Jumat, 24 April 2015

“Percobaan Lazarro Spallanzani”


HALAMAN PENGESAHAN
Laporan lengkap praktikum Biologi Dasar dengan judul “Percobaan Lazarro Spallanzani”, disusun oleh :
            Nama               : Cinta Wulandasari
            Nim                 : 1316042045
            Kelompok       : III               
            Kelas               : Pendidikan Ipa
Telah diperiksa dan dinyatakan diterimah oleh asisten dan koordinator asisten.
Makassar,   Desember 2013
Koordinator Asisten                                                                       Asisten


Djumarirmanto, S.Pd                                                           Nurun Nahri
                                                                                                NIM : 1114040006

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab


Andi Rahmat Saleh S.Pd, M.Pd
NIP : 198510102008121004







BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Berasal dari manakah asal usul kehidupan mahluk hidup sesungguhnya? Tentu pertanyaan tersebut yang pertama kali muncul dalam benak seseorang. Rasa keingintahuan dan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan alah satu pemicu akan pertanyaan-pertanyan demikian.
Ketika rasa keingintahuan itu muncul seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seseorang cenderung ingin mengetahui jawaban pasti, akan apa yang selama ini selalu ia pertanyakan dalam benaknya maupun kepada orang lain. Hal ini pulalah yang memicu atau mendorong para ilmuan terdahulu pada zamannya untuk menjawab rasa keingintahuannya secara pribadi dan rasa keingintahuan orang lain melalui percobaan.
Pada awalnya para ilmuan hanya melakukan percobaan untuk menjawab pertanyaan yang ada dalam benaknya akan hal tersebut, hingga pada akhirnya terdengar dan terpublikasikan kepada khalayak umum mengenai percobaan yang telah mereka lakukan. Percobaan-percobaan atau eksperimen-eksperimen tersebut kemudian dijadikan sebagai landasan teori akan asal usul mahluk hidup itu, hingga ditemukan teori atau landasan baru yang dapat mematahkan atau membantah teori yang sebelumnya.
Aristoteles beranggapan bahwa mahluk hidup sebetulnya berasal dari mahluk tak hipup atau benda mati. Namun hal demikian dibantah dengan teori Biogenesis yang dicetuskan oleh Frencisco Redi dan didukung oleh Lazarro Spallanzani dan Louis Pasteur, yang beranggapan bahwa mahluk hidup berasal dari mahluk hidup sebelumnya.
Oleh karena itu, melalui ini kita akn mengetahui langkah-langkah serta jalan pemikiran yang telah dilakukan oleh para ilmuan terkhusus alam hal ini yaitu Percobaan Lazarro Spallanzani, untuk membuktikan percobaan yang telah dilakukan sebelumnya yang beranggapan bahwa mahluk hidup berasal dari mahluk hidup sebelumnya.
B.  Tujuan Praktikum
Memberikan kesempatan kepada mahasiswa mengikuti pemikiran dan langkah-langkah yang pernah dilakukan para ilmuan/penelitian dalam memecahkan masalah biologi, terkhususnya menjawab pertanyaan dari mana asal usul kehidupan.
C.  Manfaat Praktikum
1.      Mahasiswa dapat membuktikan secara langsung bahwa makluk hidup itu berasal dari mahluk hidup sebelumnya, sesuai dengan teori Biogenesis.
2.      Mahasiswa dapat melakukan penelitian yang sesuai dengan penelitian/langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Lazarro Spallanzani.














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pertanyaan yang selalu timbul bagi para pemikir filosofis dan kaum naturalis adalah asal mula terjadinya kehidupan di bumi ii. Sampai sekarang ha tersebut masih merupakan teka-teki yang belum dapat dipecahkan, macam-macam pandangan telah dikemukakan mengenai asal mula terjadinya kehidupan di bumi ini. Namun pandangan tersebut masih merupakan hipotesis yang memiliki arti sejarah (Wianatasasmita, 1991).
Pertanyaan “dari manakah asal kehidupa?”, telah dicoba dijawab bengan berbagai teori dan percobaan. Diantaranya adalah percobaan yang dilakukan oleh Aristoteles dengan Teori Abiogenesis atau Generatio Spontanea, yang beranggapan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk tak hidup. Namun, Lazarro Spallanzani yang meragukan kebenaran teori Abiogenesis atau Generatio Spontanea dari Aristoteles, melalui percobaannya Spallanzani beranggapan bahwa mahluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya yang dikenal dengan teori Biogenesis (Tim Penyusun, 2013).
Dalam hal ini yang masih dipersoalkan adalah masalah asal mula kehidupan yang pertama kali ada di bumi yang sampai sekarang masih pemikiran para ahli. Aristoteles (384-322 SM) berpendapat bahwa mahlk hidup itu terjadi begitu saja . pendapat ini dikenal sebagai teori Generatio Spontanea. Beberapa ahli melakukan berbagai usaha untuk melakukan penelitian terhadap pandangan Generatio Spontanea ( Tim Penyusun, 2013)
Aristoteles mengatakan bahwa mahluk hidup kecil itu terjadi begitu saja dari benda mati. Pendapat ini dianut pula oleh Needham dan dan mengadakan eksperimen dengan berbagai macam rebusan padi-padian. Meskipun air tersebut disimpannya rapat-rapat dalam botol tertutup, namun tetap muncul organisme. Spallanzani dalam tahun 1786 membantah pendapat Aristoteles dan Needham dengan mengatakan bahwa perebusan dan kemudian penutupan botol-botol berisi air rebusan yang dilakukan Needham tidak sempurna. Spallanzani sendiri merebus daging dan ditutup rapat-rapat dalam botol, tidak menemukan organisme baru dalam botol yang tertutup rtersebut (Kimbal,1999).
Perbedaan (kontroversi) mengenai asal usul kehidupan bersumber dari mitologi Yunani. Aristoteles berpendapat bahwa makhluk hidup berasal dari tanah. Timbulnya generasi spontan atau abiogenesis diperkuat oleh kenyataan bahwa ulat-ulat dapat tercipta dengan jalan membiarkan sepotong daging di udara terbuka. Ulat-ulat tersebut timbul setelah daging membusuk. Menurut kepercayaan tersebut timbul anggapan bahwa ulat-ulat tadi adalah penjelmaan daging. Artinya daging ini mengalami perubahan menjadi ulat (Moh. Amin, 2009).
Menurut Chaidar Warianto (2011), adapun dua kelompok ilmuwan yang mengemukakan teori yang berbeda mengenai asal usul makhluk hidup, yaitu teori abiogenesis dan biogenesis.
1.    Teori Abiogenesis
Paham atau teori abiogenesis ini disebut juga paham Generation Spontancea. Aristoteles (384-322 SM) menyatakan bahwa makhluk hidup yang pertama kali di bumi tersebut dari benda mati atau tak hidup yang terjadinya secara spontan. Sebenarnya Aristoteles mengetahui bahwa telur-telur ikan apabila menetas akan menjadi ikan yang bersifat sama seperti induknya. Telur-telur tersebut adalah hasil perkawinan dari induk-indik ikan. Walau demikian, Aristoteles berkeyakinan bahwa ada ikan yang berasal dari lumpur.
2.    Teori Biogenesis
Para ilmuan yang dikenal dengan paham abiogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya. Tokoh yang merintis Biogenesis adalah ilmuan italia yang bernama Fransisco Redi (1626-1799). Fransisco Redi, berdasarkan hasil percobaanya, berpendapat bahwa belatung yang terdapat pada daging busuk, bukan berasal dari daging, tapi berasal dari telur lalat yang terdapat pada daging. Percobaan ini kemudian disempurnakan oleh Lazzaro Spallanzani dengan percobaannya yang menggunakan bahan air kaldu atau air rebusan daging serta alat dua buah tabung reaksi, dan Louis Pasteur dengan percobaannya menggunakan air kaldu dengan alat labu yang berbentuk seperti leher angsa.
            Sementara itu, menurut Slamet (1999) teori evolusi dibedakan menjadi empat teori yaitu Teori Abiogenesis, Teori Biogenesis, Teori Evolusi Kimia dan Teori Evolusi Biologi. Dua diantaranya telah dijelaskan oleh Chaidar Warianto (2011), adapun dua teori lain yaitu :
1.    Teori Evolusi Kimia
Ilmuan yang menyatakan teori tersebut adalah Harold Urey. Urey menyatakan bahwa pada periode tertentu, atmosfer bumi mengandung melokul metana (CH 4), amonia (CH 4), air ( H2O), dan karbon dioksida ( CO2).  Karena pengaruh dari energi petir dan sinar kosmis, zat-zat tadi bereaksi . hasil reaksi tersebut mengasilkan suatu zat yang hidup yang diduga virus. Zat hidup tersebut berkembang selama jutaan tahun membentuk makhluk hidup. Teori yang dikemukakan tersebut, kemudian dikenal dengan teori Urey.
2.    Teori Evolusi Biologi
Ivanovich Oparin mengemukakan bahwa evolusi zat-zat kimia terjadi sebelum di bumi terjadi suatu kehidupan. Zat-zat anorganik tersebut membentuk zat-zat organik akibat adanya radiasi dari energi listrik yang terdapat pada petir. Suhu dibumi terus menurun. Ketika sampai pada titik kondensasi, terjadi hujan yang mengikis batuan di bumi yang banyak mengandung zat-zat organik. Zat-zat organik tersebut terbawa kelautan yang panas. Di lautan ini terbentuk  sup purba atau sub primordial. Sup purba terus berkembang selama berjuta-juta tahun.
Namun dalam hal ini, belum ada satu teoripun yang dapat dijadikan landasan sebagai asal usul kehidupan di bumi. Kerena setiap teori yang dikemukakan oleh para ilmuan/peneliti, tidak ada yang mampu membuktikan awal mula kehidupan itu bermula di muka bumi hingga saat ini. Disamping itu, teori-teori tersebut belum bisa dikatakan benar karena teori-teori tersebut masih dapat dibantah atau dipatahkan oleh ilmuan lain melalui percobaan-percobaan yang telah mereka lakukan.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.  Waktu dan tempat
Hari / tanggal          : Kamis/ 12 Desember 2013
Pukul                      : 14.00 s/d 16.00 WITA
Tempat                   : Lab. Biologi L.3 bagian Timur FMIPA UNM
B.  Alat dan bahan
1.      Alat :
a.       3 buah tabung reaksi
b.      1 buah pipet tangan
c.       1 buah klem kayu
d.      1 buah lampu spiritus
e.       1 buah cutter
2.      Bahan :
a.       30 ml air kaldu
b.      Gabus secukupnya
c.       1 buah botol aqua
d.      1 potong lilin
C.  Prosedur Kerja
1.      Memotong satu botol aqua dengan menggunakan cutter dan mengambil bagian bawahnya.
2.      Mengambil gabus sesuai dengan pola dan melubangi bagian tengahnya dengan menggunakan cutter sebanyak tiga lubang, kemudian dimasukkan kedalam potongan botol aqua untu digunakan sebagai rak tabung reaksi.
3.      Mengisi ketiga tabung dengan air kaldu masing-masing sebanyak 10ml.
4.      Pada tabung pertama ( Tabung A ), dilakukan dengan menyumbat tabung dengan gabus kemudian meneteskannya dengan cairan lilin disela antara mulut tabung dengan penutup.
5.      Pada tabung kedua ( Tabung B ), dilakukan dengan mendidihkan air kaldu dengan menggunakan klem kayu ( agar tidak panas apabila sedang terjadi pembakaran tabung) di atas api lampu spiritus hingga mendidih dan dibiarkan dalam keadaan terbuka.
6.      Pada tabung ketiga ( Tabung C ), dilakukan dengan mendidihkan air kaldu menggunakan klem kayu (agar tidak panas apabila sedang terjadi pembakaran tabung) di atas tepi api lampu spiritus hingga mendidih, dan segera menutupnya dengan gabus. Setelah itu, meneteskan lilin cair pada mulut tabung dengan penutupnya.
7.      Meletakkan ketiga tabung percobaan pada rak tabung reaksi yang telah dibuat dan menyimpannya di atas meja kerja ( menghindatkan dari cahaya matahari langsung dan sumber panas lainnya).
8.      Melakukan pengamatan dan pencatatan setiap hari , dari hari ke-0 sampai hari ke 6.













BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil Pengamatan
Tabel 1.1. hasil pengamatan tabung reaksi dari hari ke-0 hingga hari ke-6
HARI PENGAMATAN
TABUNG A
TABUNG B
TABUNG C
KETERANGAN

B
W
E
BU
B
W
E
BU
B
W
E
BU
ke-0
 -
 -
 -
 -
 -
 -
 -
 -
 -
 -
 -
 -
 Tidak terjadi perubahan.
ke-1
 -
 Tidak terjadi perubahan.
ke-2
 -
-
-
 -
 -
 -
 -
 -
 Tidak terjadi perubahan.
ke-3



 -



- 



- 



- 



- 



+ 



+



- 



- 



- 



- 



- 



1. Warna yang jernih menjadi keruh.

2. Tidak ada endapan menjadi ada endapan.
ke-4


 -


 +


+ 


- 


- 


+


+ 


- 


- 


- 


-


- 

 1. Warna yang jernih menjadi keruh.

2.Tidak ada endapan menjadi ada endapan.
ke-5


 -


+


+ 


- 


- 


 +


 +


 -


 -


- 


+


- 


 1. Warna yang jernih menjadi keruh.


2.Tidak ada endapan menjadi ada endapan.
ke-6



 ++



 ++



 ++



 -



++



 ++



++ 



 -






++



+ +



-



- 


 1. Warna yang jernih menjadi keruh.
2.Tidak ada endapan menjadi ada endapan.
3. tidak berbau menjdai berbau.

Keterangan:
B        : Bau                                        -           : tidal ada perubahan
W        : Warna                                   +          : ada perubahan
E          : Endapan                               ++        : sangan berubah
BU      : Buih

Tabel 1.2. Gambar hasil pengamatan tabung reaksi dari hari ke-0 dan hari ke-6
Hari / tanggal
Tabung A
Tabung B
Tabung C


Ke-0
(12 Desember 2013)









Ke-6
(18 Desember 2013)






Gambar Pembanding

B.  Pembahasan
       Pada percobaan Lazarro Spallanzani, pada tabung pertama (Tabung A) dilakukan dengan penyumbat tabung dengan gabus dan menetesinya dengan lilin cair di sela antara mulut tabung dengan penutup. Pada tabung kedua (Tabung B), dilakukan dengan mendidihkan kaldu dengan menggunakan klem kayu ( agar tidak panas apabila dipegang pada pembakaran) di atas tepi api lampu spiritus hingga mendidih dan biarkan terbuka.
       Dan pada tabung ketiga (Tabung C), dilakukan dengan mendidihkan kaldu dengan menggunakan klem kayu (agar tidak panas apabila dipegang pada saat pembakaran) di atas tepi api lampu spiritus hingga mendidih, dan segera menutupnya dengan gabus. Setelah itu meneteskan lilin cair disela antara mulut tabung dengan penutupnya.
1.      Tabung A
             Pada Tabung A, berdasarkan hasil pengamatan terlihat beberapa perubahan yang terjadi yaitu perubahan bau, warna,dan endapan. Pada hari ke-0 sampai hari ke-5 tidak tercium bau apapun pada air kaldu, namun pada hari ke-6 setelah penutup tabung dibuka tercium bau yang sangat menyengat pada air kaldu tersebut, begitupun dengan perubahan warna yang hari ke-0 hingga hari ke-3 pada hari ke-4 sudah mulai terlihat keruh.
             Hal yang sama terlihat pula pada endapan air kaldu yang awalnya pada hari ke-0 hingga hari ke-3 masih tetap bersih dan tidak terdapat endapan, namun pada hari ke-4 sampai hari ke-6 telah terlihat endapan yang cukup banyak dan tidak berbuih. Semua perubahan ini disebabkan oleh mikroorganisme yang berasal dari air kaldu yang tidak disterilkan sebelumnya lalu ditutup, sehingga mikroorganisme yang ada didalamnya aktif beraktifitas dan berkembang didalam tabung reaksi.
2.      Tabung B
             Pada Tabung B, berdasarkan hasil pengamatan terlihat beberapa perubahan yang terjadi yaitu perubahan warna dan endapan. Pada hari ke-0 sampai hari ke-3 tidak terjadi perubahan warna hingga masih tetap bening, namun pada hari ke-4 hingga hari ke-6 terjadi perubahan warna yaitu keruh akibat perubahan endapan yang terjadi pada hari ke-4 hingga hari ke-6 terjadi perubahan pada bau dan buih.
             Hal ini disebabkan oleh keadaan tabung yang terbuka walaupun pada dasarnya air kaldu telah disterilkan terlebih dahulu, sehingga mikroorganisme dapat berkembangbiak serta mikroorganisme dari luar atau mikrooganisme dari udara bebas masuk ke dalam tabung reaksi yang menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan tersebut.
3.      Tabung C
             Pada Tabung C, berdasarkan hasil pengamatan terlihat beberapa perubahan yang terjadi yaitu perubahan warna dan endapan. Pada hari ke-0 sampai hari ke-4 tidak terjadi perubahan warna hingga masih tetap bening, namun pada hari ke-5 sampai hari ke-6nterjadi perubahan yaitu warna menjadi agak keruh. Sedangka perubahan endapan terjadi pada hari ke-6 saja. Dalam pengamatan, dari hari ke-0 sampai dengan hari ke-6 tidak terjadi perubahan pada bau maupun buih.

Perubahan-perubahan tersebut terjadi karena pada saat selesai mensterilkan air kaldu dengan cara didihkan, terdapat mikroorganisme yang tidak sengaja masuk melalui udara atau media lain sebelum tabung tersebut ditutup, misalnya saja pada saat meneteska lilin cair diantara mulut tabung dan penutup praktikan tidak sadar akan udara yang masuk kedalam tabung reaksi dari udara tersebut tentunya terdapat mikroorganisme dan akan berkembangbiak di dalam tabung.
Lazzaro Spallanzani (1729-1799), Biologiwan Italia juga membantah pernyataan generatio spontanea (makhluk hidup terbentuk secara spontan). Pada tahun 1765 Spallanzanii melakukan percobaan mengunakan air rebusan daging dan dua macam perlakuan pada labu. Labu I diisi air rebusan daging (kaldu), kemudian di panaskan pada suhu 15oC selama beberapa menit, dan dibiarkan terbuka.
Sedangkan labu II diisi air kaldu juga, ditutup rapat dengan sumbat gabus. Kemudian labu dipanaskan hingga mendidih. Selanjutnya kedua macam labu tersebut didinginkan. Setelah kurang lebih satu minggu, hasil percobaannya menunjukkan bahwa pada labu I air kaldu menjadi keruh dan berbau busuk dan banyak mengandung mikroorganisme. Pada labu II air kaldu tetap jernih dan tidak berbau busuk. Akan tetapi jika labu II kemudian di buka dan dibiarkan lebih lama lagi, air kaldu menjadi keruh dan berbau busuk seperti pada hasil labu I.
Kesimpulan Spallanzani adalah pada tabung yang terbuka terdapat kehidupan yang berasal dari mikroorganisme di udara. Pada tabung yang tertutup tidak terdapat kehidupan. Ini membuktikan bahwa kehidupan bukan berasal dari air kaldu.
Hasil percobaan Spallanzani disanggah oleh penganut teori Abiogenesis. Sanggahannya adalah kehidupan pada percobaan Spallanzani tidak terjadi karena daya hidup tidak dapat masuk ke dalam labu. Menurut mereka, untuk terbentuknya mikroorganisme dalam air kaldu dibutuhkan udara.
























BAB V
PENUTUP
A.  Kesimpulan
       Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya. Mikroorganisme yang ada pada air kaldu merupakan mikroorganisme yang berasal dari mikroorganisme yang telah ada sebelumnya dan mikroorganisme yang terdapat pada udara bebas. Perubahan warna pada eir kaldu menjadi keruh serta adanya endapan dan bau, disebabkan karena adanya mikroorganisme yang terjadi di dalam tabung.
       Dari hasil pengamatan  pada percobaan yang dilakukan, maka percobaan Lazarro Spallanzani dapat dibuktikan kebenarannya bahwa makhluk hidup bukan berasal dari benda mati atau benda tak hidup melainkan makhluk hidup sesungguhnya berasal dari makhluk hidup sebelumnya.
B.  Saran
       Mengharapkan kepada praktikan/ mahasiswa untuk memperhatikan dan memahami langkah-langkah yang pernah dilakukan para ilmuan/peneliti dalam memecahkan masalah biologi yaitu tentang asal usul kehidupan. dan juga mengharapkan kepada asisten agar memperhatikan praktikannya dan membantu apabila terdapat kekeliruan atau ketidakpahaman pada percobaan yang dilakukan.









DAFTAR PUSTAKA
Amin, Moh.2009. Evolusi. Malang: UniversitaS NegerI Malang.
Kimbal, J.W. 1999.Biologi jilid 3 cetakan ketiga. Jakarta : Erlangga.
Slamet.1999. Sains Biologi. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Tim Penyusun. 2013. Bahan Ajar Biologi Dasar. Makassar: jurusan Biologi FMIFA UNM.
Tim Penyusun. 2013. Penuntun praktikum Biologi Dasar. Makassar : jurusan Biologi FMIPA UNM.
Wirianto, Chaidar. 2011. Asal Usul Makhluk Hidup.  http://skp.unair.ac. diakses pada tanggal 14 Desember 2013. Makassar.
Winatasasmita, Djamhur. 1991. Biologi Umum. Jakarta : Universitas Terbuka



















LAMPIRAN
1.    Apa yang menjadi penyebab terjadinya perubahan kaldu pada percobaan tersebut diatas?
Jawaban : yang menyatakan bahwa perubahan air kaldu pada percobaan tersebut adalah mikroorganisme yang hidup di dalam air kaldu tersebut.
2.    Dari manakah datangnya makhluk hidup yang menyebabkan terjadinya perubahan kaldu tersebut ?
Jawaban : Makhluk hidup yang disebabkan perubahan pada kaldu tersebut berasal dari spora makhluk hidup yang mungkin ikut terbawa bersama kaldu atau munkin berasal dari udara bebas.
3.    Perubahan pada kaldu tersebut terjadi pada tabung yang diperlakukan bagaiman? Mengapa bisa demikian?
Jawaban : air kaldu yang mengalami perubahan adalah air kaldu yang berasal pada tabung yang air kaldunya tidak disterilkan atau tidak diisolasi tabungnya dari udara bebas atau air kaldu yang disterilkan tapi tabungnya tidak ditutup, atau tabungnya situtup tapi tidak disterikan kaldunya. Sehingga mikroorganisme yang sempat ikut kedalam tabung dapat melakukan aktivitas.
4.        Pada tabung yang diperlakukan bagaimana yang kaldunya tidak mengalami perubahan ? mengapa tidak terjadi perubahan warna dan bau?
Jawaban : kaldu yang tidak mengalami perubahan warna dan bau yaitu terdapat pada tabung yang disterilakn dengan cara dipanasi dan diisolasikan dari udara luar dengan sumbat gabus. Hal ini terjadi karena mikroorganisme yang sempat ikut kedalam tabung mati pada saat tabung dipanaskan, dan mikroorganisme baru tidak dapat berkembang karena tabung terisolasi dari udara luar.
5.    Mungkinkah dari tabung bahan kaldu itu tiba-tiba muncul mikroorganisme baru?
Jawaban : tidak, karena makhluk hidup sesungguhnya berasal dari mekhluk hidup juga, bukan dari benda mati.
6.    Hasil percobaan diatas dapatkah dijadikan sebagai bukti yang kuat menyangkal Teori Generation Spontanea?
Jawaban : ya, karena hal ini dapat dibuktikan dengan melihat perubahan yang terjadi pada setiap tabung. Pada tabung ke-1 (Tabung A) mikroorganisme yang menyebabkan perubahan pada air kaldu adalah mikroorganisme yang berasal atau ikut pada air kaldu karena pada saat tabung ditutup tidak dilakukan pengsterilan atau mendidihkan kaldu sehingga mekroorganisme yang berada di dalamnya masih hidup. Pada tabung ke-2 ( Tabung B) yang menyebabkan yaitu mikroorganisme yang berasal dari udara bebas. Sedangkan pada tabung ketiga ( Tabung C) tidak mengalami peubahan karena tabung tersebut dipanaskan atau disterilkan dan terisolasi dari udara bebas.




























Tidak ada komentar:

Posting Komentar