HALAMAN PENGESAHAN
Laporan
lengkap praktikum Struktur Perkembangan Hewan dengan judul “Jaringan
Epitel”, disusun oleh :
Nama : Cinta Wulandasari
NIM :
1316042045
Kelompok : I (Satu)
Kelas : Pendidikan IPA
telah diperiksa
dan dinyatakan diterimah oleh asisten dan koordinator asisten.
Makassar, Desember 2014
Koordinator Asisten Asisten
Djumarirmanto, S.Pd M.
Yusran Nur Arief, S.Pd
Mengetahui,
Dosen
Penanggung Jawab
Andi Irma Suryani, S,Pd M,Si
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Setiap makhluk hidup tersusun atas sel yang merupakan
unit fungsional dan herediter terkecil dari makhluk hidup. Makhluk hidup ada
yang tersusun atas satu sel saja yang disebut makhluk hidup uniseluler dan
tersusun atas jutaan bahkan milyaran sel yang disebut makhluk hidup
multiseluler. Makhluk hidup tingkat tinggi yang termasuk dalam kindom hewan dan
tumbuhan tersusun dalam milyaran sel. Sel tersebut dapat bekerja secara
bersamaan sesuai dengan fungsinya masing-masing sehingga makhluk hidup itu
dapat hidup dan melaksanakan aktivitasnya. Jaringan
dasar adalah jaringan yang mendasari terbentuknya organ tubuh yang fungsional.
Histology (histo=jaringan; logos = ilimu) mempelajari struktur jaringan hewan.
Pengertian jaringan dalam hal ini mencakup sel-sel serta bahan antara sel yang
dihasilkan.
Tingkat selanjutnya setelah sel adalah jaringan. Jaringan
adalah sekumpulan sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama. Jaringan
dasar yang menyusun struktur tubuh hewan multiseluler ada empat yaitu jaringan
epitel, jaringan penyokong (yang terdiri dari jaringan ikat, jaringan tulang,
jaringan darah, jaringan adipose, dan jaringan pembuluh limfa), jaringan saraf,
dan jaringan otot.
Jaringan epitel
memiliki macam fungsi, melindungi di bawah dari kerusakan dan mengangkut
zat-zat antar-jaringan atau rongga yang dipisahkan. Selain itu, jaringan epitel
pada saluran pencernaan mengeluarkan berbagai macam enzim. Berdasarkan
strukturnya, jaringan epitel dibagi menjadi Epitel pipih, berbentuk seperti
lapisan pipih, nukleusnya bulat di tengah, Epitel batang (silindris), berbentuk
seperti batang, nukleusnya bulat yang di dasar sel. Jaringan pengikat berfungsi
untuk mengikat atau alat dengan alat lain, membungkus alat-alat dan mengganti
jaringan rusak, untuk menetralkan racun, dan untuk membentuk kerangka
penyokong. Dari penjelasan diatas dapat diketahui pentingnya mempelajari dan
mengkaji jaringan epitel.
Praktikum Struktur
Perkembangan Hewan kali ini ialah mengenai Jaringan epitel yang menyusun tubuh
hewan. Jaringan epitel itu sendiri memiliki berbagai macam bentuk, lapisan, dan
letak, serta fungsinya bagi tubuh. Oleh karena itu, melalui berbagai kegiatan
pengamatan dalam Praktikum Struktur Perkembangan Hewan ini, diharapkan agar Mahasiswa dapat
memperluas pemahamannya terhadap struktur tubuh hewan. Mahasiswa dapat
membedakan ciri-ciri yang dimiliki oleh tiap jenis jaringan epitel, mengetahui
letak jaringan-jaringan epitel tersebut pada tubuh, dan memahami fungsi
masing-masing jaringan epitel tersebut.
B. Tujuan
Praktikum
1.
Mahasiswa dapat mengamati sruktur epitel pipih selapis, bentuk, dan fungsi pada preparat
ginjal dan pancreas.
2.
Mahasiswa dapat mengamati sruktur epitel silindris selapis, dan fungsi pada preparat Esopaghus dan Rumen.
3.
Mahasiswa dapat mengamati sruktur epitel kubus selapis,
dan fungsi pada preparat Glandula pararotyroid dan Tuba fallopi.
4.
Mahasiswa dapat mengamati sruktur epitel berlapis banyak pipih , dan fungsi pada preparat Esopaghus.
5.
Mahasiswa dapat mengamati sruktur epitel berlapis banyak semu, dan fungsi pada preparat trakea.
C. Manfaat
Praktikum
Manfaat
dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengetahui bentuk, stuktur dan fungsi
dari jaringan epitel yang terdaat pada makhluk hidup khususnya manusia dan
hewan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarakan bentuknya
digolongkan oleh jumlah lapisan sel. Sel di permukaan bebas dapat kuboid,
kolumner, atau skuamosa, tergantung apakah epitel memiliki satu atau lebih
lapisan. Epitel sederhana memiliki memiliki selapis tunggal sel, contoh
skuamosa sederhana yang relatif bocor sehingga memungkinkan bahan-bahan
berpindah melewati sel secara duifusi. Epitel dikhususkan untuk fungsi ini
dijumpai melapisi pembuluh darah dan kantung udara paru sedangkan epitel
sederhana dikhususkan absorbsi dan sekresi. Epitel bertingkat atau
berlapis-lapis sel. Jenis epitel ini dapat beregenerasi dengan relatif mudah.
Seiring dengan sel tua terlepas kepermukaan bebas, sel di dekat membran basal
membelah dan mendorong sel baru ke permukaan bebas itu. Epitel yang demikian
ditemukan pada permukaan yang terus menerus terpajan ke keadaan abrasif,
misalnya kulit luar dan lapisan saluran atau rongga tubuh tertentu. Epitel
bertingkat semu tampak bertingkat karena selnya memiliki bentuk yang
bervariasi. Tetapi sebenarnya merupakan selapis tunggal sel (Bresnick,2003).
Jaringan (tissue)
adalah kumpulan sel-sel dengan struktur dan fungsi yang sama. Jenis jaringan
yang berbeda memiliki struktur berbeda yang sesuai dengan fungsinya. Suatu
jaringan disatukan oleh suatu matriks ekstraseluler lengket yang melapisi
sel-sel itu atau menenun mereka bersama-sama menjadi suatu anyaman serat.
Sesungguhnya istilah Jaringan (tissue) berasal dari bahasa Latin yang berarti
“tenunan”. Kita dapat mengelompokkan jaringan ke dalam empat kategori utama
yaitu jaringan epithelium, jaringan ikat, jaringan saraf, dan jaringan otot.
Keempat macam jaringan tersebut ditemukan pada semua hewan kecuali hewan yang
paling sederhana (Campbell, 2002).
Jaringan adalah
kumpulan sel-sel dengan struktur dan fungsi yang sama, jenis jaringan yang
berbeda memilki struktur berbeda sesuai dengan fungsinya. Suatu jaringan
disatukan oleh suatu maktriks ekstraseluler lengket yang melapisi sel-sel itu
atau menenun mereka bersama-sama menjadi suatu anyaman serat. Sesungguhnya
istilah jaringan (tissue) berasal dari bahasa latin yang berarti tenunan. Kita
dapat mengelompokkan jaringan kedalam empat kategori utama : jaringan
epitalium, jaringa ikat, jaringan syaraf dan jaringan otot (Campbell,2003)
Jaringan epitel dibuat
dari sel-sel memadat yang tersususn dalam lapisan pipih. Lapisan ini melapisi
berbagai rongga dan tabung pada tubuh. Jaringan ini juga membentuk kulit yang
membungkus tubuh. Jaringan epitel menjalankan berbagai fungsi. Dalam setiap
kasus fungsi ini mencerminkan kenyataan bahwa epitel selalu terdapat
diperbatasn antar massa sel dan rongga atau ruang. Epitelium kulit melindungi
jaringan dibawahnya terhadap kerusakan karena gesekan mekanis, radiasi
ultraviolet dan serangan bakteri. Jaringan epitel adalah salah satu dari empat
jaringan dasar. Dahulu istilah epitel dipergunakan untuk menyebut selaput
jernih yang berada diatas tonjolan anyaman di penyambung merah bibir (thele
bibir). Istilah kini dipergunakan untuk semua jaringan. Epitel juga berfungsi
dalam mengangjut bahan-bahan dari dan kejaringan dan rongga yang dipisahkannya.
Epitel kolumnar pada saluran pencernaan mengeluarkan enzim-enzim cerna ke dalam
intestine dan juga menyerap produk akahir pencernaan makanan dari padanya.
Semua kelenjar pencernaan pada tubuh dilapisi oleh ephitelium. Epitelium juga
melapisi tabung air dan rongga paru-paru. Epitelium ini mengeluarkan mucus
untuk melindungi dirinya terhadap kekeringan dan untuk menangkap
partikl-partikel debu yang terhirup. Banyak diantara sel-selnya mempunyai silia
dipermukaan “bebas” yang mengatur mucus dengan bawaan bahan asing kembali
keatas sampai leher. Sel-sel kelamin harus dilepaskan dari tubuh agar berfungsi
dalam reproduksi seksual. Jadi kitapun tahu sel-sel tersebut bersal dari
epithelium, dalam hal ini epithelium germinal (Kimball,1992).
Jaringan epitel terdiri
atas sel-sel yang membentuk suatu lapisan bersinambungan yang menutupi permukaan
tubuh atau melapisi ruang–ruang didalam tubuh, biasanya terdapat membran dasar
non seluler yang merupakan alas lapisan sel-sel epitel. Membran ini dihasilkan
oleh sel-sel dan terdiri atas benang protein halus yang terdapat dalam suatu
matriks polisakarida. Sel-sel pada kulit vertebrata biasanya saling dihubungkan
dengan penjurusan. Penjurusan sitoplasma merupakan jembatan-jembatan. Sel
epitel tubuh melindungi sel-sel dibawahnya terhadap luka-luka mekanis,
bahan-bahan kimia, bakteria dan terhadap kekeringan. Lapisan epitel pada dalam
saluran pencernaan menyerap air dan zat makanan untuk keperluan tubuh. Lapisan
ini dan berbagai lapisan lain menghasilkan dan mengeluarkan sejumlah besar
zat-zat. Beberapa diantaranya dipergunakan pada bagian lain tubuh yang
merupakan limbah akan dibuang. Karena seluruh tubuh ditutup dengan sel apitel,
semua rangsangan indera harus melalui epitel itu untuk sampai pada reseptor
yang khas untuk rangsangan tersebut. Dengan demikian fungsi epitel dalam
perlindungan, absorbsi, sekresi dan rangsangan. Bentuk dari sel epitel
berfariasi tergantung dari jenis, letak dan fungsinya. Jaringan ini bisa
memiliki bentuk pipih, kubus atau batang dan rapat teratur dalam satu lapisan
atau sejumlah besar lapisan, serta dapat memiliki rambut halus dan silia pada
permukaannya. (Villee, 1987)
Jaringan epithelium
adalah jaringan yang melapisi suatu rongga (dalam) atau suatu permukaan bebas
(luar). Jaringan epitel terdiri dari sel-sel yang tersusun rapat sehingga tidak
terdapat ruang antar sel. Lapisan sel epithelium bertumpu pada suatu membran
dasar yang biasa disebut membran basalis. Berdasarkan atas banyaknya lapisan
sel yang menyusunnya, maka epithelium dapat dibedakan menjadi epithelium
selapis dan epithelium berlapis. Sedangkan atas dasar bentuk selnya maka sel
epitel dapat berbentuk pipih (squamosa), kubus (kuboid), atau memanjang
(kolumner). Sel-sel epitel dapat pula dilengkapi dengan rambut-rambut halus
(silia atau rambut getar) pada permukaan distalnya. Beberapa sel epitel juga
dapat mengalami modifikasi dan berfungsi sebagai kelenjar (glandula) atau
berfungsi sensoris atau dapat pula untuk menyerap makanan (Nasir, 1994).
Semua kelenjar eksokrin
di dalam tubuh tersusun atas sel-sel epitel. Hal yang sama terdapat pada
kelenjar endokrin kecuali pada pars nervosa hipofisis dan medulla adrenal yang
keduanya terdiri atas jaringan saraf termodifikasi. Kelenjar eksokrin dapat
berupa uniseluler misalnya sel Goblet pada epitel saluran pernafasan bagian
atas atau pada usus halus. Kelenjar eksokrin bersekresi dengan tiga cara yaitu
secara merokrin, epokrin, holokrin. Kelenjar tubuler sederhana dapat dijumpai
pada korpus uterus dan Crypt of lieberkuhn, kelenjar tubuler bercabang majemuk
dapat dijumpai pada kelenjar Brunner, kelenjar asiner majemuk dijumpai pada
pankreas, dan kelenjar tubuler asiner majemuk dijumpai pada kelenjar sub
mandibularis dan kelenjar mammae (Muhammadiah, 2010).
Menurut Suryani (2014), Berdasarkan struktur dan pungsinya,
epitel:
1. Epitel
penutup, menutupi permukaan luar/melapisi rongga-rongga tubuh/lumen
a.
Epitel selapis, berperan dalam absorbs
dan filtrasi.
b.
Epitel berlapis banyak palsu, dikatakan
demikian karena pada penampang tegak lurus tampak seperti berlapis banyak. Hal
ini karena letak inti sel tidak sama tingginya, misalnya, pada kantung air seni
(epitel berlapis kubus jika kosong, dan epitel berlapis banyak pipih jika
terisi urine).
c.
Epitel berlapis banyak, berfungsi
sebagai proteksi.
2. Epitel
kelenjar
a.
Kelenjar Eksokrin, mengeluarkan
sekretnya melalui saluran pelepasan (kelenjar keringan, mammae)
b.
Kelenjar Endokrin, tidak memiliki
saluran pelepasan sehingga sekretnya melewati pembuluh darah/limfa (hormone).
c.
Kelenjar campuran, pancreas (eksokrin:
menghasilkan enzim dan endokrin: insulin hormone)
Jaring ini tersusun
atas sel-sel yang memipih atau bentuk kubus atau silindris, biasa selapis ada
pula yang beberapa lapis. Jaringan ini melapisi berbagai rongga dan tabung atau
saluran. Jaringan ini membentuk kulit yang membungkus tubuh. Jaringan epitel
berfungsi mengangkut bahan-bahan dari dan ke jaringan dan rongga yang dipisahkannya.
Epitel kolumner pada saluran pencernaan mengeluarkan enzim-enzim cerna ke dalam
rongga usus dan juga menyerap produk akhir pencernaan makanan daripadanya.
Epitel juga melapisi tabung air dan rongga paru-paru (Sappe, 2013)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat
Hari / tanggal :
Kamis/11 Desember 2014
Waktu :
Pukul
10.00 s/d 13.00 WITA
Tempat :
Green House
Biologi FMIPA UNM Makassar
B.
Alat dan Bahan
1. Alat :
a.
Mikroskop
Cahaya
2.
Bahan
:
a.
Preparat
awetan ginjal
b.
Preparat awetan illium
c.
Preparat awetan glandula parathyroid
d.
Preparat awetan tubafallopi
e.
Preparat awetan pancreas
f.
Preparat awetan esopaghos
g.
Preparat awetan rumen
h.
Preparat awetan trakea
C. Prosedur
Kerja
1.
Mendaftarkan semua alat dan bahan yang
ingin di praktikumkan.
2.
Menyiapkan mikroskop dan letakkan
mikroskop diatas meja yang banyak terdapat cahaya matahari.
3.
Membersihkan badan mikroskop dengan kain planel. Jangan
sekali-kali menggosok lensa dengan kain selain kain planel atau tissue.
4.
Menemempatkan mikroskop pada tempat yang banyak sumber
matahari dan arahkan cermin ke sumber cahaya dan buka diafragma atau memutar
lempeng pada posisi lubang sedang.
5.
Lalu letakkan preparat awetan
trakea pada meja objek. Dan atur agar preparat awetan trakea tepatberada pada
lapangan pandang.
6.
Selanjutnya, menjepit preparat dengan menggunakan
penjepit khusus yang ada pada bagian atas meja objek agar tidak bergeser.
7.
Memilih perbesaran yang
sesuai untuk digunakan dalam pengamatan. Sebaiknya dalam memilih perbesaran, di
dahului dengan perbesaran yang rendah kemudian menurunkan tubus sampai jarak ujung objektif dengan meja
sediaan 5-10 mm atau tubus turun maksimal.
8.
Lalu lihat
bayangan dari lensa okuler. Gunakan pemutar
kasar untuk menaikkan juga menurunkan lensa objektif hingga didapatkan bayangan
atau tampilan objek yang diamati dengan jelas.
9.
Setelah objek
yang diteliti sudah jelas, gunakan pemutar halus untuk
menurunkan lensa objektif agar objek yang kita amati bisa terlihat lebih jelas
lagi.
10. Setelah objek sudah terlihat dengan
jelas, gambarkan hasil pengamatan
pada kertas.
11. Setelah selesai keluarkan preparat yang telah
diamati dan lalu ganti preparat awetan dengan preparat selanjutnya
yang akan diamati.
12. Lakukan sama dengan saat mengamati preparat awetan
trakea atau yang sebelumnya.
13. Setelah semua objek telah teramati, bersihkan
mikroskop dan normalkan sendi inklinasi dan
perbesarannya.
14. Menyimpan kembali mikroskop pada tempatnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan
1.
Preparat
awetan Ginjal
Tabel 1.1 Gambar hasil pengamatan praktikum dan gambar pembanding
Gambar
|
Gambar
pembanding
|
Keterangan
|
|
![]() |
|
2. Preparat
awetan Ilium
Tabel 1.2
Gambar hasil pengamatan praktikum dan
gambar pembanding
Gambar
|
Gambar
Pembanding
|
Keterangan
|
|
![]() |
|
3.
Pengamatan awetan Glandula Paratyroid
Tabel
1.3 gambar hasil
pengamatan praktikum dan gambar pembanding
Gambar
|
Gambar
perbandingan
|
Keterangan
|
|
![]() |
|
4.
Pengamatan awetan Tuba Fallopi
Tabel
1.4 gambar hasil
pengamatan praktikum dan gambar pembanding
Gambar
|
Gambar
Perbandingan
|
Keterangan
|
|
![]() |
|
5.
Pengamatan awetan Pankreas
Tabel
1.4 gambar hasil
pengamatan praktikum
Gambar
|
Gambar
Perbandingan
|
Keterangan
|
|
![]() |
|
6.
Pengamatan awetan Esofaghus
Tabel
1.4 gambar hasil
pengamatan praktikum dan gambar pembanding
Gambar
|
Gambar
Pembanding
|
Keterangan
|
|
![]() |
|
7.
Pengamatan awetan Rumen
Tabel
1.4 gambar hasil
pengamatan praktikum
Gambar
|
Gambar
Perbanding
|
Keterangan
|
|
![]() |
|
8.
Pengamatan awetan Trakea
Tabel
1.4 gambar hasil
pengamatan praktikum
Gambar
|
Gambar
Perbandingan
|
Keterangan
|
|
![]() |
|
B. Pembahasan
1.
Epitel Pipih Selapis
Pada epitel selapis pipih pada ginjal
yang menggunakan perbesaran 10 x 10 tampak adanya Inti Sel yang
berfungsi sebagai untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol
aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen. Selain itu, inti sel juga
berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel, memproduksi
mRNA untuk mengkodekan protein, sebagai tempat sintesis ribosom, tempat
terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA, serta mengatur kapan dan di mana
ekspresi gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri. Membran Basal berfungsi
menyokong jaringan epitel yang ada di atasnya. Struktur sel-sel epitel yang
tersusun rapat tersebut berhubungan dengan fungsi jaringan ini sebagai alat
pertahanan atau pelindung. Dan Lumen berfungsi untuk tempat penyimpanan zat-zat
makanan yang diperlukan oleh sel itu sendiri. Contoh: epitel pada pembuluh
darah kapiler, pembuluh limfe, selaput pembungkus jantung, paru-paru, ginjal.
Selaput perut dan dinding alveolus.
Pada pengamatan kedua yaitu pada
jaringan epitel pipih selapis dengan menggunakan preparat pancreas dengan
perbesaran 4×10 tampak terlihat Lumen, Lapisan Makosa, Lapisan
Serosa, dan juga Pembuluh muscularis. Pankreas adalah organ kelenjar dalam
sistem pencernaan dan endokrin vertebrata. Ini adalah kedua kelenjar endokrin
memproduksi hormon penting, termasuk insulin, glukagon, dan somatostatin, serta
kelenjar eksokrin, pankreas mengeluarkan enzim yang mengandung jus pencernaan
yang lolos ke usus kecil. Enzim ini membantu dalam pemecahan lebih lanjut dari
karbohidrat, protein, dan lemak dalam perut yg menghancurkan makanan tersebut.
2.
Epitel Berlapis Banyak Pipih
Pada
pengamatan pertama yaitu jaringan epitel berlapis banyak pipih dengan
menggunakan preparat Illium dengan pembesaran 4×10 tampak terlihat lumen,
lapisan makosa, lapisan serosa, dan lapisan muscularis. Lumen berfungsi untuk tempat penyimpanan zat-zat
makanan yang diperlukan oleh sel itu sendiri, dan adapun lapisan muscularis adalah
lapisan otot yang membantu perut dalam pencernaan mekanis. Lapisan ini dibagi
menjadi 3 lapisan otot, yakni otot melingkar, memanjang, dan menyerong.
Kontraksi dan ketiga macam lapisan otot tersebut mengakibatkan.
Pada pengamatan kedua yaitu
jaringan epitel berlapis banyak pipih dengan menggunakan preparat Rumen dengan
pembesaran 10×10 tampak terlihat epitalium, membrane
dasar, jaringan ikat, dan pembuluh
kapiler. Epitali ini berfungsi untuk sebagai sekresi dan absorpsi.
3. Jaringan Epitel Kubus selapis
Pada pengamatan
pertama yaitu
jaringan epitel kubus selapis dengan menggunakan preparat Glanula Paratyroid
dengan perbesaran 4×10 tampak terlihat lobule, follicles,
interlobular, dan connective tissue. Fungsi dari connective tissue sebagai
bahan pengemas yang menjaga agar organ tetap berada ditempatnya. Fungsi
jaringan ikat longgar adalah untuk membungkus organ-organ, pembuluh darah dan
syaraf.
Pada pengamatan kedua yaitu jaringan epitel kubus selapis dengan
menggunakan preparat tubafallopi epithelium dengan perbesaran 10×10 tampak terlihat lumen, connective tissue, muscular
wall, adventitia. Fungsi dari connective tissue sebagai bahan pengemas yang
menjaga agar organ tetap berada ditempatnya. Fungsi jaringan ikat longgar
adalah untuk membungkus organ-organ, pembuluh darah dan syaraf.
4. Jaringan Epitel Berlapis Banyak Pipih
Pada pengamatan
jaringan
epitel kubus selapis dengan menggunakan preparat Esofaghus dengan perbesaran 10×10
tampak membran basal, squamous cell, stratified
squamous, dan epithelium. Membran
Basal berfungsi menyokong jaringan epitel yang ada di atasnya. Struktur sel-sel
epitel yang tersusun rapat tersebut berhubungan dengan fungsi jaringan ini
sebagai alat pertahanan atau pelindung. Stratified squamous
Stratified epitel kolumnar adalah tipe yang jarang dari jaringan epitel terdiri
dari kolom berbentuk sel diatur dalam beberapa lapisan. Epitel kolumnar
berlapis ditemukan di konjungtiva mata mata, di bagian faring dan anus, rahim
betina, jantan uretra dan vas deferens. Juga ditemukan di saluran intralobular
dalam kelenjar ludah. Sel-sel berfungsi dalam sekresi dan perlindungan. Dan
epitalium Epitel memiliki berbagai fungsi tergantung dari posisi jaringan.
Fungsinya antara lain: Sebagai pelindung, Sebagai alat sekresi, Sebagai alat
penerima impuls, Sebagai alat penyaring atau filtrasi, Sebagai alat absorpsi,
dan Sebagai alat respirasi. Dalam rangka fungsinya sebagai pelindung, biasanya
epitel sendiri pun diberi pelindung yaitu lapisan tanduk (korneum), silia, dan
lapisan lendir.
5.
Jaringan Epitel Banyak Semu
Pada pengamatan jaringan epitel banyak semu dengan
menggunakan preparat Trakea dengan perbesaran 4×10 tampak Lumen, Pembuluh darah, dan Alveolus.
Lumen berfungsi Lumen berfungsi untuk tempat penyimpanan zat-zat makanan yang
diperlukan oleh sel itu sendiri, dan adapun lapisan muscularis adalah lapisan
otot yang membantu perut dalam pencernaan mekanis. Pembuluh darah adalah bagian dari sistem
sirkulasi yang mengangkut darah
ke seluruh tubuh. Ada tiga jenis pembuluh darah, yaitu arteri
yang berfungsi membawa darah dari jantung,
kapiler
yang berfungsi sebagai tempat pertukaran sebenarnya air
dan bahan kimia antara darah dan jaringan dan vena,
yang membawa darah dari kapiler kembali ke jantung. pembuluh darah terbesar
adalah aorta, dan alveolus berfungsi menyimpan
udara untuk sementara waktu untuk memungkinkan penyerapan oksigen kedalam darah.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan
yang diperoleh pada praktikum ini, Jaringan epitel merupakan suatu lapisan dari
sel-sel yang susunannya rapat, matriks ekstraselnya sedikit dan biasanya
membatasi rongga-rongga di dalam tubuh atau menutupi permukaan tubuh. Epitel
tersebut biasanya dinamakan epitel penutup. Jaringan epitel dapat juga dijumpai
pada berbagai kelenjar, oleh sebab itu dinamakan epitel kelenjar. yaitu
jenis-jenis epitel penutup terdiri atas endotelium pembuluh darah, lapisan
perietalis kapsul bowman’s, epitel kubus pada tubulus kontortus proksimal,
epitel kubus pada tubulus kontortus distal, penampang melintang usus, epitel
selindris dan epitel berlapis banyak palsu pada trakea. Semua jenis epitel
tersebut terdapat pada tempat yang berbeda-beda dan menjalankan fungsinya
masing-masing yaitu melapisi atau menutupi organ-organ yang ada di dalamnya
atau organ-organ yang menjadi tempatnya.
1. Jaringan epitel
pipih selapis terdiri dari satu lapis saja dan sel berbentuk pipih. Epitel ini umumnya berfungsi sebagai jalan
pertukaran zat dari luar ke dalam tubuh dan sebaliknya. Contoh: epitel pada
pembuluh darah kapiler, pembuluh limfe, selaput pembungkus jantung, paru-paru,
ginjal. Selaput perut dan dinding alveolus.
2. Jaringan epitel
silindris selapis terdiri dari satu lapis sel dan selnya berbentuk silindris
(torak). Contoh: epitel pada lambung dari usus, kantung empedu, lambung, dan
jonjot usus. Fungsi: berfungsi sebagai penyerapan nutrisi di usus dan sekresi.
3. Jaringan epitel
kubus selapis terdiri dari satu lapis sel dan sel berbentuk seperti kubus.
Contoh: epitel pada permukaan ovarium, lensa mata, neufron ginjal, kelenjar dan kelenjar tiroid. Fungsi:
berfungsi sebagai sekresi dan pelindung.
4. Jaringan epitel
pipih berlapis banyak disusun oleh lebih dari satu sel yang berbentuk pipih.
Lokasi jaringan epitel pipih berlapis banyak terdapat pada jaringan epitelium
rongga mulut, rongga hidung, esofagus, telapak kaki, dan vagina. Dimana
jaringan epitel ini berfungsi sebagai proteksi atau jaringan pelindung.
5. Jaringan epitel
berlapis banyak palsu berada pada dinding dalam rongga hidung, trakea, bronkus,
dan dinding dalam oviduk. Serta berfungsi sebagai penghasil muscus untuk
menangkap benda asing yang masuk. Getaran silianya menghalau benda asing
tersebut.
B.
Saran
1.
Saran untuk praktikan.
Adapun saran kepada praktikan yaitu agar memperhatikan
dan memahami macam-macam jaringan
epitel yang menyusun hewan dan
tumbuhan,
dan juga agar kiranya berhati-hati saat menggunakan alat laboratorium untuk
mencegah kerusakkan pada alat tersebut.
2.
Saran untuk Asisten.
Adapun
saran kepada asisten yaitu agar mempertahankan untuk tetap mengawasi dan
mengajarkan praktikannya untuk mengamati jaringan-jaringan epitel tersebut.
3.
Saran untuk Laboratorium
Agar lebih memperlengkap alat yang akan digunakan
oleh Praktikan, agar tidak menghambat jalannya praktikum.
DAFTAR
PUSTAKA
Bresnick, Stephen. 2003. Intisari Biologi. Jakarta: Hipokarates.
Campbell, Reece, dan Mitchell. 2002. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Kimball, John. W. 1992. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Muhammadiah, Asia, dan Hilda. 2010. Penuntun Praktikum Struktur Hewan. Jurusan
Biologi. FMIPA UNM. Makassar.
Nasir, M., Sugiyanto, J., dan
Situmorang, J. 1994. Penuntun Praktikum
Biologi Umum. Yogyakarta: Depdikbud.
Neil A. Campbell, Jane B. Reece, dan
Lawrence G. M Mitchell.2003. Biologi jilid 3.Jakarta : Erlangga.
Sappe, dkk. 2013. Biologi Dasar 1. Jurusan Biologi. FMIPA
UNM. Makassar.
Suryani, A. Irma, dan Ramlawati.
2014. Penuntun Praktikum Struktur
Perkembangan Hewan. Program Pendidikan IPA. FMIPA UNM. Makassar.
Villee, Walker, Barnes. 1987. Zologi Umum Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar