HALAMAN PENGESAHAN
Laporan
lengkap praktikum Biologi Dasar dengan judul “Anatomi Hewan Vertebrata”, disusun oleh :
Nama : Cinta Wulandasari
Nim :
1316042045
Kelompok : III
Kelas : Pendidikan IPA
Telah
diperiksa dan dinyatakan diterimah oleh asisten dan koordinator asisten.
Makassar, Januari
2014
Koordinator Asisten Asisten


NIM
: 1114040004
Mengetahui,
Dosen
Penanggung Jawab

NIP : 198510102008121004
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Setiap mahkluk hidup organ-organ dan sistem organ
yang penyusun tubuhnya. Organ-organ
dalam tubuh makhluk hidup ini bekerja sama dalam membentuk sistem organ, tidak
terkecuali dengan hewan vertebrata. Organ merupakan bagian yang menyusun tubuh
makluk hidup. Organ hewan vertebrata ini pada hakekatnya memilki tulang
belakang.
Dalam kehidupan makhluk hidup terdiri atas berbagai jenis
yang biasanya dibedakan dari klasifikasinya. Salah satunya adalah anatomi atau
bentuk tubuh atau organ makhluk hidup. Pada kenyataannya, anatomi setiap jenis
makhluk hidup itu mempunyai perbedaan dan juga persamaan. Anatomi makhluk hidup
dapat dibagi secara garis besar yaitu anatomi tumbuhan dan anatomi hewan. Pada
anatomi hewan dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu anatomi hewan
bertulang belakang (vertebrata) dan anatomi hewan tak bertulang belakang
(invertebrata). Secara tidak langsung melalui pangertian atau penjabaran
tersebut dapat diketahui bahwa anatomi hewan vertebrata mempunyai tulang
belakang dan organ-organ penyusunnya.
Dengan semakin majunya teknologi pada saat sekarang ini,
manusia dapat mengetahui apa yang menyusun tubuh makhluk hidup itu. Maka
dikembangkanlah ilmu yang mempelajari tentang hal tersebut, sehingga memudahkan
kita memahami hal spesifik melalui apa yang telah diteliti dan dikembangkan
oleh para ilmuwan. Sehingga, dengan mudahnya manusia sekarang mengamati segala
jenis organisme atau makhluk hidup.
Organ tubuh
makhluk hidup umumnya kebanyakan tak terlihat maka perlunya diadakan sebuah percobaan untuk mengamati bagian-bagian
organ yang tersembunyi di bagian dalam tubuh makhluk hidup. Untuk itu di adakan
pengamatan anatomi hewan vertebrata. Pada pengamatan hewan vertebrata yang akan
dilakukan, maka kita menggunakan katak sawah atau Rana cancanivora. Katak sawah dijadikan sampel pada
percobaan ini tentu dengan alasan karena katak bisa memberikan gambaran umum
organ-organ utama pada hewan vertebrata.
Dimana pada umumnya, hewan vertebrata dan hewan
invertebrata tersusun dari berbagai organ dan sistem organ yang saling
mendukung dan bekerja sama untuk melangsungkan fungsi dan aktivitas hidup.
Melalui oraktikum unit anatomi hewan vertebrata ini, kita akan mengetahiu
bentuk, warna, dan letak organ serta hubungannya dengan sistem organ.
B. Tujuan
Praktikum
Mahasiswa dapat mengenali bentuk, warna, dan letak organ
serta hubungannya dengan organ lain pada suatu sistem organ.
C. Manfaat
praktikum
1.
Mahasiswa
dapat mengetahui bentuk, warna, dan letak organ serta hubungannya dengan organ
lain pada suatu sistem organ.
2.
Mahasiswa
dapat mengamati dan mengenali organ-organ yang menyusun sistem organ pada hewan
vertebrata khususnya katak.
3.
Mahasiswa
dapat mengetahui hubungan organ dengan organ lain pada suatu sistem organ hewan
vertebrata khususnya katak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Organ
merupakan suatu kesatuan yang menyusun tubuh makhluk hidup yang memiliki pranan
penting bagi tubuh makluk hidup. Tubuh hewan terdiri dari berbagai organ tubuh.
Organ-organ yang bekerja sama dalam melakukan fungsi yang lebih tinggi
membentuk sistem organ. Anatomi katak dapat memberikan gambaran umum organ-organ
utama pada hewan vertebrata (Tim Penyusun, 2013).
Hewan
yang tergolong vertebrata merupakan hewan yang bertulang belakang yang memiliki
sistem dalam tubuhnya yang lebih kompleks. Seperti halnya dengan manusia, hewan
vertebrata juga memiliki organ tubuh yang hampir sama dengan manusia.
Organ-organ tersebut saling bekerja sama dengan melakukan fungsi yang lebuh
tinggi membentuk sistem organ ( Pagarra, 2004 ).
vertebrata
masih mempertahankan karakteristiknya chordata primitif tetapi memiliki
spesialisasi tambahan, yaitu ciri-ciri diturunan dan dimiliki bersama yang
membedakan subfilum ini dari chordata invertebrate. Banyak ciri-ciri yang
membedakan vertebrata-vertebrata ini terkait dengan ukuran besar dan gaya hidup
yang aktif. Tengkorak vertebrata dan otak (yang merupakan ujung anterior tali
saraf dorsal berlubang yang membesar), bersama-sama dengan mata, telinga, dan
hidung. Merupakan bukti-bukti ciri evolusi penting pada vertebrata dengan derajat
sefalisasi yang tinggi, pemusatan perkakas sensoris dan peralatan saraf di
dalam kepala ( Campbell, 2008 )
Vertebrata
pertama di darat adalah anggota kelas amphibia. Saat ini kelas tersebut
diwakili kurang lebih 4000 spesies katak, salamander, dan caecilian (makhluk yang bertungkai yang membuat lubang untuk sarang di hutan tropis dan danau air
tawar). Fosil amphibian tertua disimpulkan berasal dari akhir masa Devon,
sekitar 365 juta tahun silam. Kemungkinan sebagian besar hewan-hewan amfibia
pertama merupakan hewan aquatic, yang kadang-kadang mengembara ke dart untuk
menghindari ikan karnivora atau mengeksploitasi makanan yang berlimpah
(serangga dan invertebrata lainnya), yang mendahului amfibia hidup di darat. Banyak
amfibia masa Karboniferus sangat menyerupai reptilian. Beberapa diantaranya
mencapai 4 m. Karena amfibia merupakan satu-satunya vertebrata di darat pada
akhir masa Devon dan awal masa Karboniferus. Terdapat tiga orde pada masa
amfibia yang masih hidup saat ini yaitu Urodela (“berekor”-salamander), Anura
(“tidak berekor”-katak) dan Apoda (“tak berkaki” caecilian) (Campbell, 2008).
Amphibia
berarti dua kehidupan, yang mengacu kepada metamorphosis banyak jenis katak.
Kecebong, yang merupakan tahapan larva dari seekor katak ataupun kodok, umumnya
adalah herbivore aquatic dengan insang, system gurat sisi yang mirip ikan, dan
ekor panjang yang bersirip. Selama metamorfosis yang berakhir dengan kedua,
kaki berkembang, insang dan sistem gurat sisi menghilang. Tetropoda muda dengan
paru-paru untuk bernafas, sepasang gendang telinga eksternal, dan sistem
pencernaan yang diadaptasikan untuk mengkomsumsi makanan sebagai karnivora,
merangkak ke tepian dan memulai kehidupan di darat. Banyak amphibia
memperlihatkan perilaku sosial yang kompleks dan beraneka ragam, khususnya
selama musim kawin. Katak umumnya merupakan makhluk hidup yang diam, tetapi
banyak spesies yang mengeluarkan suara-suara umtuk memanggil pasangan kawin
selama musim kawin. Jantan bisa bersuara keras untuk mempertahankan daerah
kawin atau untuk menarik betina (Radiopoetra, 1999).
Menurut
Tim Pengajar (2013), tubuh hewan vertebrata terdiri atas sepuluh sistem organ,
yaitu :
1.
Sistem
Ibtegument (kulit)
Pada umumnya terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan epidermis
(bagian luar) yang dapat menanduk, dan lapisan dermis (bagian dalam) yang
mengandung pembuluh darah akhir dan badan sel saraf ( Reseptor).
2.
Sistem
Rangka ( Skelet )
Fungsi utama sistem organ ini yaitu untuk memperkuat
tubuh serta melindungi bagian-bagian yang lemah dari tubuh makhluk hidup
khususnya dalam hal ini yaitu hewan vertebrata.
3.
Sistem
Otot
Fungsi dari sistem organ ini yaitu melakukan kontraksi
yang mengakibatkan terjadinya gerak atas perintah dari saraf pusat.
4.
Sistem
pencernaan
Sistem ini berfungsi untuk menghaluskan makanan, baik
dari segi ukuran maupun penyederhanaan molekul sehingga zat makanan dapat
diserap oleh tubuh.
5.
Sitem
Respirasi
Dalam sistem respirasi ini, di dalam organ pernafasan
terjadi pertukaran gas, yaitu pengambilan oksigen dan pengeluaran atau
pembebasan karbondioksida.
6.
Sistem
Peredaran (sirkulasi)
Pada hewan vertebrata, sistem peredarannya tertutup, yang
dibangun oleh jantung sebagai organ utamanya, sertapembuluh dara arteri dan
vena.
7.
Sistem
Pengeluaran (Ekskresi)
Sistem ini berfungsi untuk membuang limbah hasil,
metabolisme yang bersifat racun. Semakin tinggi tingkatan makhluk hidup, maka
semakin kompleks pula organ ekskresinya.
8.
Sistem
Perkembang Biakan (reprosuksi)
Sistem ini berfungsi untuk mengahasilkan sel-sel kelamin
dan hormon yang berkaitan dengan reproduksi.
9.
Sistem
Saraf
Sistem saraf bersama dengan sistem endokrin berfungsi
koordinasi tubuh hewan. Sistem saraf terdiri atas sistem saraf pusat dan sistem
saraf tepi (perifer).
10.
Sistem
Endokrin (hormon)
Sistem ini berfungsi untuk menghasilkan hormon yang
membantu dalam sistem koordinasi, yang meliputi hyposis, kelenjar thyroid dan
parathyroid, kelenjar adrenal, kelenjar pankreas, kelenjar kelamin (testis dan
ovarium) dan kelenjar epifise.
BAB III
METODE
PRAKTIKUM
A. Waktu
dan Tempat
Hari
/ tanggal : Kamis, 03 januari 2013
Pukul : 13.30-15.30
Tempat : Lab. Biologi L.3 bagian Timur
FMIPA UNM
B. Alat
dan Bahan
1.
Alat
:
a.
Botol
pembunuh
b.
Papan
seksi
c.
Alat
bedah
1.
Jarum
2.
Pentul
3.
Skalpel
d.
Alat
tulis menulis
2.
Bahan
:
a.
Katak
sawah
b.
Kapas
c.
Kloroform
/ eter (pembius)
C. Prosedur
Kerja
1.
membius
katak dengan mengambil segumpal kapas dan membasahinya dengan eter/kloroporm,
lalu memasukkan kedalam botol pembunuh. Setelah itu memasukkan pula katak sawah
( Rana cancarivora) dan segera
menutup rapat tutupnya sampai katak terbius.
2.
Mengeluarkan
katak yang stelah terbius dan menutup kembali botol pembunuh tersebut.
3.
Mengamati
bagian tubuh luar tubuh katak dan menggambarnya.
4.
Meletakkan
katak di atas meja bedah dengan bagian perut menghadap keatas, dan memaku jarinya
dengan jarum pada lilin sehingga tidak mudah goyang.
5.
Menjepit
membujur perut dekat paha dengan menggunakan pinset, dan menggunting melintang
kulit dibawah pinset sehingga membentuk celah pada kulit perut.
6.
Setelah
itu, masukkan ujung gunting dan menggunting kulit perut mengarah vertikal
sampai guntik tertumbuk. Dan menggunting pula kulit bagian paha dan perut
bagian kiri dan kanan, serta menusuk kulit tersebut dengan menggunakan pentul.
7.
Menjepit
otot perut menggunakan pinset dan mengguntingnya secara melintang hingga
membentuk celah. Lalu, mengguntingnya kembali sampai pangkal paha agar semua
organ-organ tubuh katak terlihat.
8.
Membuat
rongga perut dan mengamati semua organ yang menyusun tubuh katak.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan
1.
Gambar
katak dorsal
Tabel 1.1. gambar hasil pengamatan praktikum dengan
gambar pembanding
Gambar hasil pengamatan
|
Gambar pembanding
|
keterangan
|
![]() |
![]() |
1.Mulut
2.Mata
3. Tympanum
4. Jari-jari
tangan
5. Lengan
6. Punggung
7. Paha
8. jari-jari
kaki
9. Hidung
|
2.
Gambar
Katak Sentral
Tabel 1.2. Gambar hasil pengamatan praktikum dengan gambar
pembanding
Gambar hasil pengamatan
|
Gambar Pembanding
|
Keterangan
|
![]() |
![]() |
1. Mulut
2. Jari-jari tangan
3. Lengan
4. Perut
5. Paha
6. Jari-jari kaki
|
3.
Gambar
Anatomi Katak
Tabel 1.3. Gambar hasil pengamatan praktikum dengan gambar
pembanding
Gambar hasil pengamatan
|
Gambar pembanding
|
Keterangan
|
![]() |
![]() |
1.
Celah mulut
2.
Jantung
3.
Hati
4.
Usus halus
5.
Sel telur
6.
Usus besar
|
4.
Gambar
Organ Tubuh Katak
Tabel 1.3. Gambar hasil pengamatan praktikum dengan gambar
pambanding
Gambar hasil pengamatan
|
Gambar pembanding
|
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan bagian tubuh katak sawah
(Rana cancarivora) tampak jelas bagian-bagian luarnya yaitu kepala, extemitas
anterior (kaki depan) dan exterimitas posterior (kaki belakang) dilengkapi
dengan selapuk renang (membaran natatoria).
Pada daerah kepala akan mampak adanya lubang hidung,
celah mulut jika akan dibuka akan nampak rongga mulut, organ penglihatan yang
dilindungi selaput tipis yang dapat digerakkan (membarane nictitans) dari bawah
ke atas, kelopak mata atas dan kelopak mata bawah. Setelah celah mulut dibuka
maka akan nampak rongga mulut yang dibentuk oleh rahang atas dan rahang bawah.
Di dalam rongga mulut terdapat :
1.
Lubang
hidung dalam
2.
Gigi-gigi
yang bentuknya sama
3.
Palatum
( langit-langit)
4.
Pada
sudut kiri-kanan terdapau lubang yang berhubungan dengan membrane tympany yaitu
osteru tuba auditiva,
5.
Aditus
pharyngeum yaitu lubang yang menutup saluran cerna,
6.
Aditus
larynges ( lubang rima glotidis) menuju saluran pernafasan.
7.
Lingua
bifida yang enggulung ke balakang karena pangkal lidah di ujung mandibulla.
Setelah kulit
dibuka melalui daerah perut akan di bawah saccus limphaticus terdapat otot-otot
sebagai berikut, pada bagian dorsal akan nampak musculus dorsalis scapulae,
latisimus dorsi dan longisimus dorsi sedangkan pada daerah ventral akan nampak
musculus: submandibularis, pectoralis, rectus abdomonis, obliqus abdominis.
Pada extremitis yampak musculus femoralis (paha) dan gastrocnemius (betis).
Pada sistem
pernafasan katak, katak mengambil udara dengan mengendurkan otot bagian bawah,
kemudian otot tersebut berkontraksi sehingga udara masuk ke dalam rongga mulut.
Setelah itu, udara masuk kedalam paru-paru dan terjadilah pertukaran gas.
Kontraksi otot hiodeus dan otot perut sehingga rongga perut mengecil dan udara
keluar melalui koane.
Sedangkan,
pada sistem pencernaan dan ekskresi pada katak, makanan masuk melalui rongga
mulut dan masuk ke lambung melalui kerongkongan. Membunuh mangsa dan
kuman-kuman penyakit mengingat mangsa katak adalah serangga yang mungkin masih
hidup ketika ditelan. Di dekat lambung, menempel pencreas yang berwarna kuning
dan berfungsi megahasilkan enzim untuk mencerna makanan. Setelah itu,
makanan-makanan tersebut diproses di usus. Serta, hasilnya yang berupa
sisa-sisa makanan dikeluarkan melalui kloaka.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa jaringan merupakan kumpulan dari beberapa jaringan untuk melakukan
funsi tertentu di dalam tubuh sedangkan sistem tubuh adalah gabungan dari
organ-organ di dalam tubuh sedangkan sistem tubuh adalah gabungan dari organ
–organ tubuh yang menjalankan fungsi tertentu.
Katak termasuk dalam kelas amphibia. Sistem peredaran
darah katak berupa sistem peredaran darah tertutup dan peredaran darah ganda.
Katak memiliki saluran pencernaan katak terdiri dari mulut, kerongkongan,
lambung usus, dan saluran pencernaan katak terdiri dari mulut, kerongkongan,
lambung usus, dan kloaka. Alat pernapasan pada katak berupa paru-paru, kulit,
dan insang. Katak mempunyai alat ekskresi utama pada katak adalah sepang ginjal
(opistonefros) yang terletak di kanan dan kiri tulang belakang. Sedangkan,
reproduksi pada katak terjadi secara eksternal dan cara ovipar dengan perilaku
ampleksus. Ovum yang telah dibuahi oleh sperma akan berkembang menjadi berudu
dan mengalami metamorfosis sehingga menjadi katak dewasa.
B. Saran
Adapun saran kepada praktikan yaitu agar memperlihatkan
dan memahami cara-cara pembedahan katak dan mengetahui bagian-bagian organ
tubuh katak.
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell, A Nell. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Pagarra, Halifah. 2004. Struktur Hewan. Jurusan Biologi
FMIPA UNM. Makassar.
Radiopetra. 1999. Zoologi. Erlangga. Jakarta.
Tim Penyusun Biologi Umum. 2013. Penuntun Praktikum
Biologi Dasar. Jurusan FMIPA UNM. Makassar.
Tim Pengajar Biologi Umum. 2013. Bahan Ajar Biologi Dasar
Bagian Pertama. Jurusan Biologi FMIPA UNM. Makassar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar