Sabtu, 25 April 2015

LAPORAN “Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Organisme”


HALAMAN PENGESAHAN
Laporan lengkap praktikum Biologi Dasar dengan judul “Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Organisme”, disusun oleh :
            Nama               : Cinta Wulandasari
            Nim                 : 1316042045
            Kelompok       : III
            Kelas               : Pendidikan IPA
Telah diperiksa dan dinyatakan diterimah oleh asisten dan koordinator asisten.
Makassar,   Januari 2014
Koordinator Asisten                                                                       Asisten


Djumarirmanto, S.Pd                                               Aswal Salewangeng
                                                                                    NIM : 1114040003

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab


Andi Rahmat Saleh S.Pd, M.Pd
NIP : 198510102008121004






BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Makhluk hidup pada dasarnya merupakan organisme yang tidak terlepas dari aktivitas-aktivitas setiap harinya. Setiap organisme atau mahluk hidup aktivitas sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Aktivitas-aktivitas tersebut pada umumnya dilakukan untuk kelangsungan hisupnya. Organisme-organisme tersebut melakukan respirasi dalam beraktivitas.
Makhluk hidup memiliki ciri-ciri tertentu, salah satunya menerima dan menanggapi rangsang. Ketika terjadi perubahan terhadap kondisi lingkungan, maka makhluk hidup akan melakukan penyusuaian diri atau adaptasi untuk merasa lebih nyaman dan bisa beraktivitas dengan normal. Ketika makhluk hidup tersebut tak mampu untuk menyusuaikan diri, maka ia akan megalami kematian atau terkena seleksi alam.
Pada umumnya banyak faktor yang dapat mempengaruhi organisme dalam melakukan aktivitasnya contohnya pengaruh dari luar seperti lingkungan dan pengaruh dalam yang berasal dari organisme itu sendiri. Salah satu faktor lain yang mempengaruhi organisme dalam melakukan aktivitas organisme adalah suhu dimana suhu mempunyai rentang yang dapat ditolelir oleh setiap jenis organisme. Suhu mempunyai peranan penting dalam mengatur aktivitas biologi organisme baik hewan maupun manusia. Suhu air diengaruhi oleh suhu udara. Tinggi rendah suhu juga berpengaruh terhadap aktivitas ikan. Tingginya suhu air akan mengurangi kadar oksigen terlarut. Keadaan suhu air dan akan mempengaruhi aktivitas ikan. Suhu air sangat berkaitan erat dengan konsentrasi oksigen terlarut dan laju komsumsi oksigen hewan air.
Oleh karena itu, melalui praktikum ini kita akan membandingkan kecepatan pengguna oksigen pada suhu yang berbeda dengan organisme yang diamati berupa ikan mas koki, dengan suhu yang berbeda ( pada suhu panas, suhu dingin, dan suhu normal).
B.       Tujuan Praktikum
Mahasiswa diharapkan dapat membandingkan kecepatan penggunaan oksigen pada suhu yang berbeda.
C.      Manfaat Praktikum
Mahasisma dapat mengetahui dan membandingkan kecepatan penggunaan oksigen oleh organisme pada suhu yang berbeda.

























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kehadiran dan keberhasilan suatu organisme tergantung kepada lengkapnya konsep keadaan. Ketiadaan atau kegagalan suatu organisme dapat dikendalikan oleh kekurangan maupun kelebihan baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif dari salah satu pada beberapa faktor yang mungkin mendekati batas biotik tersebut meliputi komponen biotik dan biotik yang berpengaruh terhadap kehidupan organisme tersebut. Komponen biotik yang dimaksud tidak terbatas pada tersediahnya unsur-unsur yang dibutuhkan, tetapi mancakup pula temperatur, sinar matahari, air dan sebagainya. Tiap organisme mempunyai betas maksimum dan tahapan faktor-faktor tersebut, dengan kisaran diantaranya batas-batas toleransi (Udom, 1987).
Makhluk hidup haru mampu beradaptasi terhadap perubahan suhu. Suhu tidak hanya penting dalam sensasi langsung, dimana hewan berusaha untuk menghindari terlalu panas terlalu dingin, akan tetapi secara evolusi suhu juga berpengaruh dalam perkembangan sistem hidup. Biasanya laju reaksi kimia akan meningkat dua kali setiap kenaikan temperatur sebesar 10C. Namun, makhluk hidup juga memiliki keterbatasan . pada suhu sekitar 1-2C air didalam sel akan membeku. Zat-zat lain yang ada didalam sel akn menjadi pekat, sehingga tidak memungkinkan untuk berfungsi dengan baik dan kehidupanakan berhenti. Batasan tertinggi pada suhu akan menyebabkan ikatan hidrogen yang jadi pengikat protein mulai lepas sehingga protein akan mengalami denaturasi. Maka harus hidup pada tempat yang tidak terlampau dingin atau pada suhu yang panasnya yang tidak melebihi 40 ( beberapa algae tertentu dapat hidup pada sumber air panas yang suhunya mencapai 80) (Tim Dosen, 2004).
Suhu merupakan kondisi yang paling penting dan berpengaruh terhadap suatu organisme. Secara garis suhu mempengaruhi proses metabolisme, penyebaran, dan kelimpahan organisme. Perbedaan suhu lingkungan dipengaruhi oleh beberapa faktordiantaranya sifat siklusnya, garis lintang, ketinggian tempat dan kedalaman. Hubungan antara organisme dengan suhu lingkungan, organisme menjadi dua golongan yaitu hewan yang berdarah panas dan hewan yang berdarah dingin, tatapi penggunaan ini adalah tidak tepat dan subjektif sehingga tidak akan digunakan (Sutarno, 2001).
Sehu dalam hali ini merupakan salah satu faktor fisik lingkungan yang paling penting jelas, mudah diukur dan sangat beragam. Suhu tersebut mempunyai peranan yang penting dalam mengatur aktivitas biologis organisme, baik hewan maupun tumbuhan. Ini terutama disebabkan karena suhu mempengaruhi kecepatan reaksi kimiawi dalam tubuh dan sekaligus menentukan kegiatan metabolis, misalnya dalam hal respirasi. Sebagaiman halnya dengan faktor lingkungan lainnya. Suhu mempunyai rentang yang dapat di tolerir oleh setiap jenis organisme. Masalah ini dijelaskan dalam kajian ekologi yaitu,” hukum toleransi Sheford”, dengan alat yang relatif sederhana, percobaan tentang pengaruh suhu terhadap aktivitas respirasi organisme tidak sulit dilakukan, misalnya dengan menggunakan respirometer sederhana ( Tim Penyusun, 2013).
Bila hewan yang didapatkan pada habitat yang berbeda, mereka hidip di suatu tempat maka harus menyesuaikan diri bersama lingkungannya. Respirasi sendiri merupakan proses pertukaran gas oleh mahluk hidup terhadap lingkunga yang terjadi dengan dua cara yaitu ekspirasi (mengeluarkan CO2 ) dan inspirasi (O2 masuk kedalam tubuh ). Variasi lingkungan menimbulkan masalah yang berbeda bagi hewan dan tumbuhan. Respirasi dibagi menjadi dua yaiturespirasi aerob dan respirasi anaerob, dimana respirasi aerob membutuhkan oksigen dan anaerob tidak membutuhkan oksigen. Oksigen di dalam tubuh disimpan di dalam darah dalam bentuk oxymioglobin. Respirasi juga biasa didefinisikan sebagai proses pembebasan energi yang tersisa sumber zat energi dalam tubuh sebagai proses pembebasan energi yang tersisa sumber zat energi dalam tubuh organisme melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Zat sumber tersebut terdiri atas zat organik seperti protein, lemak, karbohidrat, dan asam amino (Oseana, 2013).
Dari hasil suatu pengkajian perintis (shelford, 1929) menemukan bahwa telur-telur dan larva atau tingkat punah dari “ Codling Moth” berkembang 7% atau 8% lebih cepat dibawah temperatur yang konstan. Dalam percobaan yang lain (Parker,1930) telur belalang yang disimpan pada temperatur yang berbeda-beda menunjukkan percepatan rata-rata 36,6% dan percepatan rata-rata 12% diatas perkmbangan pada temperatur konstan yang dapat dibandingkan. Karena organisme-organisme peka terhadap perubahan temperatur, dan karena temperatur ini dinilai terlalu tinggi sebagai faktor pembatas (Asmawati, 2004).
Respirasi sendiri merupakan proses pertukaran gas oleh makhluk hidup terhadap lingkungan yang terjadi dengan dua cara yaitu Respirasi sendiri merupakan proses pertukaran gas oleh mahluk hidup terhadap lingkunga yang terjadi dengan dua cara yaitu ekspirasi (mengeluarkan CO2 ) dan inspirasi (O2 masuk kedalam tubuh ). Variasi lingkungan menimbulkan masalah yang berbeda bagi hewan dan tumbuhan. Respirasi dibagi menjadi dua yaiturespirasi aerob dan respirasi anaerob, dimana respirasi aerob membutuhkan oksigen dan anaerob tidak membutuhkan oksigen. Oksigen di dalam tubuh disimpan di dalam darah dalam bentuk oxymioglobin (HbO2) dan disimpan dalam otot dalam otot dalam bentuk oxymioglobin. Respirasi juga biasa didefinisikan sebagai proses pembebasan energi yang tersisa sumber zat energi dalam tubuh organisme melalui proses pembebasab energi yang tersisa sumber zat energi dalam tubuh organisme melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Zat sumber tersebut terdiri atas zat organik seperti protein, lemaj, karbohidrat, dan asam amino (Soesilo, 1986).
Lingkungan yang bervariasi adalah suatu kenyataan bagi kehidupan tumbuhan dan hewan. Bila hewan didapatkan pada habitat yang berbeda, tumbuhan dengan beberapa pengecualian, bila mereka hidup disuatu tempat maka mereka harus menyesuaikan diri diri dengan lingkungannya. Bentuk ragam organisme dipengaruhi oleh tingkat dan jumlah perubahan lingkungan, perubahan karena musim yang diramalkan, siklus yang terakhir in adalah perubahna sebagai hasil dari siklus biologi (Haryano, 1984).





BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.      Waktu dan tempat
Hari/ tanggal        : Kamis / 09 januari 2014
Pukul                    : 13:30 – 14:30
Tempat                 : Lab. Biologi L.3 bagian Timur FMIPA UNM
B.       Alat dan Bahan
1.      Alat :
a.       1 termometer batang
b.      1 buah stopwatch
c.       1 buah toples
d.      Alat tulis menulis
2.      Bahan :
a.       2 ekor ikan mas koki
b.      Es batu
c.       Air kran
d.      Air panas
C.      Prosedur kerja
1.      Percobaan 1
a.       Mengukur suhu air kran dan memasukkan ikan koki kedaam toples yang berisi air kran dan mengaklimatisasikannya selama beberapa menit. Serta menghitung dan mencatat frekuensi gerakan ( buka tutup) operculum setiap 1 menit selama lima menit.
b.      Setelah itu, memasukkan seekor mas koki yang lain ke dalam toples yang berisi air dingin (20C) dan mengklimatisasikannya selama beberapa menit serta menghitung dan mencatat frekuensi gerakan (buka tutup) operculum setiap 1 menit selama lima menit.
c.       Dan kemudian kembali seekor ikan mas koki dimasukkan kedalam toples yang berisi air panas dan mengklimatisasikannya selamabeberapa menit . serta menghitung dan mencatat frekuensi gerakan ( buka tutup) operculum setiap 1 menit selama lima menit.





























BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.     
Hasil pengamatan
Gelas kimia
Ikan ke
Waktu (menit ke-)
Rata-rata
1
2
3
4
5
(A)
Air kran
I
111
94
116
109
108

118,7
II
131
124
148
108
138
(B)
Air dingin
I
101
98
91
95
106

102,6
II
110
112
103
103
107
(C)
Air panas
I
71
53
54
58
65
127,6
II
64
60
68
73
72


B.        Pembahasan
Pada toples pertama ( Toples 1) yang berisi air kran dengan suhu ±28, pada menit pertama ikan melakukan gerakan operculum sebannya 111 kali, kemudian pada menit kedua ikan samapai kelima diperoleh gerakan buka tutup operculum asing-masing sebanyak 94 kali, 116 kali, 109kali, 108 kali. Pada suhu ini ikan cenderung berada pada suhu yang normal sehingga ikan tidak perlu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan. Dan rata-rata gerakan buka tutup operculum adalah 181,7 kali.
Pada toples yang berisi air dingin dengan suhu 20, pada menit pertama ikan melakukan buka tutup opeculum sebanyak 64 kali, kemudian pada menit kedua ikan samapai kelima diperoleh gerakan buka tutup operculum asing-masing sebanyak 60 kali, 68 kali, 73kali, 72 kali. Pada suhu yang dingin , oksigen yang terdapat pada lingkungan yang kurang tercukupi oleh oksigen sehingga ikan lebih banyak melakukan buka tutup operculum untuk mendapatkan oksigen.
Pada toples yang ketiga yang berisi air panas dengan suhu 101, kemudian pada menit kedua ikan samapai kelima diperoleh gerakan buka tutup operculum asing-masing sebanyak 98 kali, 91 kali, 95kali, 106 kali. Pada percobaan ini dapat dikatakan bahwa ikan yang berada pada air panas cenderung lebih sedikit melakukan buka tutup operculum. Dan rata-rata gerakan buka tutup operculum ikan pada air panas yang bersuhu 34 sebanyak 102,6.






















BAB V
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa pada suhu normal geraka buka tutup operculum ikan mas koki juga nornal, dimana aktivitas yang dilakukan ikan normal, dan pada suhu yang dingin, gerakan buka tutup operculum lebih banyak dibandingkan dengan suhu yang normal.
Sedangkan pada suhu yang panas , gerakan buka tutup operculum lebih lambat dari suhu normal dan suhu yang dingin.
B.       Saran
Diharapkan kepada mahasiswa / praktikan untuk memperhatikan dan memahami prosedur kerja pada percobaan dan mengharapkan agar tidak gaduh dalam melakukan praktikum.
















DAFTAR PUSTAKA
Asmawati. 2004. Biologi Pendidikan IPA I. Jakarta: Universitas Terbuka.
Haryono. 1984. Biologi Umum. Jakarta: Intan Periwara.
Oseana. 2013. Pengaruh suhu Air Terhadap Kehidupan Organisme Laut. http://www.oseanografi.lipi.go.id/sites/default/files/oseana_xxi%291164.pdf. Diakses pada tanggal 10 januari 2014. Makassar.
Soesilo, 1986. Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Sutarno, Nono. 2001. Biologi lanjutan II. Jakarta : Universitas Terbuka.
Tim Dosen. 2004. Diklat Biologi Dasar. Makassar: UPT MKU Universitas Hasanuddin Makassar.
Tim Penyusun Biologi Umum. 2013. Penuntun Praktikum Biologi Dasar. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Udom, P. Uegene. 1987. Dasar-dasar Biologi. Yogyakarta: Gajda Mada Universitas Pers.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar