Sabtu, 25 April 2015

“Jaringan Otot” (Struktur Perkembangan Hewan)


HALAMAN PENGESAHAN
Laporan lengkap praktikum Struktur Perkembangan Hewan dengan judul “Jaringan Otot”, disusun oleh :
            Nama                           : Cinta Wulandasari
            NIM                            : 1316042045
            Kelompok                   : I (Satu)
            Kelas                           : Pendidikan IPA
telah diperiksa dan dinyatakan diterimah oleh asisten dan koordinator asisten.
Makassar,   Januari 2015
Koordinator Asisten                                                                   Asisten


Djumarirmanto, S.Pd                                               Hasan
                                                                                    NIM: 101414025
                                                           


Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab


Andi Irma Suryani, S,Pd M,Si







BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Setiap makhluk hidup tersusun atas sel yang merupakan unit fungsional dan herediter terkecil dari makhluk hidup. Makhluk hidup ada yang tersusun atas satu sel saja yang disebut makhluk hidup uniseluler dan tersusun atas jutaan bahkan milyaran sel yang disebut makhluk hidup multiseluler. Makhluk hidup tingkat tinggi yang termasuk dalam kindom hewan dan tumbuhan tersusun dalam milyaran sel. Sel tersebut dapat bekerja secara bersamaan sesuai dengan fungsinya masing-masing sehingga makhluk hidup itu dapat hidup dan melaksanakan aktivitasnya. Jaringan dasar adalah jaringan yang mendasari terbentuknya organ tubuh yang fungsional. Histology (histo= jaringan; logos = ilmu) mempelajari struktur jaringan hewan. Pengertian jaringan dalam hal ini mencakup sel-sel serta bahan antara sel yang dihasilkan.
Tingkat selanjutnya setelah sel adalah jaringan. Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama. Jaringan dasar yang menyusun struktur tubuh hewan multiseluler ada empat yaitu jaringan epitel, jaringan penyokong (yang terdiri dari jaringan ikat, jaringan tulang, jaringan darah, jaringan adipose, dan jaringan pembuluh limfa), jaringan saraf, dan jaringan otot.
Mahkluk hidup diciptakan tersusun atas beberapa jaringan-jaringan dasar yang diantaranya adalah jaringan epitel, jaringan ikat, otot, dan jaringan saraf. Kemampun manusia dalam beraktifitas dalam kehidupannya sehari-hari di sokong oleh jaringan ikat yang berfungsi memberikan dan mempertahankan bentuk tubuh. Selain itu jaringan ikat juga merupakan salah satu jaringan dasar penyusun organ tubuh baik manusia maupun hewan. Berbeda dengan jaringan lain, jaringan ini terutama berfungsi melalui komponen ekstra selnya.
       Ilmu yang mempelajari jaringan disebut histologi. Definisi jaringan itu sendiri yaitu gabungan dari beberapa atau banyak sel yang memiliki fungsi yang sama dalam suatu ikatan. Jaringan didalam tubuh manusia mempunyai sifat yang khusus dalam melakukan fungsinya, seperti peka dan pengendali (jaringan saraf), gerakan (jaringan otot), penunjang dan pengisi tubuh (jaringan ikat), absorbsi dan sekresi (jaringan epitel), bersifat cair (darah) dan lainnya. Masing-masing jaringan dasar dibedakan lagi menjadi beberapa tipe khusus sesuai dengan fungsinya. Pada saat perkembangan embrio, lapisan kecambah (germ layers) berdiferensiasi (dengan proses yang disebut histogenesis) menjadi empat macam jaringan utama, yaitu jaringan epitel, jaringan pengikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.
       Organ tubuh makhluk hidup umumnya kebanyakan tak terlihat maka praktikum Struktur Perkembangan Hewan kali ini diadakan sebuah percobaan untuk mengamati bagian-bagian organ yang tersembunyi di bagian dalam tubuh makhluk hidup. Untuk itu di adakan pengamatan jaringan otot. Pada pengamatan jaringan otot yang telah dilakukan, maka kita menggunakan beberapa preparat awetan dimana terdiri atas preparat awetan otot polos,, preparat awetan otot lurik, dan preparat awetan otot jantung.
B.     Tujuan Praktikum
       Mahasiswa dapat mengamati jaringan otot, serta mengetahui struktur, fungsi, ciri-ciri dan bagian-bagiannya.
C.    Manfaat Praktikum
       Manfaat dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengetahui bentuk, stuktur dan fungsi dari jaringan otot yang terdapat pada makhluk hidup khususnya manusia dan hewan.









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Otot polos menyusun bagian kontraktil dari dinding saluran cerna dari pertengahan esophagus sampai sfigter ani internum. Ia yang menghasilkan kekuatan untuk mencampurkan makanan yang masuk dengan getah pencernaan dan mendorongmya sepanjang saluran cerna. Otot polos juga ditemukan dalam dinding saluran keluar kelenjar yang berhubungan dengan saluran cerna dan dalam dinding saluran napas dari trakea sampai duktus alveolar. Pembuluh darah juga memiliki otot polos dalam dindingnya yang mengendalikan kalibernya (Bloom, 2002).
Satuan organisasi otot rangka adalah serat otot, yaitu sel-sel silindris panjang multinuclear. Mereka jauh lebih besar daripada otot polos, panjang berkisar antara 10 sampai 30 cm dan berdiameter antara 0,1 sampai 0,5 mm. serat-serat parallel berkumpul membentuk berkas atau fasikel yang cukup besar untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Masing-masing serat, fasikel, dan otot seluruhnya dibungkus oleh jaringan ikat yang membentuk kerangka penyokong utuh. Tetapi untuk keperluan deskripsi, bagian-bagian berbeda disebut dengan istilah tersendiri. Jaringan ikat padat yang mengelilingi seluruh otot tersebut epimisium. Septa tipisyang terjulur ke dalam darinya mengelilingi setiap fasikel membentuk perimisium dan reticulum halusyang membungkus setiap serat adalah endomisium (Bloom, 2002).
Jaringan otot (muscle tissue) terdiri atas sel-sel yang disebut serabut otot, yang mampu berkontraksi ketika dirangsang oleh implus saraf. Tersusun dalam susunan parallel didalam sitoplasma, serabut otot adalah sejumlah besar mikrofilamen yang terbuat dari protein kontraktil aktin dan myosin. Oto adalah jaringan yang paling banyak terdapat pada sebagian besar hewan, dan kontraksi otot merupakan bagian besar dari kerja seluler yang memerlukan energi dalam suatu hewan yang aktif (Campbell, 2000).
Jaringan otot juga terdiri atas sel – sel panjang yang berkontaksi ketika mendapat impuls saraf. Tersusun dalam susunan parallel di dalam sitoplaasma, serabut otot adalah sejumlah besar mikrofilamen yang terbuat dari protein kontraktil aktin dan myosin. Otot adalah jaringan yang paling banyak terdapat pada sebagian besar hewan, dan kontraksi otot merupakan bagian besar dari kerja seluler yang memerlukan energy dalam suatu makhluk hidup yang aktif (Campbell, 2000).
Otot polos (smooth muscle), dinamai demikian karena otot ini yidak memilki penampang berlurik, ditemukan dalam dinding saluran pencernaan, kandung kemih, arteri, dan organ internal lainnya. Sel-sel itu berbentuk gelendon. Otot polos berkontraksi lebih lambat dibandingkan dengan otot rangka, tetapi dapat berkontraksi dalam waktu yang lebih lama. Dikontrol oleh jaringan saraf yang berbeda dari saraf yang mengontrol oto rangka, otot polos bertanggung jawab atas aktivitas tubuh tidak sadar , seperti gerakan lambung atau penyempitan arteri (Campbell, 2000).
Otot polos (smooth muscle), dinamai demikian karena otot ini yidak memilki penampang berlurik, ditemukan dalam dinding saluran pencernaan, kandung kemih, arteri, dan organ internal lainnya. Sel-sel itu berbentuk gelendon. Otot polos berkontraksi lebih lambat dibandingkan dengan otot rangka, tetapi dapat berkontraksi dalam waktu yang lebih lama. Dikontrol oleh jaringan saraf yang berbeda dari saraf yang mengontrol oto rangka, otot polos bertanggung jawab atas aktivitas tubuh tidak sadar , seperti gerakan lambung atau penyempitan arteri (Campbell, 2000).
Gerakkan kebanyakan hewan disebabkan oleh kontraksi sel-sel yang berbentuk panjang, silinder atau geledong yang masing-masing mengandung serabut kontraktil mikroskopis yang panjang dan paralel yang terdiri atas protein miosin dan aktin. Sel-sel otot melekukan kerja mekanik dengan cara kontraksi, menjadi pendek dan tebal, dan tidak melakukan kerja dorong. Pada vertebrata terdapat tiga macam jaringan otot yaitu, otot rangka, otot jantung dan otot polos. Otot jantung dan polos masing-masing terdapat pada jantung, saluran pencernaan, saluran kandung kemih saluran kelamin, dinding arteri dan vena. Otot rangka adalah massa otot yang menempel pada tulang dan menggerakkan tulang-tulang tubuh (Campbell, 2005).
Sel otot rangka merupakan pengecualian dari dalil bahwa sel hanya memiliki satu nukleus. Tiap sel otot rangka mempunyai banyak nukleus karena sel-sel ini secara embrionik merupakan bagian yang berkermbang dari sel-sel yang lebih kecik yang berfusi  antar ujung dengan ujung. Kedudukan nukleus otot rangka tidak lazim yaitu pada perifer sel. dekat dibawah permukaan membran. Sel otot rangka sangat panjang lebih dari dua cemtimeter, beberapa peneliti menganggap bahwa beberapa sel otot menjulur dari pangkal sampai sampai ujung otot sehingga panjang itu sama dengan panjng otot. Tebel sel otot ataupun serabut otot berkisar antara 10 sampai 100 mikrometer, aktivitas berat yang terus berlangsung lama meningkatkan ketebalan otot, miofibril otot rangka mempunyai pita-pitamelintang gelap berseling terang yang disebut dengan lurik (Djarubito,1989).
Salah satu dari sekian banyaknya jariingan yang menyusun suatu organisme adalah jaringan otot, jaringan otot merupakan jaringan yang bertanggung jawab untuk gerakan tubuh. Ia terdiri atas suatu sel otot pipih yang ditandai dengan adanya sejumlah filamen sitoplasmatik yang kontraktil. Sel otot berasal dari lapisan modern. Pada mamalia dapat dibedakan menjadi tiga jenis jaringan otot berdasarkan sifat-sifat morfologik dan fungsional (Khalifah, 2005).
Otot jantung, tampak lurik mirip otot rangka namun, sel otot jantung bercabang, dan ujung sel-sel tersebut dihubungkan dengan cakram interkalaris/diskus interkalar, yang merelai sinyal dari satu sel ke sel lainnya. Otot polos, otot ini ditemukan dalam saluran pencernaan, kandung kemih, arteri, dan organ internal lainnya, bentuknya seperti gelendong. Kontraksi ini lambat dan kerjanya tidak sadar (Suryani, 2014).
Jaringan otot atau biasa disebut otot telah dijumpai mulai dari invertebrata sampai vertebrata. Otot merupakan bagian terbesar dari tubuh manusia. Hampir setengah dari keseluruan berat tubuh manusia disumbang oleh otot. Jaringat otot seperti jaringan yang lain memiliki sifat pekah terhadap rangsangan (sifat iritabilitas), mampu merambatkan impuls (sifat konduktivitas), mampu melaksanakan metabolism dan mampu membelah diri. Sifat jaringan otot yang khas adalah kemampuannya untuk berkontraksi (sifat kontraktilitas) yang tinggi. Sifat kontraktilitas disebabkan sel-sel otot memiliki protein kontraktil, yaitu aktin dan myosin (Yunadi, 2003).





























BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.    Waktu dan Tempat
Hari / tanggal        : Rabu / 31 Desember 2014
Waktu                   : Pukul 13.00 s/d 15.00 WITA
Tempat                  : Green House Biologi FMIPA UNM Makassar
B.     Alat dan Bahan
1.      Alat :
Mikroskop Cahaya
2.      Bahan :
a.       Prepatan awetan otot Polos
b.      Preparat awetan otot Jantung
c.       Preparat awetan otot Lurik
C.    Prosedur Kerja
1.      Menyiapkan mikroskop cahaya dan letakkan mikroskop diatas meja yang banyak terdapat cahaya matahari.
2.      Menemempatkan  mikroskop pada tempat yang banyak sumber matahari dan arahkan cermin ke sumber cahaya dan buka diafragma atau memutar lempeng pada posisi lubang sedang.
3.      Lalu letakkan preparat awetan Otot Polos pada meja objek. Dan atur agar preparat awetan Otot Polos tepat berada pada lapangan pandang. 
4.      Selanjutnya, menjepit preparat dengan menggunakan penjepit khusus yang ada pada bagian atas meja objek agar tidak bergeser.
5.      Memilih perbesaran yang sesuai untuk digunakan dalam pengamatan, sebaiknya dalam memilih perbesaran, di dahului dengan perbesaran yang rendah kemudian menurunkan tubus sampai jarak ujung objektif dengan meja sediaan 5-10 mm atau tubus turun maksimal.
6.      Lalu lihat bayangan dari lensa okuler. Gunakan pemutar kasar untuk menaikkan juga menurunkan lensa objektif hingga didapatkan bayangan atau tampilan objek yang diamati dengan jelas.
7.      Setelah objek yang diteliti sudah jelas, gunakan pemutar halus untuk menurunkan lensa objektif agar objek yang kita amati bisa terlihat lebih jelas lagi.
8.      Setelah objek sudah terlihat dengan jelas, gambarkan hasil pengamatan  pada kertas.
9.      Setelah selesai keluarkan preparat yang telah diamati dan lalu ganti preparat awetan dengan preparat selanjutnya yang akan diamati.
10.  Lakukan sama dengan saat mengamati preparat awetan Otot Polos atau yang sebelumnya.
11.  Setelah semua objek telah teramati, bersihkan mikroskop dan normalkan sendi inklinasi dan perbesarannya.
12.  Menyimpan kembali mikroskop pada tempatnya.


















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.      Hasil Pengamatan
Table hasil pengamatan dan gambar pembanding serta keterangannya.
Hasil pengamatan
Gambar pembanding
Keterangan
Preparat Otot Polos





Perbesaran 4x10

1.    Nucleus

Preparat Otot Jantung






Perbesaran 4x10

1.      Nucleus
Preparat Otot Lurik






Perbesaran 4x10


1.   Nucleus








B.     Pembahasan
      Pengamatan pertama yaitu preparat awetan otot polos dengan perbesaran 4×10, yang terlihat pada preparat tersebut adalah nucleus dan serabut otot. Nucleus berbentuk bulat atau lonjong, hampir semua sel memiliki nucleus karena berperan penting dalam aktivitas sel, terutama dalam melakukan sintesis protein. Ciri-ciri dari otot polos yaitu selnya tersusun melebar berbentuk gelendong, memiliki 1 inti yang terdapat pada bagian yang melebar, sel otot ini dikelilingi oleh membrane plasma yang disebut myofibril, dan  fungsi jaringan otot polos adalah untuk memberikan gerakan yang diluar kemauan kita. Otot ini tersusun dari sel yang berbentuk gelendong, kumparan, dan memiliki inti satu di tengah. Otot polos berukuran antara 30-200 milimikron. Otot polos, mempunyai pola permukaan yang polos, tanpa adanya pola lurik melintang. Otot ini juga dilengkapi dengan saraf yang berasal dari sistem saraf tak sadar. Karakteristik otot ini antara lain, kontraksinya spontan, tetapi kerja lambat, bekerja terus-menerus tanpa disadari (involunter) dan tidak mudah lelah. Untuk berkontraksi otot polos memerlukan waktu antara 3 detik sampai 3 menit. Otot polos terdapat pada organ dalam, misalnya, usus, lambung, ginjal, pembuluh darah. Bentuk selnya menyerupai gelendong. Setiap sel memiliki satu inti sel yang terletak di bagian tengah sel. Otot polos tidak bekerja di bawah kesadaran. Otot polos terdapat di organ-organ yang bekerja tanpa sadar (involuntary), seperti lambung, usus, kandung kemih, dan saluran pernapasan.
      Pengamatan kedua yaitu Preparat awetan  otot jantung dengan perbesaran 4×10, yang terlihat yaitu nucleus, Nucleus berbentuk bulat atau lonjong, hamper semua sel memiliki nucleus karena berperan penting dalam aktivitas sel, terutama dalam melakukan sintesis protein. kerjanya tidak disadari. Akan tetapi, otot jantung berbeda dengan otot polos. Struktur otot jantung mirip dengan otot lurik. Namun, selnya membentuk rantai dan bercabang dengan satu atau dua inti sel. Disebut otot jantung karena memang letaknya hanya pada jantung saja. Otot ini memiliki struktur seperti pada otot lurik, yaitu memiliki pola lurik melintang tetapi miofibrilnya bercabang-cabang. Sel-sel otot jantung membentuk rantai dan sering bercabang dua atau lebih membentuk sinsitium. Cara kerja otot jantung seperti otot polos yaitu di luar kesadaran (involunter), terus-menerus, dan tidak mudah lelah, tidak terdapat di organ lain.
      Pengamatan ketiga yaitu preparat awetan  otot lurik dengan perbesaran 4×10, yang terlihat yaitu Nucleus. Nucleus berbentuk bulat atau lonjong, hampir semua sel memiliki nucleus karena berperan penting dalam aktivitas sel, terutama dalam melakukan sintesis protein. Ciri-ciri permukaannya bergaris-garis sehingga disebut juga otot lurik, serabut ototnya sangat panjang, sehingga jarang ditemukan ujungnya, memiliki banyak inti sel, terdapat pada kerangka, dan fungsi dari otot lurik yaitu untuk menggerakkan tulang dan melindungi rangka dari benturan. Miofibril yang tersusun sejajar dengan serabut otot membentuk daerah-daerah terang dan gelap sehingga tampak seperti berlurik-lurik. Otot lurik mempunyai banyak inti sel. Nama lain otot lurik adalah jaringan otot kerangka karena sebagian besar jenis otot ini melekat pada kerangka tubuh. Kontraksinya menurut kehendak kita dan di bawah pengaruh saraf sadar. Kontraksi otot lurik berlangsung cepat bila menerima rangsangan. Fungsi otot lurik untuk menggerakkan tulang dan melindungi kerangka dari benturan keras. Dinamakan otot lurik karena bila dilihat di bawah mikroskop tampak adanya garis gelap dan terang berselang-seling melintang di sepanjang serabut otot. Oleh sebab itu nama lain dari otot lurik adalah otot serat lintang.









BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dapat kita simpulkan bahwa ketiga jenis otot mempunyai struktur, fungsi dan ciri-ciri masing-masing. Otot bertanggung jawab untuk gerakan tubuh. Cara berkontraksi, dan gangguan yang mungkin terjadi pada otot. Dimana jaringan otot polos bekerja secara tidak sadar, dan jaringan otot lurik bekerja secara tidak sadar serta otot jantung bekerja secara tidak sadar.
B.     Saran
1.      Saran untuk Praktikan.
       Adapun saran kepada praktikan yaitu agar memperhatikan dan memahami  macam-macam jaringan otot yang menyusun manusia dan hewan, dan juga agar kiranya berhati-hati saat menggunakan alat laboratorium untuk mencegah kerusakkan pada alat tersebut.
2.      Saran untuk Asisten.
       Adapun saran kepada asisten yaitu agar mendampingi praktikannya pada saat praktiku guna untuk membantu praktikan apabila praktikan mengalami kesusahan dalam mengamati jaringan ikat dan tulang tersebut.
3.      Saran untuk Laboratorium
       Agar lebih melengkapi alat dan bahan yang akan digunakan oleh Praktikan, agar tidak menghambat jalannya praktikum.








DAFTAR PUSTAKA
Bloom, dan Fawcett. 2002. Buku Ajar Histologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Campbell, N. A. Reeca. Jane B. Mitchell. Lawrence G. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid III. Jakarta: Erlangga.

Campbell, Reece dan Mitchell. 2005. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Djarubito, Mukayat. 1989. Zoloogi Dasar: Jakarta : Erlangga.

Khalifah. 2005. Biologi umum 2 . Jakarta : Erlangga.

Suryani, A. Irma, dan Ramlawati. 2014. Penuntun Praktikum Struktur Perkembangan Hewan. Program Pendidikan IPA. FMIPA UNM. Makassar.

Yunadi, Titi. 2003. Fisiologi Manusia. Jakarta: Erlangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar