, sel-sel mengalami spesialisasi dan diferensiasi. Oleh karena itu, melalui praktikum diharapkan mampu melihat serta mengetahui stuktur dan macam-macam jaringan yang menyusun organ-organ tumbuhan dan hewan sehingga obyek pengamatan menggunakan mikroskopis dengan preparat awetan sederhana.
B.       Tujuan Praktikum
Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan stuktur dan macam-macam jaringan yang menyusun organ-organ tubuh tumbuhan dan hewan.
C.      Manfaat Praktikum
1.      Mahasiswa dapat mengetahui bagian-bagian atau stuktur yang menyusun hewan dan tumbuhan.
2.      Mahasiswa dapat mengamati stuktur dan macam-macam jaringan yang menyusun hewan dan tumbuhan.
3.      Mahasiswa dapat membuat dan mengamati preparat atau sediaan sederhana dengan menggunakan mikroskopis.


















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
          Sel ialah satu unit kehidupan. Semua benda hidup baik hewan atau tumbuhan disusun oleh sel. Sel-sel ini berkumpul dan bergabung dengan adanya bahan antara sel diantaranya untuk membentuk jaringan seperti otot, tulang rawan dan saraf. Dalam keadaan tertentu beberapa jaringan bergabung dan membina organ seperti kelenjar, pembuluh darah, kulit dan lain-lain. Di alam ini kita dapat membagi sel kedalam dua kelompok, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik (Campbell, 2008).
            Istilah prokariotik, dibangun dari keta pro dan karyon. Pro, artinya sebelum dan karyon, artinya inti. Jadi sel prokariotik artinya “sebelum inti”. Ini mengandung pengertian bahwa sel prokariotik bukannya tanpa inti, melainkan memiliki materi genetik yang terbesar di dalam sitoplasma. Eukariotik dibangun dari kata eu dan karyon. Eu, berarti sungguh dan keryon berarti inti. Jadi sel eukariotik adalah sel yang memiliki inti sel, atau sel yang memiliki materi inti yang berorganisasi dal suatu selaput, sehingga inti senyal tampak jelas (Abercombie, 1993).
            Jaringan adalah kumpulan sel yang berhubungan erat satu sama yang lain mempunyai struktur fungsi yang sama. Ilmu yang mempelajari tentang structural jaringan disebut histology. Berbagai jaringan tersusun dn terorganisir dalam bentuk organ. Jaringan tubuh tumbuhan dapat dibedakan atas jaringan muda (meristem), dan jaringan dewasa yang tersusun dari jaringan pelindung (epidermis), jaringan perenkim, jaringan pengangkut dan jaringan gabus. Sedangkan, jaringan tubuh hewan dibedakan atas empat jaringan dasar utama yaitu jaringan epitel, jaringan ikat/jaringan penyokong, jaringan otot dan jaringan saraf ( Tim penyusun, 2013).
A.  Jaringan Tumbuhan
Menurut setjo (2004), jaringan penyusun tubuh tumbuhan tingkat tinggi dapat dibedakan atas dua bagian menurut usianya yakni jaringan muda (meristem atau titik tumbuh) dan jaringan dewasa (jaringan tubuh tua).
1.        Jaringan Meristem
Jaringan meristem adalah jaringan yang sel-selnya tetap bersifat embrional artinya mampu terus menerus membelah diri tak terbatas untuk meningkatkan jumlah sel dari tubuh tumbuhan.
2.      Jaringan Dewasa
Sel-sel jaringan dewasa bentuknya lebih besar dari sel-sel meristem, plasmanya lebih sedikit, vakuola lebih besar, kadang-kadang sel jaringan dewasa telah mati dan terisi dengan udara atau air serta dinding selnya memiliki ketebalan yang bermacam-macam. Berdasarkan struktur dan fungsi jaringan dewasa dibedakan atas empat, yaitu :
a.    Jaringan Penutup (pelindung)
Jaringan penutup disebut juga epidermis. Epidermis merupakan lapisan sel-sel paling luar dan menutupi permukaan badan, bagian-bagian bunga, buah, biji serta batang dan akar. Jaringa epidermis juga berfungsi untuk mengurangi kehilangan air.
b.    Jaringan Dewasa (parenkim)
Jaringan parenkim, dijumpai pada kulit batang, kulit akar, daging, daun, daging buah dan endosperm. Bentuk sel parenkim bermacam-macam. Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut klorenkim, yang mengandung rongga-rongga udara disebut skelerenkim. Penyimpangan cadangan makanan dan ai oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh jaringan parenkim.
c.    Jaringan penguat (Skelerenkim dan Kolenkim)
Kolenkim dan skelerenkim merupakan jaringan yang berfungsi sebagai jaringan penguat. Kedua jaringan ini dapat berada tersebar diantara jaringan dasar, tetapi dapat pula mengelompok membentuk jaringan yang jelas terpisah.
d.   Jaringan Pengangkut (Floem dan Xilem)
Fungsi utama jaringan buluh tipis (Floem) sebagai penyalur hasil fotosintesis dari daun keseluruh tubuh tanaman. Sedangkan, xilem merupakanjaringan kompleks karena tersusun dari beberapa tipe sel yang berbeda.
B.     Jaringan Hewan
1.    Jaringan epitel
Jaringan ini sebagai jalur lalu lintas transportasi zat. Artinya epitel dapat berfungsi penyerapan zat dalam tubuh, contoh epitel pada jonjot usus. Epitel juga dapat berfungsi untuk mengeluarkan zat dari dalam tubuh.
Menurut haryano (2009), berdasarkan bentuk dan susunannya, jaringan epitel dibedakan menjadi :
a.    Epitel pipih berlapis tunggal, antara lain terdapat pada pembuluh darah, pembuluh limfa, selaput begian dalm telinga, kapsula glomerulus pada ginjal. Fungsinya terkait dengan proses difusa dan filtrasi atau penyaringan.
b.    Epitel pipih berlapis banyak, misalnya jaringan yang melapisi rongga mulut, epidermis, esofagus, vagina, rongga hidung. Fungsinya terkait dengan proteksi atau pelindungan.
c.    Epitel kubus berlapis tunggal, misalnya sel epitel yang melapisi permukaan dalam lensa mata, permikaan ovary atau indung telur, saluran nefron ginjal.
d.   Epitel kubus berlapis banyak, misalnya, jaringan yang membentuk saluran kelenjar minyak dan kelenjar keringat pada kulit.
e.    Epitel silindris berlapis tunggal, misalnya, jaringan yang melapisi permukaan dalam lambung, jonjot usus, kelenjar pencernaan, saluran pernapasan bagian atas. Fungsinya berhubungan dengan sekresi, adsorbsi dan proteksi.
f.     Epitel silindris berlapis banyak, terdapat pada saluran eksresi kelenjar ludah dan kelenjar susu, uretra serta permukaan alat tubuh yang basah.
g.    Epitel silindris berlapis banyak semu (epitel silindris bersilia), terdapat pada saluran eksresi besar, saluran reproduksi jantan, saluran pernapasan. Fungsi berhubungan dengan proteksi atau pelindungan, sekresi dan gerakan zat yang melewati permukaan.
h.    Epitel transisional, merupakan epitel berlapis yang sel-selnya tidak dapat digolongkan berdasarkan bentuknya. Bila jaringan menggelembung, bentuknya berubah. Biasanya membrane dasarnya tidak jelas.
2.    Jaringan Otot
Jaringan otot adalah jaringan yang berperan dalam pergerakan tubuh hewan dan manusia. Jaringan otot terdiri dari sel-sel oto yang dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu sel otot lurk, sel otot polos dan sel otot jantung.
a.       Sel otot lurik
Sel otot ini dinamai sel otot lurik karena miofibrilnya tersusun tidak homogen sehingga membentuk garis-garis lurik pada jaringan otot. Otot lurik berbentuk silinder dengan nucleus yang banyak dengan nucleus terletak di pinggir. Sel otot ini bersifat sadar dan tidak tahan lelah. Otot lurik melekat pada rangka tubuh sehingga sering disebut sebagai otot rangka.
b.      Sel otot jantung
Otot jantung mempunyai struktur yang mirip dengan otot lurik, namun berbeda dalam hal bentuknya seperti bercabang-cabang sehingga nampak sebagai serabut bersel banyak.
c.       Sel otot polos
Sel otot ini dinamai sel otot polos karena memiliki myofibril yang homogen. Bentuk sel otot lurik adalah gelendong dengan satu nucleus ditengahnya. Sel otot polos tidak sadar dan tahan lelah.
3.    Jaringan saraf
Jaingan saraf tersusun atas sel-sel saraf atau neuron. Sel saraf terdiri atas badan sel yang memiliki banyak cabang. Cabang-cabang inilah yang menghubungkan sel saraf yang satu dengan sel saraf yang lainnya sehingga terbentuk jaringan syaraf.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.      Waktu dan Tempat
Hari / tanggal       : Kamis/19 Desember 2013
Pukul                    : 13.30 s/d 15.30
Tempat                 : Lab. Biologi L.3 bagian Timur FMIPA UNM
B.       Alat dan Bahan
1.      Alat :
a.       Mikroskop biologi, 1 buah
2.      Bahan :
a.       Preparat awetan daun dikotil
C.      Prosedur Kerja
1.      Menyiapkan mikroskop di atas meja kerja, dan mengatur pencahayaan pada mikroskop agar dapat digunakan mengamati benda-benda mikroskop dengan baik.
2.      Meletakkan preparat aweta daun dikotil pada mikroskop, serta mengamatinya dengan mikroskop dengan pembesaran 4×10 sehingga terlihat keseluruhan sel-sel yang terdapat pada daun dikotil tersebut.
3.      Dan kemudian pembesaran 10×10 dan sel-sel yang terdapat pada daun dikotil dapat terlihat dengan jelas.
4.      Menggambar hasil pengamatanyang tekah diperoleh pada pengamatan preparat daun dikotil.








BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.      Hasil Pengamatan
1.      Preparat awetan akar monokotil kotil
Tabel 1.1 Gambar hasil pengamatan praktikum dengan gambar pembanding
Gambar hasil pengamatan
Keterangan







Gambar pembanding
keterangan


1.      Epidermis
2.      Cortex
3.      Endodermis
4.      paricycle

2.      Pengamatan jaringan batang monokotil
Tabel 1.2. Gambar hasil pengamatan praktikum dengan gambar pembanding
Gambar hasil pengamatan
Keterangan






Gambar pembanding
Keterangan

1.      Epidermis
2.      Floem
3.      Xilem
4.      Korteks

3.      Pengamatan jaringan daun monokotil
Tabel 1.3. Gambar hasil pengamatn praktikum dengan gambar pembanding
Gambar hasil pengamatan
Keterangan











Gambar pembanding
Keterangan



1.       Epitel atas
2.        
4.      Pengamatan jaringan akar dikotil
Tabel 1.3. Gambar hasil pengamatn praktikum dengan gambar pembanding
Gambar hasil pengamatan
Keterangan











Gambar pembanding
Keterangan


1.       Lapisan piliferous
2.       Endodermis
3.       Perisikel
4.       Floem
5.       Pembuluh
6.       Xilem
7.       Kambium
8.       korteks
5.      Pengamatan jaringan batang  dikotil
Tabel 1.3. Gambar hasil pengamatn praktikum dengan gambar pembanding
Gambar hasil pengamatan
Keterangan











Gambar pembanding
Keterangan


1.       Epidermis
2.       Korteks
3.       Floem
4.       Kambium
5.       Xylem
6.       inti

6.      Pengamatan jaringan daun dikotil
Tabel 1.3. Gambar hasil pengamatn praktikum dengan gambar pembanding
Gambar hasil pengamatan
Keterangan











Gambar pembanding
Keterangan


1.       Epidermis atas
2.       Palisade
3.       Xilem
4.       Ruang udara
5.       Spons
6.       Floem
7.       Epidermis bawah


7.      Pengamatan jaringan otot polos
Tabel 1.3. Gambar hasil pengamatn praktikum dengan gambar pembanding
Gambar hasil pengamatan
Keterangan











Gambar pembanding
Keterangan






8.      Pengamatan jaringan otot jantung
Tabel 1.3. Gambar hasil pengamatn praktikum dengan gambar pembanding
Gambar hasil pengamatan
Keterangan











Gambar pembanding
Keterangan




9.      Pengamatan jaringan otot lurik
Tabel 1.3. Gambar hasil pengamatn praktikum dengan gambar pembanding
Gambar hasil pengamatan
Keterangan











Gambar pembanding
Keterangan







10.  Pengamatan jaringan mammal skin
Tabel 1.3. Gambar hasil pengamatn praktikum dengan gambar pembanding
Gambar hasil pengamatan
Keterangan











Gambar pembanding
Keterangan







B.  PEMBAHASAN
1.      Preparat awetan akar monokotil
Pembesran hasil pengamatan pada preparat awetan akar monokotil 4×10 dapat terlihat beberapa jaringan penyusun batang tumbuhan monokotil yaitu epidermis, floem, xylem, parenkim. Jaringan epidermis pada hal ini berfungsi sebagai jaringan pelindung atau organ yang lain di dalam tubuh tumbuhan.. jaringan perenkim merupakan jaringan yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan dan pembuatan makanan.
             Ciri utama perenkim memiliki dinding sel yang tipis dan lentur. Di dalam sel parenkim, terdapat pembuluh pengangkat xylem dan floem. Xilem berfungsi untuk pengangkut air dan larutan dari dalam tanah (unsur hara) dari akar ke daun. Sedangkan floem, berfungsi sebagai penyalur hasil fotosintesis dari daun keseluh tubuh tanaman.
2.      Preparat awetan batang monokotil
                        Pada tumbuhan monokotil juga terdapat meristem perifer. Meristem perifer merupakan bagian meristem yang berkembang menjadi batang berisi xilem dan fl oem. Lapisan epidermis batang tumbuhan dikotil memiliki dinding sel yang lebih tebal dibandingkan tumbuhan dikotil. Pada lapisan epidermisnya terdapat stomata dan buku-buku. Di bawah epidermis terdapat korteks. Korteks tersusun dari sel-sel sklerenkim. Korteks tumbuhan monokotil, korteks merupakan kulit batang. Kulit batang berfungsi mengeraskan bagian luar batang.
Setelah korteks, lapisan berikutnya ialah stele. Tumbuhan monokotil memiliki batas korteks dan stele yang tidak jelas. Di dalam stelenya terdapat berkas pengangkutan. Berkas pengangkutan tersebut tersebar pada empulur dan letaknya berdekatan dengan kulit batang. Sarung sklerenkim mengelilingi seluruh berkas pengangkut. Tipe berkas pengangkutannya dinamakan kolateral tertutup, sebab di antara xilem dan fl oemnya tidak ditemui kambium. Akibatnya, tumbuhan monokotil tidak bisa tumbuh secara sekunder.
3.      Preparat awetan daun monokotil
Pada daun monkotil mempunyai jaringan yang terdiri dari jaringan epidermis,epidermis terdri dari epidermis abaxial atau epidermis bawah dan epidermis adaxial atau epidermis bawah,pada epidermis bagian atas biasanya terdapat kutikula yang berfungsi untuk mencegah daun kehilangan banyak air dan melindungi jaringan yang berada diatas nya.
Epidermis daun terdapat di permukaan atas dan permukaan bawah. Umumnya terdiri atas selapis sel, tetapi ada juga yang memiliki epidermis ganda seperti pada daun Ficus sp., daun Nerium sp., dan daun Piper sp.. Jumlah lapisan epidermis bagian atas biasanya lebih banyak daripada permukaan bawah. Dinding sel epidermis daun mengalami penebalan yang tidak merata.
 Dinding sel yang menghadap keluar umumnya berdinding. Struktur anatomi daun. lebih tebal dan terdiri atas kutin. Penebalan kutin ini membentuk suatu lapisan kutikula yang tipis ataupun tebalnya bergantung pada jenis tumbuhan serta tempat hidupnya. Pada beberapa jenis tumbuhan, selain adanya lapisan kutikula pada daunnya juga terdapat lapisan Jilin. Sel-sel epidermis daun tidak mengandung kloroplas, kecuali pada sel penutup stomata. Derivat epidermis yang ditemukan pada daun antara lain stomata, trikoma, sel litokis, dan sel kipas. Stomata dapat tersebar merata di seluruh permukaan daun, tersusun menurut alur-alur tertentu, atau terdapat pada bangunan khusus yang menonjol dari permukaan daun. Stomata berfungsi sebagai jalan bagi pertukaran gas pada tubuh tumbuhan dan sebagai pengatur besarnya transpirasi. Selain itu ada juga jaringan dasar atau jaringan mesofil sebagai yang terletak di antara epidermis atas dan epidermis bawah serta di antara berkas pengangkut.mesofil merupakan daerah utama tempat fotosintesis,pada kebanyakan tumbuhan dikotil msofil terdiferensiasi menjadi jaringan parenkim palisade atau jringan tiang dan parenkim spons atau jaringan tiang   Pada daun dorsiventral, jaringan tiang hanya terdapat di bagian atas daun. Pada daun isobilateral, jaringan tiang terdapat di kedua permukaan daun.Sel-sel penyusun jaringan tiang bentuknya silindris, tegak pada permukaan daun, selapis atau lebih, rapat satu sama lain, dan mengandung banyak kloroplas. Jaringan tiang berfungsi untuk menangkap cahaya sehingga kepadatan jaringan tiang bergantung pada intensitas cahaya. Daun yang menerima cahaya langsung akan memiliki jaringan tiang yang lebih padat dan rapat dibandingkan daun pada tempat teduh.
Jaringan bunga karang tersusun oleh sel-sel yang tidak teratur, berdinding tipis, lepas, mengandung kloroplas meskipun lebih sedikit daripada jaringan tiang, dan memiliki ruang antarsel yang besar sehingga terjadi pertukaran gas dengan mudah karena berhubungan dengan lubang stomata.
4.      Preparat awetan akar dikotil
Akar tumbuhan Dikotil tersusun oleh bermacam-macam jaringan dengan fungsi tertentu. Macam jaringan pada akar Dikotil, letak, dan fungsinya adalah sebagai berikut :
1.         Epidermis atau eksodermis akar tumbuhan dikotil
letak epidermis akar ini di bagian terluar akar. Fungsi Epidermis atau eksodermis akar tumbuhan dikotil  = Jalan masuk air dan garam mineral.
2.         Korteks akar tumbuhan dikotil
letak korteks akar akar ini didaerah di sebelah dalam epidermis.  Fungsi korteks akar tumbuhan dikotil  = tempat menyimpan cadangan makanan.
3.      Endodermis akar tumbuhan dikotil
Letak Endodermis akar ini dilapisan sebelah dalam korteks dan di luar perisikel. Fungsi Endodermis akar tumbuhan dikotil  = Mengatur masuknya air tanah ke dalam pembuluh. Menyimpan zat makanan.
4.      Perisikel akar tumbuhan dikotil
letak Perisikel akar ini disebelah dalam lapisan endodermis.  Fungsi Perisikel akar tumbuhan dikotil  = Membentuk cabang akar dan kambium gabus.
5.      Xilem akar tumbuhan dikotil
letak Perisikel akar ini dibagian tengah akar.  Fungsi Xilem akar tumbuhan dikotil  = Mengangkut air dan garam mineral dari tanah menuju daun.
6.      Floem akar tumbuhan dikotil
letak Perisikel akar ini di antara jari-jari yang dibentuk oleh xilem.
Fungsi Perisikel akar tumbuhan dikotil  = Mengangkut zat makanan yang dibuat daun menuju ke seluruh bagian tumbuhan.
7.    Empulur akar tumbuhan dikotil
Letak Perisikel akar ini dibagian tengah. Di antara bangunan bentuk bintang di dalam xilem. Fungsi Perisikel akar tumbuhan dikotil  = Menyimpan makanan cadangan.
5.      Preparat awetan batang dikotil
Seperti halnya akar, batang juga tersusun atas berbagai jaringan, yaitu jaringan epidermis, jaringan dasar, dan jaringan pembuluh. Jaringan dasar tersusun oleh korteks, sedangkan jaringan pembuluh terdapat berkas vaskuler yaitu xilem dan floem 1. Karena itu, batang memiliki beragam fungsi bagi tumbuhan. Namun, berbagai lapisan ini juga mempunyai beragam ciri khas. Jaringan epidermis pada batang memiliki ciri yang sama seperti jaringan epidermis pada akar. Misalnya, sel yang tipis dan tersusun rapat serta berkutikula pada akar dan batang. Selain itu, batang memiliki kemampuan tumbuh, baik secara sekunder maupun primer. Pertumbuhan sekunder batang terjadi pada jaringan epidermis. Sedangkan pertumbuhan primer terjadi pada tunas terminal (ujung batang) tepatnya pada meristem apikal. Fungsi jaringan epidermis pada batang juga sama dengan jaringan epidermis pada akar yaitu melindungi jaringan yang ada di dalamnya. Epidermis batang ini juga dapat pecah. Pecahnya epidermis batang mengakibatkan jaringan kambium gabus (folagen) terisi dengan gabus. Bagian ini disebut lenti sel. Fungsi lenti sel adalah sebagai tempat pertukaran gas dan penguapan (transpirasi). Lapisan penyusun batang selanjutnya adalah jaringan dasar. Di dalam jaringan ini terdapat korteks. Korteks pada batang meliputi dua macam jaringan, yakni jaringan korteks luar dan korteks dalam. Sel kolenkim dan sel parenkim adalah penyusun korteks luar. Korteks dalam hanya disusun dari sel-sel parenkim saja. Korteks dalam (endodermis) dimiliki oleh semua tumbuhan. Namun sebaliknya, tidak semua tumbuhan memiliki korteks luar. Ada satu ciri khas yang dimiliki tumbuhan biji terbuka terkait lapisan korteks. Pada korteksnya terdapat seludang pati (sarung tepung) yaitu lapisan yang berisi pati. Setelah korteks, tubuh tumbuhan tersusun oleh jaringan pembuluh. Di dalam jaringan pembuluh terdapat stele atau silinder pusat. Pada tumbuhan dikotil, stele terletak di sebelah dalam korteks atau sebelah dalam endodermis. Sementara, lapisan terluarnya disebut perisikel atau perikambium. Di sebelah dalam korteks terdapat empulur dan berkas pengangkut. Pada berkas pengangkutan ini terdapat xilem dan floem. Sementara, di tengah stele terdapat empulur. Empulur juga ada di antara xilem dan floem. Bentuknya seperti jari-jari, disebut jari empulur. Selain itu, di antara xilem dan floem juga terdapat kambium. Oleh karena itu, berkas pengangkutannya disebut berkas kolateral terbuka. Kambium memiliki dua bagian, yakni kambium vaskuler dan kambium intravaskuler. Bagian kambium yang berada di antara xilem dan floem berasal dari prokambium disebut kambium vaskuler. Sedangkan kambium di luar xilem dan floem yang berasal dari sel-sel parenkim disebut kambium intravaskuler.
6.      Preparat awetan daun dikotil
Epidermis, Permukaan daun tertutup oleh epidermis yang terdiri dari epidermis atas dan epidermis bawah. Pada bagian atas epidermis terdsapat kutikula yang merupakan diferensiasi dari epidermis, kutikula tebal berfungsi untuk mencegah transpirasi berlebihan dan melindungi dari luka. 
Epidermis atas tediri dari lapisan dan tidak terdapat stoma. Pada epidermis bawah hanya terdiri satu lapisan dan dilengkapidengan stomata kriptofor yang dijaga oleh sel penjaga berbentuk ginjal. Sel penjaga mendukung kloroplas. Stomata pori-pori terbuka ke dalam rongga sub stomata dalam mesofil untuk memfasilitasi pertukaran gas.
Mesofil
Mesofil pada Nerium oleander terdiri dari sel parenkim palisade yang bentuknya memanjang dengan ukuran yang sama tampak seperti batang yang terssusun dalam deretan sehingga tidak terdapat rongga antar sel. Sel parenkim palisade tersusun atas satu lapisan yang terletak di bawah epidermis multilateral. Sedangkan parenkim spons bentuk dan ukurannya berbeda, letaknya tidak beraturan sehingga terdapat ronggan anatarsel satu dengan yang lainnya. Sel-sel dari jarinagn disekitar vena yang kompak diatur untuk memberikan kekuatan mekanik. Sel-sel ini juga menyimpan makanan dalam bentuk pati dan protein. 
 Berkas Pengangkut
Pada Nerium oleander mempunyai pertulangan daun menyirip dengan tulang daun yang ukurannya berbeda, tergantung pada tingkat percabangannya. Pertulangan sejajar ini saling berhubungan dengan ikatan yang sangat tipis dan tersebar melewati bagian tengah daun dan membentuk ibutulang, dan disini bercabang menjadi tulang daun yang lebih kecil yang tersebar diseluruh helaian daun. Tulang daun yang lebih ingan parenkim yang kecil dibentuk oleh jaringan parenkim yang miskin kloroplas dan jaringan penyokongnya berupa kolenkim. Oleh karena itu tulang dsaun yang besar tidak mempunyai kontak langsung dengan mesofil.
7.      Preparat awetan otot polos
Otot polos, inti selnya terletak ditengah, sel-selnya berbentuk kumparan halus, bekerja secara otonom biasa ditemukan pada saluran pencernaan, dinding lambung, dinding pembuluh darah, ginjal , hati dan limfa.
8.      Preparat awetan otot lurik
Otot lurik, mempunyai banyak inti sel yang tersebar ditepi, tidak memiliki percabangan, bekerja di bawah kesadaran, cara kerjanya cepat dan tidak mudah lelah.
9.      Preparat awetan otot jantung
Otot jantung, mempunyai serabut-serabut seperti halnya otot lurik, tetapi memiliki percabangan yang berbentuk sinsitiun.
10.  Preparat awetan mammal skin
Jaringan mammal skin, atau kulit mamalia ini memiliki karakteristik seperti bernukleus dan tidak berkeratin pada lapisan dalam, sedangkan berkeratin (tanduk) dan bernukleat pada lapisan luar. Lapisan keratin membuat sel kering seperti sisik. Berlapis epitel skuamosa berbentuk datar dengan inti di tengah. Sel kompak, rapat, dan berlapis, berfungsi untuk melindungi jaringan epitel di bawahnya.


















BAB V
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sel merupakan bagian terkecil dari mahkluk hidup. Sedangkan jaringan merupakan kumpulan sel yang berhubungan erat satu dengan yang lain dan memiliki struktur fungsi yang sama.
       Jaringan penyusun sel darah terdiri atas eritrosit, limfosit, monosit, leukosit, neutrofit, dan basofit. Sedangkan jaringan yang penyusun tumbuhan terdiri atas jaringan muda (meristem), jaringan dewasa yang terdiri dari jaringan pelindung (epidermis), jaringan parenkim, jaringan pengangkut dan jaringan gabus.
B.  Saran
Adapun saran kepada praktikan yaitu agar memperhatikan dan memahami stuktur dan macam-macam jaringan yang menyusun hewan dan tumbuhan.















DAFTAR PUSTAKA
Abercombie, M. 1993. Kamus lengkap biologi. Jakarta: Erlangga.
Campbell, A Nell. 2008. Biologi edisi kedelapan. Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Haryono, setjo. 2009. Jaringan Hewan. http://www.google.com/url.files. wordpress.com/Jaringan-hewan.pdf. diakses pada tanggal 27 Desember 2013. Makassar.
Setjo, Susetryoadi.2004. (Common Textbook) Anatomi Tumbuhan. Malang: Jurusan Biologi FMIPA UN Malang.
Tim Penyusun Biologi Umum. 2013. Penuntun Praktikum Biologi Dasar. Jurusan FMIPA UNM. Makassar.




















PERTANYAAN
1.        Bagaimana bentuk sel otot polos, dimana letaknya, berapa banyak inti dalam setiap sel?
Jawab:
Otot polos berbentuk seperti gelendong, terletak di rongga tubuh seperti saluran pernapasan, kantung kemih, organ reproduksi, pembuluh darah dan saluran pernapasan. Jumlah inti dalam setiap sel yaitu satu yang terletak di tengah.

2.        Kumpulan serabut sel otot lurik disebut apa, berapa banyak inti pada setiap serabut?
Jawab:
Kumpulan serabut pada sel otot lurik disebut vasilulum dan jumlah inti pada serabut itu banyak yang terletak di bagian tepi.

3.        Apa perbedaan mendasar antara sel otot polos, otot lurik dan otot jantung yang anda temukan?
Jawab:
Otot polos berbentuk gelendong dan memiliki satu inti, otot lurik berbentuk silinder dan memiliki banyak inti, dan otot jantung berbentuk serabut yang berhubungan satu sama lain dan mamiliki satu atau dua inti.

4.        Apa yang disebut lamella, lakuna dan kanalikuli?
Jawab:
a.       Lamella merupakan endapan garam mineral yang berbentuk melingkar dalam satu tulang.
b.      Lacuna merupakan tempat melekatnya osteosit (sel tulang) dan matriks tulang.
c.       Kanalikuli merupakan saluran-saluran kecil yang menghubungkan antara lacuna yang berisi sitoplasma untuk transfer nutrisi.
5.        Apa fungsi saluran Haverst ?
Jawab :
Fungsi dari saluran Havers yaitu sebagai tempat cadangan makanan yang berfungsi dalam pembentukan tulang.



























1 komentar:

  1. The Perfect Casino: Top Offers & Bonuses at
    The Best Casino Offers. Casino https://septcasino.com/review/merit-casino/ Bonuses & Promotions. With an emphasis on casino games, 메이피로출장마사지 the gambling industry is apr casino expected septcasino to explode https://febcasino.com/review/merit-casino/

    BalasHapus