HALAMAN PENGESAHAN
Laporan
lengkap praktikum Struktur Perkembangan Hewan dengan judul “Jaringan
Ikat dan Tulang”, disusun
oleh :
Nama : Cinta Wulandasari
NIM :
1316042045
Kelompok : I (Satu)
Kelas : Pendidikan IPA
telah
diperiksa dan dinyatakan diterimah oleh asisten dan koordinator asisten.
Makassar,
Januari 2015
Koordinator Asisten Asisten
Djumarirmanto, S.Pd Muhammad Nur Akbar
NIM:
1114040004
Mengetahui,
Dosen
Penanggung Jawab
Andi Irma Suryani, S,Pd M,Si
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Mahkluk hidup diciptakan tersusun atas beberapa
jaringan-jaringan dasar yang diantaranya adalah jaringan epitel, jaringan ikat,
otot, dan jaringan saraf. Kemampun manusia dalam beraktifitas dalam
kehidupannya sehari-hari di sokong oleh jaringan ikat yang berfungsi memberikan
dan mempertahankan bentuk tubuh. Selain itu jaringan ikat juga merupakan salah
satu jaringan dasar penyusun organ tubuh baik manusia maupun hewan. Berbeda
dengan jaringan lain, jaringan ini terutama berfungsi melalui komponen ekstra
selnya.
Ilmu yang mempelajari jaringan disebut histologi. Definisi jaringan itu
sendiri yaitu gabungan dari beberapa atau banyak sel yang memiliki fungsi yang
sama dalam suatu ikatan. Jaringan didalam tubuh manusia mempunyai sifat yang
khusus dalam melakukan fungsinya, seperti peka dan pengendali (jaringan saraf),
gerakan (jaringan otot), penunjang dan pengisi tubuh (jaringan ikat), absorbsi
dan sekresi (jaringan epitel), bersifat cair (darah) dan lainnya. Masing-masing
jaringan dasar dibedakan lagi menjadi beberapa tipe khusus sesuai dengan
fungsinya. Pada saat perkembangan embrio, lapisan kecambah (germ layers)
berdiferensiasi (dengan proses yang disebut histogenesis) menjadi empat macam
jaringan utama, yaitu jaringan epitel, jaringan pengikat, jaringan otot, dan
jaringan saraf.
Organ tubuh makhluk hidup umumnya kebanyakan tak terlihat maka praktikum Struktur Perkembangan
Hewan kali ini diadakan sebuah
percobaan untuk mengamati bagian-bagian organ yang tersembunyi di bagian dalam
tubuh makhluk hidup. Untuk itu di adakan pengamatan jaringan
ikat dan jaringan tulang.
Pada pengamatan jaringan ikat dan jaringan tulang yang telah dilakukan, maka kita menggunakan
beberapa preparat awetan dimana terdiri atas preparat awetan Compact Bone, preparat
awetan Tulang Hyaline, preparat awetan Darah, preparat awetan Hyaline
Cartilage, preparat awetan Hard Bone, preparat awetan Skin Human, dan preparat
awetan Mammal Skin.
B. Tujuan
Praktikum
Mahasiswa dapat mengamati jaringan ikat,
dan jaringan tulang, serta mengetahui struktur, fungsi dan bagian-bagiannya.
C. Manfaat
Praktikum
Manfaat dari praktikum ini adalah
praktikan dapat mengetahui bentuk, stuktur dan fungsi dari jaringan ikat dan
tulang yang terdapat pada makhluk hidup
khususnya manusia dan hewan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ciri khas dari jaringan ikat adalah mempunyai komponen seluler yang
sedikit bila dibandingkan dengan substansi interselulernya. Pada jaringan ikat
dikenal ada tiga macam serabut, yaitu serabut kolagen, serbut elastic, dan
serabut retikuler. Serabut-serabut tersebut terendam didalam cairan
interselluler. Elemen selulernya sangat bervariasi. Sel-selnya dapat berupa
fibroblast, fibrosit, megrofag, dan sebagainya Jaringan tulang sejati merupakan
jaringan yang memiliki kerangka yang menyokong tubuh dan merupakan jaringan
ikat serta mengandung mineral. Sel-sel pembentuk tulang yaitu osteoblas yang
merupakan yang mengeksresikan matriks dan kolagen serta kondroitin yaitu sel
yang terdapat pada lacuna (rongga) pada tulang rawan. Jaringan tulang terdiri
dari sel-sel tulang atau osteon yang tersimpan dalam matriks, matriksnya
terdiri dari zat perekat kolagen dan endapan garam-garam mineral terutama garam
kalsium (kapur). Tulang merupakan komponen utama dari kerangka tubuh dan
berperan untuk melindungi alat-alat tubuh dan juga sebagai tempat melekatnya otot
kerangka (Arifin, 1994).
Jaringan ikat sering disebut jaringan penyokong atau penyambung
(konektif). Letak sel-sel jaringan ikat ini tidak berhimpit rapat, tetapi
berpencar-pencar dan jika berhubungan, hanya pada ujung-ujung protoplasmanya.
Ciri khusus jaringan ikat adalah memiliki komponen interseluler yang disebut
matriks. Bentuk sel-sel jaringan ikat ini tidak teratur, sitoplasma bergranula
dan inti selnya mengelembung. Ada beberapa jenis sel-sel jaringan ikat yaitu,
fibroblas, makrofag, sel tiang, sel lemak dan berbagai jenis sel darah putih.
Jaringan ikat dibagi menjadi dua tipe dasar, yaitu jaringan ikat longgar dan
jaringan ikat padat (Albert, 1994)
Sel-sel jaringan ikat ditempatkan dalam dua kategori, sel tetap dan sel bebas. Sel tetap adalah populasi sel hidup panjang yang relative
stabil yang mencakup fibroblast yang meyereksi dan mempertahankan komponen
ekstrasel sel asiposa yang menimbun dan membebaskan lipid untuk dipakai sebagai
sumber energy dalam metabolism sel-sel lain di seluruh tubuh. Sel bebas adalah
populasi sel motil yang terus berubah yang memasuki jaringan ikat dari darah
dan mengembara dalam substansi dasarnya. Kebanyakan hidup pendek dan terus
diganti baru dari kumpulan sel jenis sama yang beredar dalam darah. Termasuk di
sini eosinofil, monosit, limfosit, makrofag, sel plasma yang berkembang dari
limfosit, dan sel mast yang asalnya belum jelas. Beberapa di antara sel bebas
ikut serta dalam respons jangka pendek dari jaringan terhadap cedera atau
invasi bekteri, sedangkan yang lain ikut serta dalam pertahanan imunologis
jangka lebih panjang dari tubuh (Bloom,2002).
Dalam jaringan ikat yang berkembang, yang pertama muncul adalah jaringan
serat retikuler argirofilik (kolagen tipe-III) halus. Serat yang dibentuk
kemudian tidak argirofilik dan terutama kolagen tipe-I. Urutan kejadian ini
menyimpulkan bahwa precursor kolagen tipe-I dan tipe-III disekrasi dalam jumlah
yang berubah dengan majunya perkembangan. Jumlah relatif kedua kolagen ini juga
bervariasi dari daerah dan perbedaan ini berpengaruh penting pada sifat
jaringan ikat itu. Mereka dihasilkan dalam pertandingan yang member sifat
mekanis khusus yang dibutuhkan organ dan jaringan itu. Pada organ seperti paru dan limpah, dan dalam
lamina propria usus, kolagen tipe-III berlimpah, sedangkan dalam struktur yang
kurang fleksibel seperti tendo dan tulang, kolagen tipe- I yang terutama. Tak
benyak yang diketahui tentang factor-faktor yang memodulasi aktivitas sekresi
fibroblast untuk menghasilkan perbedaan ini (Bloom,2002).
Jaringan ikat menyatukan jaringan lain yang berbeda melalui akumulasi
protein dan zat mirip gel yang disekresikan dari fibroblast ke dalam ruang yang
mengelilingi sel. Zat protein yang disekresikan mencakup kolagen, suatu serabut
putih yang tebal dan berfungsi sebagai penunjang structural, elastin, protein
yang dapat direngangkan yang memungkinkan jaringan melentur sewaktu
direnggangkan; dan serabut reticulum, yaitu suatu untaian serabut tipis
fleksibel yang memungkinkan organ mengakomodasi peningkatan volume. Zat serupa
gel, sebagian besar terdiri atas asam hialoronat, terdapat berselang-seling di
seluruh ruang interstisium untuk mempertahankan air dan berfungsi sebagai
penunjang dan pelindung. Jaringan adipose dan sel endotel memberikan makanan
dan menunjang kelangsungan hidup fibroblas. Sel mast mengandung glanula yang
terisi histamin dan zat vasoaktif lainnya. Degranulasi sel mast adalah sebuah
langkah penting dalam dimulainya suatu reaksi peradangan. Jaringan
hematopoietic dianggap sebagai jaringan ikat. Jaringan hematopoietic meliputi
sumsum tulang, sel darah, dan jaringan limfatik. Membrane basal yang dijumpai
di sepanjang permukaan pertemuan antara jaringan ikat dan jaringan di dekatnya
juga dianggap sebagai lapisan jaringan ikat. Membran ini mengikat, menunjang,
dan memungkinkan perbaikan jaringan (Corwin, 2009).
Jaringan ikat berfungsi untuk mengikat dan menyokong jaringan lain.
Berlawanan dengan jaringan epitelium yang sel-selmnya terkemas rapat, jaringan
ikat memiliki kumpulan-kumpulan sel-sel yang jarang yang tersebar dalam suatu
matriks ekstrasellular. Matriks tersebut umumnya terdiri atas suatu anyaman
serat yang tertanam dalam suatu dasar (fondasi) yang seragam dan dapat berupa
cairan, seperti agar atau padatan. Pada sebagaian besar kasus, bahan-bahan
matriks itu disekresikan oleh jaringa-jaringa ikat itu sendiri. Serat jaringan
ikat yang terbuat dari protein, terdiri atas tiga jenis yakni serat kolagen,
serat elastis dan serat retikuler. Serat berkolagen (collagneus fiber) terbuat
dari kolagen yang mungkin merupakan protein yang berlimpah dalam kingdom hewan.
Serat kolagen itu bersifat tidak elastis dan tidak mudah robek jika ditarik
mengikuti panjangnya. Kemudian selanjutnya adalah serat elastis (elastic fiber)
adalah untaian panjang yang terbuat dari protein yang disebut elastin. Serat
elastis memberikan suatu sifat seperti karet yang melengkapi kekuatan serat
berkolagen yang tidak elastis. Selanjutnya dalah serat retikuler (reticuler
fiber) merupakan serat yang sangat tipis dan bercabang. Tersusun atas kolagen
dan bersambung dengan serat yang berkolagen , serat ini membentuk suatu
anayaman yang ditenun ketat yang menghubungkan anatara jaringan ikat dan
jaringan yang ada disebelahnya (Campbell 2004)
Jaringan adipose (adipose tissue) adalah bentuk khusus dari jaringan
ikat longgar yang menyimpan lemak dalam
sel-sel adipose yang tersebar diseluruh matriksnya. Jaringan adipose melapisi
dan menginsulasi tubuh. Setiap sel adipose mengandung suatu butiran lemak.
Faktor keturunan, olahraga dan jumlah lemak
kita makan dapat mempengaruhi jumlah lemak yang tersimpan dalam sel
adipose kita (Campbell, 2004).
Jaringan ikat yang paling banyak terdapat dalam tubuh vertebrata adalah
jaringan ikat longgar. Jaringan ini mengikatkan epithelium dengan jaringan
dibawahmyadan berfungsi sebagai bahan pengemas, yang menjaga agar organ tetap
berada ditemptnya. Jaringan ikat longgar memiliki ketiga jenis serat yang ada:
berkolagen, serat elastic, dan retikuler (Campbell 2004).
Tulang rawan adalah jaringan ikat khusus sel-sel yang tediri atas
sel-sel disebut kondrosit, tersebar berjauhan dalam matriks ekstrasel mirip jel
padat. Jaringan ini tidak diterobos saraf atau pembuluh darah. Sel-selnya
terisolasi dalam rongga kecil atau lakuna, mendapat makanan makanan dari fase
air dari matriks dari kapiler dalam jaringan sekitar tulang rawan. Sifat
viskoelastis dari ekstrasel memberi tilang rawan kekuatan dan ekkenyalan yang
luar biasa. Ia sanggup bertumbuh cepat dan tetap mempertahankan kekakuannya,
suatu sifat yang sangat cocok bagi embrio yang sedang berkembang. Sebagian
besar kerangka aksial dan apendikular pada awalna dibentuk dari tulang rawan
dan kemudian diganti dengan tulang (Fawcett, 2001).
Jaringan penyokong terdiri atas dua jenis yaitu tulang rawan dan tulang
sejati. Tulang rawan dan tulang merupakan jaringan ikat khusus dan seperti
halnya semua jaringan ikat terdiri atas unsur sel, serabut dan substansi dasar.
Seperti jaringan ikat lain, rawan berkembang dari jaringan masenkim yang
diturunkan dari mesoderm embrional. Tulang rawan tidak mengandung pembuluh
darah, pembuluh limfa, dan pembuluh saraf. Karena tidak mengandung pembuluh
darah maka makanannya harus mencapai sel-sel melalui difusi dari kapiler dalam
jaringan penyambung di dekatnya atau melalui cairan Synovial dari cavum sendi
(George, 1999).
Tulang (jaringan oseosa) adalah sejenis jaringan ikat kaku yang
menyususn sebagian besar kerangka dewasa. Matriksnya mengandung unsure
anorganik, terutama kalsium fosfat, yang merupakan lebih kurang sua pertiga
berat tulang. Secara makroskopik, tulang itu berbentuk spongiosa (kanselosa)
atau kompak (padat). Perbedaan keduannya tergantung pada jumlah relative zat
padat dan ukuran serta jumlah celah-celah padanya. Keduanya mengandung unsure
histologis sama; sel-sel tulang 9 sel osteoprogenitor, osteoblas, osteosit, dan
oteoklas dan matriks. Osteosit terletak dalam rongga kecil atau lacuna dalam
matriks, yang terdiri atas serta kolagen (osteo-kolagen) tergabung dalam berkas
dengan substansi semen diantaranya yang mengandung garam anorganik. Secara
khas, matriks ini tersusun dalam lapisan-lapisan atau lamen-lamen dan diterobos
kanalikuli halus yang menghubungkan lacuna berdekatan dan untuk sebagian
berisikan cabang sitoplama halus dari osteosit. Permukaan luar tulang dibungkus
oleh selubung fibrosa (periosteum), dan lapis tipis jaringan ikat (endosteum)
melapisi rongga sumsum dan sebagian pelapis meluas ke dalam sistem kanalikuli
dari tulang kompak. (Leeson 1996)
Menurut Suryani (2014), Jaringan ikat berserat/jaringan ikat padat,
banyak mengandung serat kolagen, jaringan ini banyak ditemukan pada tendon yang
melekatkan otot ke tulang, dan pada ligament yang menghubungkan tulang dengan
persendian. Tulang terdiri atas komponen seluler dan interseluler (matriks)
berupa bahan anorganik seperti kalsium, fosfor, magnesium, dan bahan organik
berupa serabut kolagen, glukosaminoglikan, osteonektin (penghubung kolagen dan
mineral tulang), dan osteokalsin (pengikat kalsium). Adapun komponen seluler
meliputi :
1.
Osteoprogenitor, sel yang belum
berdiferensiasi mirip fibroblast. Sel ini memiliki kemampuan mitosis yang
tinggi, umumnya terdapat pada embrio selama pembentukan tulang dan pada tulang
dewasa terdapat pada periosteum.
2.
Osteoblas, terdapat pada permukaan
tulang yang berfungsi dalam membuat tulang (kolagen dan glikoprotein), jika
bentuk osteoblas ini seperti kubus maka selini aktif mensintesis metrics
sebaliknya jika bentuknya gepeng maka aktivitas sintesis menurun. Matriks yang
baru disintesis belum mengalami klasifikasi disebut dengan osteoid.
3.
Osteosit, sel tulang yang ditemukan
dalam lapisan matriks tulang yang telah mengalami mineralisasi, memiliki banyak
julukan sitoplasma, fungsi sel ini memelihara matriks tulang yang membebaskan
kalsium dari matriks tulang bila kadar kalsium meningkat. Osteosit ini,
terdapat dalam lacuna sedangkan juluran sitoplasma terdapat dalam saluran halus
yang disebut kanalikuli. Fungsi kanalikuli sebagai penghubung antara sel
osteosit yang satu dengan osteosit tetangganya; penghubung osteosit dengan
permukaan luar dan dalam tulang; penghubung sel osteosit dengan kapiler darah.
4.
Osteoklas, sel motil besar terdapat pada
permukaan matriks atau pada permukaan tulang yang dirombak dalam lacuna,
berperan dalam merombak tulang yang telah jadi dan aktif dan pembersih debris.
Proses reabsorbsi tulang dengan cara deklasifikasi oleh asam organic,
perencanaan ekstrasel oleh asam hidrolase yang diproduksi dan dilepaskan dengan
eksositosis.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat
Hari / tanggal :
Kamis/18 Desember 2014
Waktu :
Pukul
10.00 s/d 12.00 WITA
Tempat :
Green House
Biologi FMIPA UNM Makassar
B.
Alat dan Bahan
1. Alat :
a.
Mikroskop
Cahaya
2.
Bahan
:
a.
Preparat
awetan Compact Bone
b.
Preparat awetan Tulang Hyaline
c.
Preparat awetan Darah
d.
Preparat awetan Hyaline Cartilage
e.
Preparat awetan Hard Bone
f.
Preparat awetan Skin Human
g.
Preparat awetan Mammal Skin
C. Prosedur
Kerja
1. Menyiapkan
mikroskop cahaya dan letakkan
mikroskop diatas meja yang banyak terdapat cahaya matahari.
2. Menemempatkan mikroskop pada tempat yang banyak sumber
matahari dan arahkan cermin ke sumber cahaya dan buka diafragma atau memutar
lempeng pada posisi lubang sedang.
3. Lalu
letakkan preparat awetan Compact Bone pada meja objek. Dan atur agar
preparat awetan
Compact Bone tepat berada pada lapangan pandang.
4. Selanjutnya,
menjepit preparat dengan menggunakan
penjepit khusus yang ada pada bagian atas meja objek agar tidak bergeser.
5.
Memilih perbesaran yang
sesuai untuk digunakan dalam pengamatan, sebaiknya dalam memilih perbesaran, di
dahului dengan perbesaran yang rendah kemudian menurunkan tubus sampai jarak ujung objektif dengan meja
sediaan 5-10 mm atau tubus turun maksimal.
6. Lalu lihat bayangan dari lensa okuler. Gunakan pemutar kasar untuk menaikkan juga menurunkan
lensa objektif hingga didapatkan bayangan atau tampilan objek yang diamati
dengan jelas.
7. Setelah objek yang diteliti sudah jelas, gunakan
pemutar halus untuk menurunkan lensa objektif agar objek yang kita amati bisa
terlihat lebih jelas lagi.
8. Setelah objek sudah terlihat dengan
jelas, gambarkan hasil pengamatan
pada kertas.
9. Setelah selesai keluarkan preparat yang telah
diamati dan lalu ganti preparat awetan dengan preparat selanjutnya
yang akan diamati.
10. Lakukan sama dengan saat mengamati preparat awetan
Compact Bone atau yang
sebelumnya.
11. Setelah semua objek telah teramati, bersihkan
mikroskop dan normalkan sendi inklinasi dan perbesarannya.
12. Menyimpan kembali mikroskop pada tempatnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan
Table hasil pengamatan dan gambar
pembanding serta keterangannya.
Hasil pengamatan
|
Gambar pembanding
|
Keterangan
|
|||
![]()
Perbesaran 10x10
|
![]() |
1.
Harverssteon
|
|||
Preparat
![]()
Perbesaran 10x10
|
![]() |
1. Kondrosit
2. Lakuna
3. Inti kondrosit
4. Kapsul tulang rawan
5. Matriks teritorial
6. Matriks interteritorial
|
|||
![]()
Perbesaran 10x10
|
![]() |
1.
Eritrosit (sel darah merah)
2.
Plasma darah
3.
Leukosit (sel darah putih)
|
|||
![]()
Perbesaran 10x10
|
![]() |
1.
Ground
Subtance
2.
Lacuna
3.
Kondrosit
4.
Perchondrium
|
|||
![]()
Perbesaran 10×10
|
![]() |
1.
Osteon
2.
Lamella
3.
Central
Canal
4.
Lacuna
|
|||
Skin Human
Perbesaran 10x10
|
![]() |
1. Stratum korneum
2. Stratum granulosum
3. Stratum lusidium
4. Stratum spinosum
5. Basal
|
|||
![]()
Perbesaran 4×10
|
![]() |
1. Stratum granulosum
2. Stratum spinosum
3. Basal
4. Stratum korneum
|
B. Pembahasan
Pengamatan pertama
yaitu pada preparat compact bone terlihat adanya jaringan tulang yang berfungsi
pembentuk sistem jaringan tulang itu sendiri, saluran havers yang berfungsi
sebagai tempat dari pembuluh darah, pembuluh limfa, dan saraf, sel tulang akan
melingkari pembuluh darah dan serabut saraf yang berfungsi sebagai pusat
penyusun dari tulang serta pengatur kerja jaringan tulang yang menyusun sistem
havers, dan canaliculi yang berfungsi menghubungkan antara lacuna yang satu
dengan lacuna yang lain. Tulang compact berfungsi melindungi bagian tubuh yang
lunak. Tulang compact memiliki rongga yang berisi sumsum kuning. Bagian tulang
compact terdiri atas bonggol tulang (epifise) dan bagian tengah yang disebut
diafise. Daerah antara epifise dengan diafise terdapat discus epifise yang
banyak mengandung osteoblast. Discus epifise banyak terdapat pada tulang muda
dan pada orang dewasa tidak tumbuh lagi. Tulang ini banyak ditemukan di tulang
tangan dan tulang kaki.
Pengamatan kedua yaitu pada preparat
Tulang Hyaline dengan perbesaran 10×10
terlihat kondrosit , inti kondrosit, lacuna, lapisan tulang rawan, matriks, komponen
penting dari matriks kartilago adalah kondronektin. Sebuah makromolekul yang
membantu perlekatan kondrosit pada kolagen matriks. Matriks kartilago yang
tepat ,mengelilingi setiap kondrosit banyak mengandung glikosaminoglikan dan
sedikit kolagen. Kondrosit mempunyai inti yang khas berbentuk bundar dengan
sebuah nucleus atau dua buah nucleoli. Kondrosit terletak di dalam lacuna (
celah ) berbentuk bulat. Ia disebut juga sel kartilago ( yang kalau berkelompok
disebut sel isogen ). Letak chondrocyt di dalam jaringan tulang rawan lebih ke
dalam daripada letak chondroblast.
Pengamatan ketiga yaitu pada preparat Darah
dengan perbesaran 10×10 terlihat plasma darah, dan sel darah. Plasma darah
adalah komponen darah berbentuk cairan berwarna kuning yang menjadi medium
sel-sel darah, dimana sel darah ditutup, yang berbentuk butiran-butiran darah.
Di dalamnya terkandung benang-benang fibrin/fibrinogen yang berguna untuk
menutup luka yang terbuka. Plasma darah merupakan komponen terbesar dalam
darah, dimana besar volumenya 55% dari volume darah yang terdiri dari 90%
berupa air dan 10% berupa larutan protein, glukosa, faktor koagulasi, ion
mineral, hormon dan karbon dioksida. Karena dinding kapiler permiabel bagi air
dan elektrolit maka plasma darah selalu ada dalam pertukaran zat dengan cairan
interstisial. Dalam waktu 1 menit sekitar 70% cairan plasma bertukaran dengan
cairan interstisial. Fungsi plasma darah adalah mengangkut sari makanan ke
sel-sel serta membawa sisa pembakaran dari sel ke tempat pembuangan serta
menghasilkan zat kekebalan tubuh terhadap penyakit atau zat antibodi. Sel Darah
dibagi menjadi sel darah merah (eritrosit) berfungsi untuk mengangkut oksigen
dan sel darah putih (lekosit) berfungsi untuk melawan benda-benda asing yang
masuk ke dalam tubuh.
Pengamatan keempat yaitu pada preparat
Hyaline Cartilage dengan perbesaran 10×10 terlihat substansi dasar, lacuna,
kondrosit, dan paricondrium. Tulang rawan hialin dapat ditemukan pada
persendian tulang, pembuluh bronkus, cincin tulang rawan dan trakea, ujung
ujung tulang rusuk, dan ujung-ujung tulang panjang. Fungsi tulang rawan hialin
memungkinkan untuk menahan keduanya menarik dan kekuatan tekan dari gerakan
tulang.
Pengamatan kelima yaitu pada preparat
Hard Bone dengan perbesaran 10×10 terlihat Esteon, Lamella, Central Canal, dan
Lakuna. Jaringan
hard bone merupakan jaringan tulang
keras. Sel tulang keras merupakan jaringan ikat yang kaku, keras, dengan
serabut kolagen yang tertanam di dalam matriks. Di dalam matriks sel tulang
terdapat kalsium yang dapat bergerak dan diserap oleh darah. Hal ini merupakan
peran penting tulang dalam proses homeostasis kadar kalsium dalam darah. Sel
tulang (osteosit) terdapat di dalam ruang yang disebut lakuna. Lakuna ini
mengandung satu atau beberapa osteosit. Penjuluran yang keluar dari osteosit
disebut kanalikuli. Kanalikuli dari satu sel berhubungan dengan sel lainnya,
sebagai bentuk komunikasi sel. Satu osteon terdiri dari sejumlah lamela
konsentris yang mengelilingi kanal sentral (kanalis Haversi). Pada individu
yang masih hidup, kanal sentral ini berisi pembuluh darah. Berdasarkan susunan
matriksnya, jaringan tulang dibagi menjadi dua macam, yaitu tulang kompak dan
tulang spon. Jaringan tulang kompak matriksnya rapat dan tidak berongga.
Sedangkan, jaringan tulang spons matriksnya berongga.
Pengamatan keenam yaitu pada preparat
skin human dengan perbesaran 10×10 terlihat Statum Korneum, Stratum corneum
merupakan lapisan kulit yang paling luar.
Stratum korneum paling tebal pada telapak kaki dan paling tipis pada
pelupuk mata, pipi dan dahi. Lapisan ini tersusun atas sel-sel mati yang mudah
mengelupas. Stratum granulosum Lapisan ini menggandung sel-sel bergranula yang
menghambar pengeluaran air berlebih. Stratum granulosum berpartisipasi
aktif dalam proses keratinisasi, hanya
mekanismenya belum diketahui jelas. Stratum lucidum, lapisan ini berwarna
terang dan hanya nampak pada lapisan kulit yang tebal. Hanya terlihat pada
telapak kaki dan telapak tangan. tratum spinosum (stratum malpighi) terdiri
dari beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda
karena adanya proses mitosis. Lapisan ini adalah lapisan paling tebal di
epidermis. Dan Basale
Pengamatan ketujuh yaitu pada preparat Mammal
Skin dengan perbesaran 4×10 terlihat adanya Stratum Glanulasum Lapisan ini
menggandung sel-sel bergranula yang menghambar pengeluaran air berlebih.
Stratum granulosum berpartisipasi aktif
dalam proses keratinisasi, hanya mekanismenya belum diketahui jelas.
Stratum Spinosum (stratum malpighi) terdiri dari beberapa lapis sel yang
berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda karena adanya proses mitosis.
Lapisan ini adalah lapisan paling tebal di epidermis. Stratum Basal Lapisan ini
selalu tumbuh dan membelah, lapisan ini banyak ditemukan sel melanosit yang
menghasilkan pigmen melanin yang menentukan warna kulit seseorang. Jaringan
ikat Lapisan ini selalu tumbuh dan membelah, lapisan ini banyak ditemukan sel
melanosit yang menghasilkan pigmen melanin yang menentukan warna kulit
seseorang. Dan yang terakhir yaitu Stratum Korneum, Stratum korneum merupakan
lapisan kulit yang paling luar. Stratum
korneum paling tebal pada telapak kaki dan paling tipis pada pelupuk mata, pipi
dan dahi. Lapisan ini tersusun atas sel-sel mati yang mudah mengelupas.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh pada praktikum Struktur
Perkembangan Hewan yang berjudul “Jaringan Ikat dan Tulang” adalah jaringan
yang diamati yaitu jaringan ikat dan jaringan tulang. Jaringan ikat, fungsi
jaringan ikat adalah mengikat atau mempersatukan jaringan-jaringan menjadi
organ dan berbagai organ menjadi sistem organ, menjadi selubung organ dan
melindungi jaringan atau organ tubuh. Pada jaringan ikat terdapat pada preparat
Darah, preparat Skin Human, dan Preparat Mammal
Skin.
Jaringan Tulang pada preparat awetan Compact Bone,
Tulang Hyaline, Hyaline Cartilage, Hard Bone. Tulang rawan merupakan spesialisasi dari jaringan ikat berserat tebal
dengan matriks elastis. Matriks tulang rawan merupakan merupakan campuran
protein dengan polisakarida yang disebut kondrin. Oleh karena itu, sel tulang
rawan disebut kondrosit. Kondrosit dibentuk oleh kondroblas. Kondrosit terletak
dalam lakuna yang terdapat dalam perikondrion.
B.
Saran
1.
Saran untuk Praktikan.
Adapun saran kepada praktikan yaitu agar memperhatikan
dan memahami macam-macam jaringan
ikat dan tulang yang menyusun manusia dan hewan, dan juga agar kiranya
berhati-hati saat menggunakan alat laboratorium untuk mencegah kerusakkan pada
alat tersebut.
2.
Saran untuk Asisten.
Adapun
saran kepada asisten yaitu agar mendampingi praktikannya pada saat praktiku
guna untuk membantu praktikan apabila praktikan mengalami kesusahan dalam
mengamati jaringan ikat dan tulang tersebut.
3. Saran
untuk Laboratorium
Agar lebih melengkapi alat dan bahan
yang akan digunakan oleh Praktikan, agar tidak menghambat jalannya praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Gunawijaya.1994. Teks Histologi. Jakarta: Binapura Aksara.
Albert, Bruce. 1994. Biologi Molekular Edisi kedua. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Bloom, dan Fawcett. 2002. Buku Ajar Histologi. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Corwin,
J . Elizabeth. 2009. Buku Saku
Patofisiologi. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
Campbell. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid III. Jakarta: Erlangga.
Fawcett, Don. W. 2001. Buku Ajar Histologi. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
George, Fried H. 1999. Teori dan Soal-Soal. Jakarta: Erlangga.
Leeson, C. Roland. 1996. Buku Ajar Histologi. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Suryani, A. Irma, dan Ramlawati.
2014. Penuntun Praktikum Struktur
Perkembangan Hewan. Program Pendidikan IPA. FMIPA UNM. Makassar.
Kak bsa minta file bkunya kak
BalasHapusBgusss sekalii laporannya kak😍
BalasHapusGABISA WOI BUKA GAMBAR
BalasHapus