Sabtu, 25 April 2015

laporan Jaringan Epitel (STRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN)


HALAMAN PENGESAHAN
Laporan lengkap praktikum Struktur Perkembangan Hewan dengan judul “Jaringan Epitel”, disusun oleh :
            Nama               : Cinta Wulandasari
            NIM                : 1316042045
            Kelompok       : I (Satu)
            Kelas               : Pendidikan IPA
telah diperiksa dan dinyatakan diterimah oleh asisten dan koordinator asisten.
Makassar,   Desember 2014
Koordinator Asisten                                                                   Asisten


Djumarirmanto, S.Pd                                               M. Yusran Nur Arief, S.Pd
                                                           

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab


Andi Irma Suryani, S,Pd M,Si









BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Setiap makhluk hidup tersusun atas sel yang merupakan unit fungsional dan herediter terkecil dari makhluk hidup. Makhluk hidup ada yang tersusun atas satu sel saja yang disebut makhluk hidup uniseluler dan tersusun atas jutaan bahkan milyaran sel yang disebut makhluk hidup multiseluler. Makhluk hidup tingkat tinggi yang termasuk dalam kindom hewan dan tumbuhan tersusun dalam milyaran sel. Sel tersebut dapat bekerja secara bersamaan sesuai dengan fungsinya masing-masing sehingga makhluk hidup itu dapat hidup dan melaksanakan aktivitasnya. Jaringan dasar adalah jaringan yang mendasari terbentuknya organ tubuh yang fungsional. Histology (histo=jaringan; logos = ilimu) mempelajari struktur jaringan hewan. Pengertian jaringan dalam hal ini mencakup sel-sel serta bahan antara sel yang dihasilkan.
Tingkat selanjutnya setelah sel adalah jaringan. Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama. Jaringan dasar yang menyusun struktur tubuh hewan multiseluler ada empat yaitu jaringan epitel, jaringan penyokong (yang terdiri dari jaringan ikat, jaringan tulang, jaringan darah, jaringan adipose, dan jaringan pembuluh limfa), jaringan saraf, dan jaringan otot.
Jaringan epitel memiliki macam fungsi, melindungi di bawah dari kerusakan dan mengangkut zat-zat antar-jaringan atau rongga yang dipisahkan. Selain itu, jaringan epitel pada saluran pencernaan mengeluarkan berbagai macam enzim. Berdasarkan strukturnya, jaringan epitel dibagi menjadi Epitel pipih, berbentuk seperti lapisan pipih, nukleusnya bulat di tengah, Epitel batang (silindris), berbentuk seperti batang, nukleusnya bulat yang di dasar sel. Jaringan pengikat berfungsi untuk mengikat atau alat dengan alat lain, membungkus alat-alat dan mengganti jaringan rusak, untuk menetralkan racun, dan untuk membentuk kerangka penyokong. Dari penjelasan diatas dapat diketahui pentingnya mempelajari dan mengkaji jaringan epitel.
Praktikum Struktur Perkembangan Hewan kali ini ialah mengenai Jaringan epitel yang menyusun tubuh hewan. Jaringan epitel itu sendiri memiliki berbagai macam bentuk, lapisan, dan letak, serta fungsinya bagi tubuh. Oleh karena itu, melalui berbagai kegiatan pengamatan dalam Praktikum Struktur Perkembangan  Hewan ini, diharapkan agar Mahasiswa dapat memperluas pemahamannya terhadap struktur tubuh hewan. Mahasiswa dapat membedakan ciri-ciri yang dimiliki oleh tiap jenis jaringan epitel, mengetahui letak jaringan-jaringan epitel tersebut pada tubuh, dan memahami fungsi masing-masing jaringan epitel tersebut.   
B.     Tujuan Praktikum
1.      Mahasiswa dapat mengamati sruktur epitel pipih selapis, bentuk,  dan fungsi pada preparat ginjal dan pancreas.
2.      Mahasiswa dapat mengamati sruktur epitel silindris selapis, dan fungsi pada preparat Esopaghus dan Rumen.
3.      Mahasiswa dapat mengamati sruktur epitel kubus selapis, dan fungsi pada preparat Glandula pararotyroid dan Tuba fallopi.
4.      Mahasiswa dapat mengamati sruktur epitel berlapis banyak pipih , dan fungsi pada preparat Esopaghus.
5.      Mahasiswa dapat mengamati sruktur epitel berlapis banyak semu, dan fungsi pada preparat trakea.
C.      Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengetahui bentuk, stuktur dan fungsi dari jaringan epitel yang terdaat pada makhluk hidup khususnya manusia dan hewan.







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarakan bentuknya digolongkan oleh jumlah lapisan sel. Sel di permukaan bebas dapat kuboid, kolumner, atau skuamosa, tergantung apakah epitel memiliki satu atau lebih lapisan. Epitel sederhana memiliki memiliki selapis tunggal sel, contoh skuamosa sederhana yang relatif bocor sehingga memungkinkan bahan-bahan berpindah melewati sel secara duifusi. Epitel dikhususkan untuk fungsi ini dijumpai melapisi pembuluh darah dan kantung udara paru sedangkan epitel sederhana dikhususkan absorbsi dan sekresi. Epitel bertingkat atau berlapis-lapis sel. Jenis epitel ini dapat beregenerasi dengan relatif mudah. Seiring dengan sel tua terlepas kepermukaan bebas, sel di dekat membran basal membelah dan mendorong sel baru ke permukaan bebas itu. Epitel yang demikian ditemukan pada permukaan yang terus menerus terpajan ke keadaan abrasif, misalnya kulit luar dan lapisan saluran atau rongga tubuh tertentu. Epitel bertingkat semu tampak bertingkat karena selnya memiliki bentuk yang bervariasi. Tetapi sebenarnya merupakan selapis tunggal sel (Bresnick,2003).
Jaringan (tissue) adalah kumpulan sel-sel dengan struktur dan fungsi yang sama. Jenis jaringan yang berbeda memiliki struktur berbeda yang sesuai dengan fungsinya. Suatu jaringan disatukan oleh suatu matriks ekstraseluler lengket yang melapisi sel-sel itu atau menenun mereka bersama-sama menjadi suatu anyaman serat. Sesungguhnya istilah Jaringan (tissue) berasal dari bahasa Latin yang berarti “tenunan”. Kita dapat mengelompokkan jaringan ke dalam empat kategori utama yaitu jaringan epithelium, jaringan ikat, jaringan saraf, dan jaringan otot. Keempat macam jaringan tersebut ditemukan pada semua hewan kecuali hewan yang paling sederhana (Campbell, 2002).
Jaringan adalah kumpulan sel-sel dengan struktur dan fungsi yang sama, jenis jaringan yang berbeda memilki struktur berbeda sesuai dengan fungsinya. Suatu jaringan disatukan oleh suatu maktriks ekstraseluler lengket yang melapisi sel-sel itu atau menenun mereka bersama-sama menjadi suatu anyaman serat. Sesungguhnya istilah jaringan (tissue) berasal dari bahasa latin yang berarti tenunan. Kita dapat mengelompokkan jaringan kedalam empat kategori utama : jaringan epitalium, jaringa ikat, jaringan syaraf dan jaringan otot (Campbell,2003)
Jaringan epitel dibuat dari sel-sel memadat yang tersususn dalam lapisan pipih. Lapisan ini melapisi berbagai rongga dan tabung pada tubuh. Jaringan ini juga membentuk kulit yang membungkus tubuh. Jaringan epitel menjalankan berbagai fungsi. Dalam setiap kasus fungsi ini mencerminkan kenyataan bahwa epitel selalu terdapat diperbatasn antar massa sel dan rongga atau ruang. Epitelium kulit melindungi jaringan dibawahnya terhadap kerusakan karena gesekan mekanis, radiasi ultraviolet dan serangan bakteri. Jaringan epitel adalah salah satu dari empat jaringan dasar. Dahulu istilah epitel dipergunakan untuk menyebut selaput jernih yang berada diatas tonjolan anyaman di penyambung merah bibir (thele bibir). Istilah kini dipergunakan untuk semua jaringan. Epitel juga berfungsi dalam mengangjut bahan-bahan dari dan kejaringan dan rongga yang dipisahkannya. Epitel kolumnar pada saluran pencernaan mengeluarkan enzim-enzim cerna ke dalam intestine dan juga menyerap produk akahir pencernaan makanan dari padanya. Semua kelenjar pencernaan pada tubuh dilapisi oleh ephitelium. Epitelium juga melapisi tabung air dan rongga paru-paru. Epitelium ini mengeluarkan mucus untuk melindungi dirinya terhadap kekeringan dan untuk menangkap partikl-partikel debu yang terhirup. Banyak diantara sel-selnya mempunyai silia dipermukaan “bebas” yang mengatur mucus dengan bawaan bahan asing kembali keatas sampai leher. Sel-sel kelamin harus dilepaskan dari tubuh agar berfungsi dalam reproduksi seksual. Jadi kitapun tahu sel-sel tersebut bersal dari epithelium, dalam hal ini epithelium germinal (Kimball,1992).
Jaringan epitel terdiri atas sel-sel yang membentuk suatu lapisan bersinambungan yang menutupi permukaan tubuh atau melapisi ruang–ruang didalam tubuh, biasanya terdapat membran dasar non seluler yang merupakan alas lapisan sel-sel epitel. Membran ini dihasilkan oleh sel-sel dan terdiri atas benang protein halus yang terdapat dalam suatu matriks polisakarida. Sel-sel pada kulit vertebrata biasanya saling dihubungkan dengan penjurusan. Penjurusan sitoplasma merupakan jembatan-jembatan. Sel epitel tubuh melindungi sel-sel dibawahnya terhadap luka-luka mekanis, bahan-bahan kimia, bakteria dan terhadap kekeringan. Lapisan epitel pada dalam saluran pencernaan menyerap air dan zat makanan untuk keperluan tubuh. Lapisan ini dan berbagai lapisan lain menghasilkan dan mengeluarkan sejumlah besar zat-zat. Beberapa diantaranya dipergunakan pada bagian lain tubuh yang merupakan limbah akan dibuang. Karena seluruh tubuh ditutup dengan sel apitel, semua rangsangan indera harus melalui epitel itu untuk sampai pada reseptor yang khas untuk rangsangan tersebut. Dengan demikian fungsi epitel dalam perlindungan, absorbsi, sekresi dan rangsangan. Bentuk dari sel epitel berfariasi tergantung dari jenis, letak dan fungsinya. Jaringan ini bisa memiliki bentuk pipih, kubus atau batang dan rapat teratur dalam satu lapisan atau sejumlah besar lapisan, serta dapat memiliki rambut halus dan silia pada permukaannya. (Villee, 1987)
Jaringan epithelium adalah jaringan yang melapisi suatu rongga (dalam) atau suatu permukaan bebas (luar). Jaringan epitel terdiri dari sel-sel yang tersusun rapat sehingga tidak terdapat ruang antar sel. Lapisan sel epithelium bertumpu pada suatu membran dasar yang biasa disebut membran basalis. Berdasarkan atas banyaknya lapisan sel yang menyusunnya, maka epithelium dapat dibedakan menjadi epithelium selapis dan epithelium berlapis. Sedangkan atas dasar bentuk selnya maka sel epitel dapat berbentuk pipih (squamosa), kubus (kuboid), atau memanjang (kolumner). Sel-sel epitel dapat pula dilengkapi dengan rambut-rambut halus (silia atau rambut getar) pada permukaan distalnya. Beberapa sel epitel juga dapat mengalami modifikasi dan berfungsi sebagai kelenjar (glandula) atau berfungsi sensoris atau dapat pula untuk menyerap makanan (Nasir, 1994).
Semua kelenjar eksokrin di dalam tubuh tersusun atas sel-sel epitel. Hal yang sama terdapat pada kelenjar endokrin kecuali pada pars nervosa hipofisis dan medulla adrenal yang keduanya terdiri atas jaringan saraf termodifikasi. Kelenjar eksokrin dapat berupa uniseluler misalnya sel Goblet pada epitel saluran pernafasan bagian atas atau pada usus halus. Kelenjar eksokrin bersekresi dengan tiga cara yaitu secara merokrin, epokrin, holokrin. Kelenjar tubuler sederhana dapat dijumpai pada korpus uterus dan Crypt of lieberkuhn, kelenjar tubuler bercabang majemuk dapat dijumpai pada kelenjar Brunner, kelenjar asiner majemuk dijumpai pada pankreas, dan kelenjar tubuler asiner majemuk dijumpai pada kelenjar sub mandibularis dan kelenjar mammae (Muhammadiah, 2010).
Menurut Suryani (2014), Berdasarkan struktur dan pungsinya, epitel:
1.      Epitel penutup, menutupi permukaan luar/melapisi rongga-rongga tubuh/lumen
a.       Epitel selapis, berperan dalam absorbs dan filtrasi.
b.      Epitel berlapis banyak palsu, dikatakan demikian karena pada penampang tegak lurus tampak seperti berlapis banyak. Hal ini karena letak inti sel tidak sama tingginya, misalnya, pada kantung air seni (epitel berlapis kubus jika kosong, dan epitel berlapis banyak pipih jika terisi urine).
c.       Epitel berlapis banyak, berfungsi sebagai proteksi.
2.      Epitel kelenjar
a.       Kelenjar Eksokrin, mengeluarkan sekretnya melalui saluran pelepasan (kelenjar keringan, mammae)
b.      Kelenjar Endokrin, tidak memiliki saluran pelepasan sehingga sekretnya melewati pembuluh darah/limfa (hormone).
c.       Kelenjar campuran, pancreas (eksokrin: menghasilkan enzim dan endokrin: insulin hormone)
Jaring ini tersusun atas sel-sel yang memipih atau bentuk kubus atau silindris, biasa selapis ada pula yang beberapa lapis. Jaringan ini melapisi berbagai rongga dan tabung atau saluran. Jaringan ini membentuk kulit yang membungkus tubuh. Jaringan epitel berfungsi mengangkut bahan-bahan dari dan ke jaringan dan rongga yang dipisahkannya. Epitel kolumner pada saluran pencernaan mengeluarkan enzim-enzim cerna ke dalam rongga usus dan juga menyerap produk akhir pencernaan makanan daripadanya. Epitel juga melapisi tabung air dan rongga paru-paru (Sappe, 2013)





BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.    Waktu dan Tempat
Hari / tanggal        : Kamis/11 Desember 2014
Waktu                   : Pukul 10.00 s/d 13.00 WITA
Tempat                  : Green House Biologi FMIPA UNM Makassar
B.     Alat dan Bahan
1.      Alat :
a.       Mikroskop Cahaya
2.    Bahan :
a.         Preparat awetan ginjal
b.        Preparat awetan illium
c.         Preparat awetan glandula parathyroid
d.        Preparat awetan tubafallopi
e.         Preparat awetan pancreas
f.         Preparat awetan esopaghos
g.        Preparat awetan rumen
h.        Preparat awetan trakea
C.    Prosedur Kerja
1.          Mendaftarkan semua alat dan bahan yang ingin di praktikumkan.
2.         Menyiapkan mikroskop dan letakkan mikroskop diatas meja yang banyak terdapat cahaya matahari.
3.         Membersihkan  badan mikroskop dengan kain planel. Jangan sekali-kali menggosok lensa dengan kain selain kain planel atau tissue.
4.         Menemempatkan  mikroskop pada tempat yang banyak sumber matahari dan arahkan cermin ke sumber cahaya dan buka diafragma atau memutar lempeng pada posisi lubang sedang.
5.         Lalu letakkan preparat awetan trakea pada meja objek. Dan atur agar preparat awetan trakea tepatberada pada lapangan pandang. 
6.         Selanjutnya, menjepit preparat dengan menggunakan penjepit khusus yang ada pada bagian atas meja objek agar tidak bergeser.
7.         Memilih perbesaran yang sesuai untuk digunakan dalam pengamatan. Sebaiknya dalam memilih perbesaran, di dahului dengan perbesaran yang rendah kemudian menurunkan tubus sampai jarak ujung objektif dengan meja sediaan 5-10 mm atau tubus turun maksimal.
8.         Lalu lihat bayangan dari lensa okuler. Gunakan pemutar kasar untuk menaikkan juga menurunkan lensa objektif hingga didapatkan bayangan atau tampilan objek yang diamati dengan jelas.
9.         Setelah objek yang diteliti sudah jelas, gunakan pemutar halus untuk menurunkan lensa objektif agar objek yang kita amati bisa terlihat lebih jelas lagi.
10.     Setelah objek sudah terlihat dengan jelas, gambarkan hasil pengamatan  pada kertas.
11.     Setelah selesai keluarkan preparat yang telah diamati dan lalu ganti preparat awetan dengan preparat selanjutnya yang akan diamati.
12.     Lakukan sama dengan saat mengamati preparat awetan trakea atau yang sebelumnya.
13.     Setelah semua objek telah teramati, bersihkan mikroskop dan normalkan sendi inklinasi dan perbesarannya.
14.     Menyimpan kembali mikroskop pada tempatnya.







BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.      Hasil Pengamatan
1.      Preparat awetan Ginjal
Tabel 1.1 Gambar hasil pengamatan praktikum dan gambar pembanding
Gambar
Gambar pembanding
Keterangan

       
 


2.      Preparat awetan Ilium
Tabel 1.2 Gambar hasil pengamatan praktikum dan gambar pembanding
Gambar
Gambar Pembanding
Keterangan

  
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxDWzx1oj1pMmuYy3jZGTZbiXVijiiIoZNTa0MWl7IXVq3tp4USJhL4Z76lK13znRapJPKJ01GWud2MfOQJiRjGcjsg1LXBIQjBLLzYzF1CTMUqy8DAVwRR30u6NqdkgeLkri_pUQe86gB/s1600/Histology+of+Gut.jpg 

















3.      Pengamatan awetan Glandula Paratyroid
Tabel 1.3 gambar hasil pengamatan praktikum dan gambar pembanding
Gambar
Gambar perbandingan
Keterangan

ThyrHE10.jpg    




4.      Pengamatan awetan Tuba Fallopi
Tabel 1.4 gambar hasil pengamatan praktikum dan gambar pembanding
Gambar
Gambar Perbandingan
Keterangan

 












5.      Pengamatan awetan Pankreas
Tabel 1.4 gambar hasil pengamatan praktikum
Gambar
Gambar Perbandingan
Keterangan


  





6.      Pengamatan awetan Esofaghus
Tabel 1.4 gambar hasil pengamatan praktikum dan gambar pembanding
Gambar
Gambar Pembanding
Keterangan


 
oesophagus.jpg








7.      Pengamatan awetan Rumen
Tabel 1.4 gambar hasil pengamatan praktikum
Gambar
Gambar Perbanding
Keterangan





8.      Pengamatan awetan Trakea
Tabel 1.4 gambar hasil pengamatan praktikum
Gambar
Gambar Perbandingan
Keterangan


  










B.     Pembahasan
1.       Epitel Pipih Selapis
Pada epitel selapis pipih pada ginjal yang menggunakan perbesaran 10 x 10 tampak adanya Inti Sel yang berfungsi sebagai untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen. Selain itu, inti sel juga berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel, memproduksi mRNA untuk mengkodekan protein, sebagai tempat sintesis ribosom, tempat terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA, serta mengatur kapan dan di mana ekspresi gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri. Membran Basal berfungsi menyokong jaringan epitel yang ada di atasnya. Struktur sel-sel epitel yang tersusun rapat tersebut berhubungan dengan fungsi jaringan ini sebagai alat pertahanan atau pelindung. Dan Lumen berfungsi untuk tempat penyimpanan zat-zat makanan yang diperlukan oleh sel itu sendiri. Contoh: epitel pada pembuluh darah kapiler, pembuluh limfe, selaput pembungkus jantung, paru-paru, ginjal. Selaput perut dan dinding alveolus.
Pada pengamatan kedua yaitu pada jaringan epitel pipih selapis dengan menggunakan preparat pancreas dengan perbesaran 4×10 tampak terlihat Lumen, Lapisan Makosa, Lapisan Serosa, dan juga Pembuluh muscularis. Pankreas adalah organ kelenjar dalam sistem pencernaan dan endokrin vertebrata. Ini adalah kedua kelenjar endokrin memproduksi hormon penting, termasuk insulin, glukagon, dan somatostatin, serta kelenjar eksokrin, pankreas mengeluarkan enzim yang mengandung jus pencernaan yang lolos ke usus kecil. Enzim ini membantu dalam pemecahan lebih lanjut dari karbohidrat, protein, dan lemak dalam perut yg menghancurkan makanan tersebut.
2.      Epitel Berlapis Banyak Pipih
Pada pengamatan pertama yaitu jaringan epitel berlapis banyak pipih dengan menggunakan preparat Illium dengan pembesaran 4×10 tampak terlihat lumen, lapisan makosa, lapisan serosa, dan lapisan muscularis. Lumen berfungsi untuk tempat penyimpanan zat-zat makanan yang diperlukan oleh sel itu sendiri, dan adapun lapisan muscularis adalah lapisan otot yang membantu perut dalam pencernaan mekanis. Lapisan ini dibagi menjadi 3 lapisan otot, yakni otot melingkar, memanjang, dan menyerong. Kontraksi dan ketiga macam lapisan otot tersebut mengakibatkan.
Pada pengamatan kedua yaitu jaringan epitel berlapis banyak pipih dengan menggunakan preparat Rumen dengan pembesaran 10×10 tampak terlihat epitalium, membrane dasar, jaringan ikat, dan  pembuluh kapiler. Epitali ini berfungsi untuk sebagai sekresi dan absorpsi.
3.      Jaringan Epitel Kubus selapis
Pada pengamatan pertama yaitu jaringan epitel kubus selapis dengan menggunakan preparat Glanula Paratyroid dengan perbesaran 4×10 tampak terlihat lobule, follicles, interlobular, dan connective tissue. Fungsi dari connective tissue sebagai bahan pengemas yang menjaga agar organ tetap berada ditempatnya. Fungsi jaringan ikat longgar adalah untuk membungkus organ-organ, pembuluh darah dan syaraf.
Pada pengamatan kedua yaitu jaringan epitel kubus selapis dengan menggunakan preparat tubafallopi epithelium dengan perbesaran 10×10 tampak terlihat lumen, connective tissue, muscular wall, adventitia. Fungsi dari connective tissue sebagai bahan pengemas yang menjaga agar organ tetap berada ditempatnya. Fungsi jaringan ikat longgar adalah untuk membungkus organ-organ, pembuluh darah dan syaraf.
4.      Jaringan Epitel Berlapis Banyak Pipih
Pada pengamatan jaringan epitel kubus selapis dengan menggunakan preparat Esofaghus dengan perbesaran 10×10 tampak membran basal, squamous cell, stratified squamous, dan epithelium. Membran Basal berfungsi menyokong jaringan epitel yang ada di atasnya. Struktur sel-sel epitel yang tersusun rapat tersebut berhubungan dengan fungsi jaringan ini sebagai alat pertahanan atau pelindung. Stratified squamous Stratified epitel kolumnar adalah tipe yang jarang dari jaringan epitel terdiri dari kolom berbentuk sel diatur dalam beberapa lapisan. Epitel kolumnar berlapis ditemukan di konjungtiva mata mata, di bagian faring dan anus, rahim betina, jantan uretra dan vas deferens. Juga ditemukan di saluran intralobular dalam kelenjar ludah. Sel-sel berfungsi dalam sekresi dan perlindungan. Dan epitalium Epitel memiliki berbagai fungsi tergantung dari posisi jaringan. Fungsinya antara lain: Sebagai pelindung, Sebagai alat sekresi, Sebagai alat penerima impuls, Sebagai alat penyaring atau filtrasi, Sebagai alat absorpsi, dan Sebagai alat respirasi. Dalam rangka fungsinya sebagai pelindung, biasanya epitel sendiri pun diberi pelindung yaitu lapisan tanduk (korneum), silia, dan lapisan lendir.
5.      Jaringan Epitel Banyak Semu
Pada pengamatan jaringan epitel banyak semu dengan menggunakan preparat Trakea dengan perbesaran 4×10 tampak Lumen, Pembuluh darah, dan Alveolus. Lumen berfungsi Lumen berfungsi untuk tempat penyimpanan zat-zat makanan yang diperlukan oleh sel itu sendiri, dan adapun lapisan muscularis adalah lapisan otot yang membantu perut dalam pencernaan mekanis. Pembuluh darah adalah bagian dari sistem sirkulasi yang mengangkut darah ke seluruh tubuh. Ada tiga jenis pembuluh darah, yaitu arteri yang berfungsi membawa darah dari jantung, kapiler yang berfungsi sebagai tempat pertukaran sebenarnya air dan bahan kimia antara darah dan jaringan dan vena, yang membawa darah dari kapiler kembali ke jantung. pembuluh darah terbesar adalah aorta, dan alveolus berfungsi menyimpan udara untuk sementara waktu untuk memungkinkan penyerapan oksigen kedalam darah.







BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh pada praktikum ini, Jaringan epitel merupakan suatu lapisan dari sel-sel yang susunannya rapat, matriks ekstraselnya sedikit dan biasanya membatasi rongga-rongga di dalam tubuh atau menutupi permukaan tubuh. Epitel tersebut biasanya dinamakan epitel penutup. Jaringan epitel dapat juga dijumpai pada berbagai kelenjar, oleh sebab itu dinamakan epitel kelenjar. yaitu jenis-jenis epitel penutup terdiri atas endotelium pembuluh darah, lapisan perietalis kapsul bowman’s, epitel kubus pada tubulus kontortus proksimal, epitel kubus pada tubulus kontortus distal, penampang melintang usus, epitel selindris dan epitel berlapis banyak palsu pada trakea. Semua jenis epitel tersebut terdapat pada tempat yang berbeda-beda dan menjalankan fungsinya masing-masing yaitu melapisi atau menutupi organ-organ yang ada di dalamnya atau organ-organ yang menjadi tempatnya.
1.      Jaringan epitel pipih selapis terdiri dari satu lapis saja dan  sel berbentuk pipih. Epitel ini umumnya berfungsi sebagai jalan pertukaran zat dari luar ke dalam tubuh dan sebaliknya. Contoh: epitel pada pembuluh darah kapiler, pembuluh limfe, selaput pembungkus jantung, paru-paru, ginjal. Selaput perut dan dinding alveolus.
2.      Jaringan epitel silindris selapis terdiri dari satu lapis sel dan selnya berbentuk silindris (torak). Contoh: epitel pada lambung dari usus, kantung empedu, lambung, dan jonjot usus. Fungsi: berfungsi sebagai penyerapan nutrisi di usus dan sekresi.
3.      Jaringan epitel kubus selapis terdiri dari satu lapis sel dan sel berbentuk seperti kubus. Contoh: epitel pada permukaan ovarium, lensa mata, neufron ginjal,  kelenjar dan kelenjar tiroid. Fungsi: berfungsi sebagai sekresi dan pelindung.
4.      Jaringan epitel pipih berlapis banyak disusun oleh lebih dari satu sel yang berbentuk pipih. Lokasi jaringan epitel pipih berlapis banyak terdapat pada jaringan epitelium rongga mulut, rongga hidung, esofagus, telapak kaki, dan vagina. Dimana jaringan epitel ini berfungsi sebagai proteksi atau jaringan pelindung.
5.      Jaringan epitel berlapis banyak palsu berada pada dinding dalam rongga hidung, trakea, bronkus, dan dinding dalam oviduk. Serta berfungsi sebagai penghasil muscus untuk menangkap benda asing yang masuk. Getaran silianya menghalau benda asing tersebut.
B.     Saran
1.   Saran untuk praktikan.
      Adapun saran kepada praktikan yaitu agar memperhatikan dan memahami  macam-macam jaringan epitel yang menyusun hewan dan tumbuhan, dan juga agar kiranya berhati-hati saat menggunakan alat laboratorium untuk mencegah kerusakkan pada alat tersebut.
2.   Saran untuk Asisten.
      Adapun saran kepada asisten yaitu agar mempertahankan untuk tetap mengawasi dan mengajarkan praktikannya untuk mengamati jaringan-jaringan epitel tersebut.
3.   Saran untuk Laboratorium
Agar lebih memperlengkap alat yang akan digunakan oleh Praktikan, agar tidak menghambat jalannya praktikum.











DAFTAR PUSTAKA
Bresnick, Stephen. 2003. Intisari Biologi. Jakarta: Hipokarates.

Campbell, Reece, dan  Mitchell. 2002. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Kimball, John. W. 1992. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Muhammadiah, Asia, dan Hilda. 2010. Penuntun Praktikum Struktur Hewan. Jurusan Biologi. FMIPA UNM. Makassar.

Nasir, M., Sugiyanto, J., dan Situmorang, J. 1994. Penuntun Praktikum Biologi  Umum. Yogyakarta: Depdikbud.

Neil A. Campbell, Jane B. Reece, dan Lawrence G. M Mitchell.2003.  Biologi jilid 3.Jakarta : Erlangga.

Sappe, dkk. 2013. Biologi Dasar 1. Jurusan Biologi. FMIPA UNM. Makassar.

Suryani, A. Irma, dan Ramlawati. 2014. Penuntun Praktikum Struktur Perkembangan Hewan. Program Pendidikan IPA. FMIPA UNM. Makassar.

Villee, Walker, Barnes. 1987. Zologi Umum Jilid 1. Jakarta : Erlangga.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar