Selasa, 28 April 2015

MEDIA PENDIDIKAN DAN PROSES BELAJAR MENGAJAR


Pemanfaatan Media Pendidikan
Judul Buku      : Media Pendidikan
Penulis             : Dr. Arief S. Sadiman, M. Sc., dkk
Penerbit           : Raja Grafindo Persada
Tahun Terbit    : Agustus 1996
Tebal Buku      : 334 hlm
Ukuran Buku  : 21 cm


BAB I MEDIA PENDIDIKAN DAN PROSES BELAJAR MENGAJAR
A.      Proses Belajar Mengajar
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga meninggal, menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif). Perubahan tersebut harus bersifat relatif permanen, tahan lama dan menetap, tidak berlangsung sesaat saja.
Yang dapat digolongkan menjadi sumber belajar yaitu orang (people), pesan (message), bahan (materials), alat (device), teknik, dan lingkungan/setting.

B.       Media Pendidikan
Media pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

C.       Perkembangan Media Pendidikan
Pada awalnya, media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru yang berbentuk gambar, model, objek, dsb. Namun sayang, karena terlalu memusatkan perhatian pada alat bantu visual yang dipakainya, orang kurang memperhatikan aspek desain, pengembangan pembelajaran, produksi, dan evaluasinya.
Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar pertengahan abad ke 20, alat visual mengkonkritkan pembelajaran dengan digunakannya audio/audio visual. Tahun 1950, audio visual digunakan sebagai penyalur pesan atau informasi belajar. Hingga lama-kelamaan, muncul konsep penggunaan multi media dalam kegiatan pembelajaran.

D.      Proses Belajar Mengajar Sebagai Proses Komunikasi
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi. Pesan, sumber pesan, saluran/media dan penerima pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi. Proses penuangan pesan ke dalam simbol-simbol komunikasi disebut encoding, sedangkan penafsiran simbol-simbol komunikasi yang mengandung pesan-pesan disebut decoding.

E.       Kegunaan Media Pendidikan Dalam Proses Belajar Mengajar
Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut :
  1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
  2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya:
a.                   Objek yang terlalu besar (bisa digantikan dengan realita, gambar, film, film bingkai, atau model)
b.                   Objek yang kecil (dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar)
c.                    Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography;
d.                  Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto, maupun secara verbal;
e.                   Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain, dan
f.                    Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain.

  1. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:
a.       Menimbulkan kegairahan belajar;
b.      Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan;
c.       Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.

  1. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak menemukan kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri.

BAB  II JENIS DAN KARAKTERISTIK MEDIA
Media atau bahan adalah perangkat lunak (software) berisi pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan mempergunakan peralatan. Sedangkan perangkat keras (hardware) merupakan sarana untuk dapat menampilkan pesan yang terkandung pada media tersebut.
Untuk tujuan-tujuan praktis, dibawah ini akan dibahas karakteristik beberapa jenis media yang lazim dipakai dalam kegiatan belajar mengajar khususnya di Indonesia.

A.      Media Grafis
Media grafis termasuk media visual. Sebagaimana halnya media yang lain media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual.
Selain sederhana dan mudah, pembuatan media grafis termasuk media yang relatif murah ditinjau dari segi biayanya. Jenis media grafis yang sering digunakan :

1.      Gambar/Foto
Beberapa kelebihan media gambar/foto adalah :
a.                   Sifatnya konkret (Gambar/foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata)
b.                   Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.
c.                   Media gambar/foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.
d.                  Foto dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman.
e.                   Foto memiliki harga yang cukup terjangkau.
Adapun enam syarat yang harus dipenuhi oleh gambar/foto yang baik sehingga dapat dijadiikan media pendidikan, adalah autentik, sederhana, memiliki ukuran yang relative, mengandung gerak atau perbuatan, gambar/foto dari karya siswa sendiri seringkali lebih baik, dan gambar harus bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

2.      Sketsa
Sketsa adalah gambar yang sederhana, atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail.

3.      Diagram
Sebagai suatu gambar sederhana yang menggunakan garis-garis dan simbol, diagram atau skema menggambarkan struktur dari objek secara garis besar. Diagram menunjukkan hubungan yang ada antar komponennya atau sifat-sifat proses yang ada di situ. Diagram yang baik untuk digunakan sebagai media pendidikan adalah diagram yang:
a.                   Benar, digambar rapi, diberi tittle, label, dan penjelasan-penjelasan yang perlu
b.                   Cukup besar dan ditempatkan secara strategis
c.                   Penyusunannya disesuaikan dengan pola membaca yang umum yaitu dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah.

4.      Bagan/Chart
Pesan yang disampaikan biasanya berupa ringkasan visual suatu proses, perkembangan atau hubungan-hubungan penting. Di dalam bagan sering kali kita jumpai jenis media grafis yang lain, seperti gambar, diagram, kartun, atau lambang-lambang verbal. Bagan harus apat dimengerti anak, sederhana dan lugas, tidak rumit atau berbelit-belit, dan up to date. Beberapa macam bagan antara lain bagan pohon (tree chart), bagan arus (flow chart), bagan garis waktu (time line chart), dan stream chart.

5.      Grafik
Fungsi grafik adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas. Ada beberapa macam grafik  yang sering digunakan. Ada yang berupa grafik garis, batang, lingkaran dan grafik gambar.
Sebagai media pendidikan grafik dapat dikatakan baik kalau memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a.     Jelas untuk dilihat oleh seluruh kelas;
b.    Hanya menyajikan satu ide tiap grafik;
c.     Ada jarak/ruang kosong antara kolom-kolom bagiannya;
d.    Warna yang digunakan kontras dan harmonis;
e.     Berjudul dan ringkas;
f.     Sederhana, mudah dibaca, praktis, real, menarik, dan teliti.

6.      Kartun
Kartun sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis adalah suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu.

7.      Poster
Poster tidak saja penting untuk menyampaikan kesan-kesan tertentu tetapi dia mampu pula untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya.
Ukurannya bermacam-macam, tergantung kebutuhan. Namun secara umum, poster yang baik hendaklah sederhana, menyajikan satu ide dan untuk mencapai satu tujuan pokok, berwarna, slogannya ringkas dan jitu, tulisannya jelas, serta motif dan desain bervariasi.

8.      Peta dan Globe
Pada dasarnya peta dan globe berfungsi untuk menyajikan data-data lokasi. Secara khusus peta dan globe tersebut memberikan informasi tentang:
a.                   Keadaan permukaan bumi, daratan, sungai-sungai, gunung-gunung, dan bentuk-bentuk daratan serta perairan lainnya
b.                   Tempat-tempat serta arah dan jarak dengan tempat yang lain
c.                   Data-data budaya dan kemasyarakatan seperti populasi atau pola bahasa/adat istiadat
d.                  Data-data ekonomi, seperti hasil pertanian, industri atau perdagangan internasional.

9.      Papan Flanel (Flannel Board)
Papan flannel adalah media grafis yang efektif sekali untuk menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula. Papan berlapis kain flannel ini dapat dilihat sehingga praktis. Gambar-gambar yang akan disajikan dapat dipasang dan dicopot dengan mudah sehingga dapat dipakai berkali-kali.

10.  Papan Bulletin (Bulletin Board)
Berbeda dengan papan flannel , papan bulletin ini tidak dilapisi kain flannel tetapi langsung ditempel gambar-gambar atau tulisan-tulisan. Fungsinya selain menerangkan sesuatu, papan bulletin dimaksudkan untuk memberitahukan kejadian dalam waktu tertentu.

B.       Media Audio
Berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambing-lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata/bahasa lisan) maupun non verbal. Ada beberapa jenis media dapat kita kelompokan dalam media audio, antara lain radio, alat perekam pita magnetic, piringan hitam, dan laboratorium bahasa.

1.      Radio
Kelebihan Media Radio :
a.       Harganya relatif murah.
b.      Memiliki variasi program yang cukup banyak.
c.       Sifatnya mobile, karena mudah dipindah-pindah tempat dan gelombangnya.
d.      Baik untuk mengembangkan imajinasi siswa.
e.       Dapat lebih memusatkan perhatian siswa terhadap kata, kalimat atau musik, sehingga sangat cocok digunakan untuk pengajaran bahasa.
f.       Jangkauannya sangat luas, sehingga dapat didengar oleh massa yang banyak.

Selain kelebihan-kelebihan tersebut, sebagai media pendidikan radio mempunyai kelemahan-kelemahan antara lain:
a.    Sifat komunikasinya hanya satu arah (one way communication)
b.    Biasanya siaran disentralisasikan sehingga guru tak dapat mengontrolnya
c.    Penjadwalan pelajaran dan siaran sering menimbulkan masalah. Integrasi siaran radio ke dalam kegiatan belajar mengajar di kelas seringkali menyulitkan.

2.      Alat perekam pita magnetic
Alat perekam pita magnetic (magnetic tape recording) atau tape recorder adalah salah satu media pendidikan yang tak dapat diabaikan untuk menyampaikan informasi, karena mudah menggunakannya. Ada dua macam rekaman dalam alat perekam pita magnetic yaitu sistem full track recording dan double track recording.

3.      Laboratorium Bahasa
Laboratorium bahasa adalah alat untuk melatih siswa mendengar dan berbicara dalam bahasa asing dengan cara menyajikan materi pelajaran yang telah disiapkan sebelumnya. Dalam laboratorium bahasa, murid duduk sendiri-sendiri di dalam kotak bilik akustik dan kotak suara, sedangkan guru duduk di ruang control lewat headphone.

C.       Media Proyeksi Diam
Media proyeksi diam mempunyai persamaan dengan media grafik dalam arti menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Selain itu, bahan-bahan grafis banyak sekali dipakai dalam media proyeksi diam. Perbedaan yang jelas diantara mereka adalah pada media grafis dapat secara langsung berinteraksi dengan pesan media yang bersangkutan pada media proyeksi, pesan tersebut harus diproyeksikan dengan proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran.
Beberapa jenis media proyeksi diam antara lain film bingkai (slide), film rangkai (film strip), overhead proyektor, proyektor opaque, tachitoscope, microprojection dengan microfilm.

BAB III PEMILIHAN MEDIA
A.      Media Jadi dan Media Rancangan
Ditinjau dari kesiapan pengadaannya, media dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu media jadi karena sudah merupakan komoditi perdagangan dan terdapat di pasaran luas dalam keadaan siap pakai (media by utilization), dan media rancangan karena perlu dirancang dan dipersiapkan secara khusus untuk maksud atau tujuan pembelajaran tertentu (media by design). Masing-masing jenis media ini mempunyai kelebihan dan keterbatasan. Kelebihan dari media jadi adalah hemat dalam waktu, tenaga dan biaya untuk pengadaannya.
Sebaliknya, mempersiapkan media yang dirancangan khusus untuk memenuhi kebutuhan tertentu akan memeras banyak waktu, tenaga maupun biaya karena untuk mendapat keandalan dan kesahihannya diperlukan serangkaian kegiatan validasi prototipenya. Kekurangan dari media jadi ialah kecilnya kemungkinan untuk mendapatkan meida jadi yang dapat sepenuhnya sesuai  dengan tujuan atau kebutuhan pembelajaran setempat.

B.       Dasar Pertimbangan Pemilihan Media
Beberapa penyebab sebagian orang memilih media antara lain adalah:
1.      Bermaksud mendemonstrasikannya seperti halnya pada kuliah tentang media
2.      Merasa sudah akrab dengan media tersebut
3.      Ingin memberi gambaran atau penjelasan yang lebih konkret
4.      Merasa bahwa media dapat berbuat lebih dari yang bisa dilakukannya.

Jadi, dasar pertimbangan untuk memilih suatu media sangatlah sederhana, yaitu dapat memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak. Mc Connel (1974) mengatakan bila media itu sesuai, pakailah ! “If The Medium Fits, Use It!”.

C.       Kriteria Pemilihan
Pemilihan media seyogyanya tidak terlepas dari konteksnya bahwa media merupakan komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan. Karena itu, meskipun tujuan dan isinya sudah diketahui, faktor-faktor lain, seperti karakteristik siswa, strategi belajar mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan sumber, serta prosedur penilaiannya juga perlu dipertimbangkan.
Faktor yang terakhir adalah efektivitas biayanya dalam jangka watu yang panjang. Namun bila dilihat kestabilan materi dan penggunaan yang berulang-ulang untuk jangka waktu yang panjang program media grafis merupakan salah satu contoh media yang dapat digunakan.

D.      Model/Prosedur Pemilihan Media
Bila dilihat dari bentuknya, cara-cara tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga model yaitu model flowchart yang menggunakan sistem pengguguran atau eliminasi dalam pengambilan keputusan pemilihan, model matriks yang menangguhkan proses pengambilan keputusan pemilihan sampai seluruh kriteria pemilihannya diidentifikasi, dan model checklist yang juga menangguhkan keputusan pemilihan sampai semua kriterianya dipertimbangkan. Meskipun belum ada penelitian khusus tentang hal ini, tampaknya model checklist lebih sesuai untuk membakukan prosedur pemilihan media jadi, model matriks lebih serasi digunakan untuk pemilihan media rancangan, sedang model flowchart dapat digunakan baik untuk menggambarkan proses pemilihan media jadi maupun media perancangan.

BAB IV PENGEMBANGAN MEDIA PENDIDIKAN
A.      Penyusunan Rancangan
Secara sistematis, urutan dalam mengembangkan program media itu dapat diutarakan sebagai berikut :
1.      Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa
2.      Merumuskan tujuan instruksional (instructional objectives) dengan operasional dan khas
3.      Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan;
4.      Mengembangkan alat pengukur keberhasilan;
5.      Menulis naskah media;
6.      Mengadakan tes dan revisi.

Dalam proses belajar mengajar yang dimaksud dengan kebutuhan adalah kesenjangan antara kemampuan, ketrampilan, dan sikap yang dimiliki. Sebagai perancang program, kita harus dapat mengetahui pengetahuan atau ketrampilan awal siswa untuk mencapai tujuan. Sebuah tujuan instruksional yang lengkap mempunyai empat unsur : audience, behavior, condition,dan degree.
Untuk dapat  mengembangkan bahan instrusional yang mendukung tercapainya tujuan tersebut, tujuan yang telah dirumuskan tadi harus dianalisis lebih lanjut. Dan ketika kegiatan instruksional dilakukan, maka perlunya alat yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa yang dikembangkan sebelum naskah program media ditulis, berupa tes, penugasan, ataupun daftar cek perilaku.

B.       Penulisan Naskah
Dalam tahap ini pokok-pokok materi instruksional perlu diuraikan lebih lanjut untuk kemudian disajikan kepada siswa. Penyajian ini dpat disampaikan melalui media yang sesuai atau yang dipilih. Supaya materi instruksional tersebut dapat disampaikan melalui media itu, materi tersebut perlu dituangkan dalam tulisan atau gambar yang kita sebut naskah program media.
Naskah program media bermacam-macam.Tiap-tiap jenis mempunyai bentuk naskah yang berbeda. Tetapi pada dasarnya, maksud dalam naskah tersebut sama yaitu sebagai penuntun kita dalam mengambil gambar dan merekam suara. Naskah ini berisi urutan gambar dan grafis yang perlu diambil oleh kamera serta bunyi dan suara yang harus direkam.
Sebelum naskah ditulis, kita harus menuliskan treatmentnya terlebih dahulu. Treatment yaitu uraian yang berbetuk essay yang menggambarkan alur penyajian program. Selain itu terdapat penulisan audio, yang meliputi radio, kaset audio, dan laboratorium bahasa. Pada penulisan naskah film bingkai, pesan dapat disampaikan melalui dua saluran, yaitu audio dna visual. Dan pada penulisan naskah film dan video, yang meliputi synopsis, treatment, storyboard, skrip (naskah program), dan skenario).

C.       Produksi Media
Program produksi memiliki tingkat kerumitan yang berbeda antara media yang satu dengan media yang lainnya. Produksi audio direkam dalam suatu studio. Dalam sebuah kegiatan produksi terdapat tiga kelompok personil yang terlibat yaitu, sutradara atau pemimpin produksi, kerabat kerja, dan pemain.
Sedangkan pada produksi film bingkai, harus memperhatikan jenisnya, alat yang diperlukan, kerabat kerja, pelaksanaan produksi, editing, pemberian bingkai film, dan merekam narasi.

D.      Evaluasi Program Media
Media apapun yang dibuat, seperti kaset audio film bingkai, film rangkai, transparansi OHP, film, video ataupun gambar, dan permainan/simulasi perlu dinilai terlebih dahulu sebelum dipakai secara luas. Penilaian (evaluasi) ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah media yang dibuat tersebut dapat mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan atau tidak. Macam evaluasi ada dua, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Ada beberapa tahapan evaluasi yang sering diterapkan, antara lain evaluasi satu lawan satu (one to one), evaluasi kelompok kecil (small group evaluation), dan evaluasi lapangan (field evaluation).

BAB V PEMANFAATAN PROGRAM MEDIA
Program media dibuat dengan rancangan yang sistematis melalui berbagai langkah pengembangan yang melibatkan berbagai tenaga terampil  dan ahli, diharapkan program yang dihasilkan dapat merupakan program media yang efektif. Namun demikian, betapa baiknya sebuah program media, bila program itu tidak dimanfaatkan dengnan baik tentulah tidak akan banyak gunanya. Oleh karena itu, yang perlu dirancang dengan baik bukan hanya pembuatan media itu sendiri. Pemanfaatan media itu pun juga perlu diatur dan dirancang sebaik-baiknya. Lebih-lebih bila media itu merupakan media pembelajaran. Supaya media pembelajaran itu efektif, pemanfaatan media itu harus direncanakan dan dirancang secara sistematis.

A.      Pola Pemanfaatan
Ada beberapa pola pemanfaatan media pembelajaran. Berikut ini pola-pola pemanfaatan media pembelajaran yang dapat dilakukan.

1.      Pemanfaatan Media dalam Situasi Kelas (classroom setting)
Dalam tatanan ini, media pembelajaran dimanfaatkan untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu. Pemanfaatannya pun dipadukan dengan proses belajar mengajar dalam situasi kelas.

2.      Pemanfaatan Media di Luar Situasi Kelas
Pemanfaatan media pembelajaran di luar situasi dapat dibedakan dalam dua kelompok utama, yaitu:
a.       Pemanfaatan secara bebas
Pemanfaatan secara bebas ialah bahwa media itu digunakan tanpa dikontrol atau diawasi. Pembuat program media mendistribusikan program media, itu di masyarakat pemakai media, baik dengan cara diperjualbelikan maupun didistribusikan secara bebas.

b.      Pemanfaatan Media Secara Terkontrol
Pemanfaatan media secara terkontrol ialah bahwa media itu digunakan dalam suatu rangkaian kegiatan yang diatur secara sistematis untuk mencapai tujuan tertentu. Apabila media itu berupa media pembelajaran, sasaran didik diorganisasikan dengan baik.

3.      Pemanfaatna Media Secara Perorangan, Kelompok, Atau Massal.

B.       Strategi Pemanfaatan
Media digunakan jika media itu mendukung tercapainya tujuan instruksional yang telah dirumuskan serta sesuai dengan sifat materi instruksionalnya yang telah dirumuskan. Supaya media dapat digunakan secara efektif dan efisien ada tiga langkah utama yang perlu diikuti dalam menggunakan media.

1.      Persiapan sebelum menggunakan media
Sebelum penggunaan media dapat berjalan dengan baik, kita perlu membuat persiapan yang baik pula. Dengan mempelajari buku petunjuk atau buku panduan berupa bahan ajar, yang nantinya akan disesuaikan dengan penggunaan jenis media.

2.      Kegiatan selama menggunakan media
Yang perlu dijaga selama kita menggunakan media ialah suasana dan ketenangan. Gangguan-gangguan yang dapat mengganggu harus diminimalisir sesedikit mungkin, agar tercapai proses penyampaian bahan ajar melalui media tersebut secara efektif.

3.      Kegiatan tindak lanjut
Untuk menjajagi apakah tujuan telah tercapai. Selain itu, untuk memantapkan pemahaman terhadap materi instruksional yang disampaikan melalui media yang bersangkutan.

BAB VI PERALATAN MEDIA PENDIDIKAN
A.      Peralatan Proyeksi (Optik) :
1.      Over Head Projector
Dalam kelompok peralatan proyeksi, OHP adalah peralatan yang paling sederhana yang menggunakan sistem optik (lensa) dan elektrik.

2.      Microform Reader
Microform reader adalah peralatan untuk membaca bahan-bahan yang disimpan pada film dalam bentuk mikro. Ada dua bentuk film yang digunakan, yaitu berbentuk gulungan (roll) da nada yang berbentuk lembaran ‘microfiche’.

3.      Proyektor Film Rangkai (Film Strip Projector)
Proyektor ini digunakan untuk memproyeksikan film rangkai (strip). Ada beberapa model yang dibuat untuk berbagai penggunaan, baik untuk penggunaan individual ataupun penggunaan kelompok. Beberapa model dilengkapi dengan fasilitas perekam kaset audio sehingga dimungkinkan untuk memutar program film rangkai bersuara.

4.      Proyektor Film Bingkai (Slide Projector)
Peralatan ini termasuk dalam kelompok peralatan proyeksi (optic), karena fungsi utamanya ialah memproyeksikan film bingkai. Pada umumnya program-program film bingkai bersuara. Suara film bingkai terpisah. Maka untuk menyajikan program film bingkai bersuara (sound-slide) selain diperlukan proyektor film bingkai juga diperlukan perekam kaset audio, untuk memainkan ulang kaset tersebut.

5.      Proyektor Film Gelang (Film Loop Projector)
Dipergunakan untuk memutar film gelang. Proyektor ini menggunakan sistem proyeksi depan layar. Modelnya ada yang bersuara dan tidak bersuara.

6.      Proyektor Film (Motion Picture Projector)
Menggunakan 3 sistem kerja yaitu sistem optik, sistem mekanik, dan sistem elektrik.

7.      Peralatan Audio
Peralatan yang diperlukan untuk menyajikan program audio ataupun untuk menerima siaran radio. Ada dua kelompok yakni radio perekam kaset audio serta radio dan perekam kaset audio dengan tambahan amplifier dan loudspeaker.

8.      Video
Video sistem dalam penggunaannya sebagai peralatan pemain ulang (play back) dari suatu program rekaman, terdiri dari minimal satu buah tape recorder dan satu buah monitor atau lebih.

B.       Peralatan Elektronik
Radio, perekam kaset audio, penala radio, perekam pita audio, perekam kaset audio, amplifier, loudspeaker, perekam  kaset audio sinkron, perekam pita video, perekam kaset video, piringan video, sambung video, video monitor, dan proyektor video.

Fasilitas Minimal Menjadi Pembelajaran Maksimal
Judul Buku      : Media Pembelajaran
Penulis             : Prof. Dr. Azhar Arsyad, M. A.
Penerbit           : Raja Grafindo Persada
Tahun Terbit    : Oktober 2011
Tebal Buku      : 192 hlm
Ukuran Buku  : 21 cm

           
BAB I PENGERTIAN MEDIA
A.      Pendahuluan
Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin menuntut guru untuk menguasai berbagai media pembelajaran hingga dapat membantu siswa untuk belajar. Guru juga dituntut kreatif dalam menggunakan media pembelajaran agar maksud dan tujuannya dapat tercapai. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran, yang meliputi (Hamalik, 1994:6) :
  1. Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefetifkan proses belajar mengajar
  2. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
  3. Seluk-beluk proses belajar
  4. Hubungan antara antara metode mengajar dan media pendidikan
  5. Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pendidikan dalam pengajaran
  6. Pemilihan dan penggunaan media pendidikan
  7. Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan
  8. Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran
  9. Usaha inovasi dalam media pendidikan

Maka, dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian yang sangat penting dalam proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya.



B.   Pengertian Media
Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia. Materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini : guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Ciri-ciri umum yang terkandung pada beberapa batasan tentang media :
1.      Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai  hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan pancaindera.
2.      Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.
3.      Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.
4.      Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar (dalam maupun luar kelas)
5.      Media pendidikan digunakan untuk komunikasi dan interaksi antara guru dengan siswa
6.      Media pendidikan misalnya radio, televisi, film, slide, video, OHP, modul, computer, radio tape/kaset, dan video recorder.

C.    Landasan Teoritis Penggunaan Media Pendidikan
Landasan teoritis yang medasari penggunaan media pendidikan adalah teori Bruner yang menjelaskan bahwa penggunaan media akan membuat siswa akan memperoleh pengalaman baru dalam belajar. Menurut Bruner (1966:10-11) ada tiga tingkatan utama modus belajar yang saling berinteraksi dalam upaya memperoleh pengalaman, (pengetahuan, keterampilan atau sikap) yang baru, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman pictorial /gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic).
Agar proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, siswa sebaiknya diajak untuk memanfaatkan semua alat inderanya. Guru berupaya untuk menampilkan stimulus yang dapat diproses dengan berbagai indera. Semakin banyak alat indra yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi, maka semakin besar informasi tersebut dapat diterima siswa.
Salah satu gambaran yang dijadikan acuan sebagai landasan teori penggunaan media dalam proses belajar adalah Dale’s Cone of Experience :












D.   Ciri-Ciri Media Pendidikan
Ciri-ciri media pendidikan menurut Gerlach & Ely (1971):
  1. Ciri Fiksatif (Fixative Property)
Menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekrontuksi suatu peristiwa atau objek yang dapat diurutkan  dan disusun kembali dengan perantara media seperti  fotografi, video tape, audio tape, dan film. Sehingga kejadian atau objek yang telah direkam atau disimpan dapat digunakan setiap saat dan dapat digunakan kembali untuk keperluan pembelajaran.
  1. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
Suatu kejadian atau objek yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar  time-lapse recording, yakni hanya mengambil bagian-bagian penting dan memotong yang tidak diperlukan.
  1. Ciri Distributif (Distributive Property)
Memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Sekali informasi direkam dalam format media apa saja, dapat diproduksi seberapa kali pun dan siap digunakan secara bersamaan di berbagai tempat atau secara berulang-ulang di suatu tempat.

BAB II FUNGSI DAN MANFAAT MEDIA PENDIDIKAN
Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru membangkitkan motifasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh- pengaruh psikologis terhadap siswa. Selain itu juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.
Levie dan Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual yaitu :
1.      Fungsi Atensi
Yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
2.      Fungsi Afektif
Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar .
3.      Fungsi Kognitif
Media visual terlihat dari temuan- temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4.      Fungsi Kompensatoris
Media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

Manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran :
  1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi.
  2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga menimbulkan motivasi belajar.
  3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.
  4. Media pembelajaran dapat memungkinkan adanya interaksi dengan guru, masyarakat, dan lingkungan.

BAB III PENGENALAN BEBERAPA MEDIA
Media pembelajaran dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu :
  1. Teknologi Cetak
Cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi dengan meliputi teks, grafik, foto atau representasi fotografik dan reproduksi.
  1. Teknologi Audio Visual
Cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin- mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual.
  1. Teknologi Berbasis Komputer
Merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber- sumber yang berbasis mikro–prosesor (dalam media ini materi/informasi disimpan dalam bentuk digital bukan cetak atau visual)
  1. Teknologi Gabungan
Cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer.

Sedangkan dalam segi perkembangan teknologi menurut Seels dan Glasgow (1990:181-183) terbagi menjadi dua kategori yaitu media tradisional dan media mutakhir.
1.      Media Tradisional :
a.       Visual yang diproyeksikan: proyeksi apaque, proyeksi overhead, slides, filmstrips
b.      Visual yang tak diproyeksikan: gambar, poster, foto, charts, grafik, diagram, pameran, papan info, papan-bulu.
c.       Audio: rekaman piringan, pita kaset, reel, catridge
d.      Penyajian Multimedia: tape, multi-image
e.       Visual dinamis berproyeksi: film, televisi, video
f.       Cetak: buku teks, modul, workbook, majalah ilmiah, hand-out
g.      Permainan : teka-teki, simulasi, permainan papan
h.      Realia : model, specimen (contoh), manipulatif (peta, boneka)
2.      Media Mutakhir
a.       Media berbasis telekomunikasi : telekonferen (komunikasi menggunakan mikrofon dan amplifier), kuliah jarak jauh
b.      Media berbasis mikroprosesor:
1). Computer-assisted instruction (sistem penyampaian materi pelajaran yang berbasis mikroprosesor)
2). Permainan komputer, sistem tutor intelijen
3). Interaktif, hypermedia (perluasan dari hypertext yang menggabungkan media lain ke dalam teks), compact disc

Kemp dan Dayton (1985) mengelompokkan media ke dalam delapan jenis yaitu media cetak, media panjang, overhead transparacies, rekaman audiotape, seri slide dan filmstrips, penyajian multi-image, rekaman video dan film hidup, dan computer. Setiap media pasti mempunyai kekurangan dan kelebihannya, ini dialami baik media tradisional mapun media mutakhir.

BAB IV PEMILIHAN MEDIA
ASSURE adalah Analyze learner characteristics, State objective, Select, or modify media, Utilize, Require learner response, and Evaluate. Model ini menyarankan enam kegiatan utama dalam perencanaan pembelajaran yaiut:
(A) Menganalisis karakteristik umum kelompok sasaran
(S) Menyatakan atau merumuskan tujuan pembelajaran
(S) Memilih, memodifikasi atau merancang dan mengembangkan materi dan media yang tepat.
(U) Menggunakan materi dan media.
(R) Meminta tanggapan dari siswa.
(E) Mengevaluasi proses belajar.

Faktor-faktor pemilihan media dapat dilakukan dengan mempertimbangkan berikut:
1.      Hambatan pengembangan dan pembelajaran yang meliputi faktor-faktor dana, fasilitas dan peralatan yang telah tersedia, waktu yang tersedia (waktu mengajar dan pengembangan materi dan media), sumber –sumber yang tersedia (manusia dan material);
2.      Persyaratan isi, tugas dan jenis pembelajaran isi pelajaran beragam dari sisi tugas yang ingin dilakukan siswa, misalnya penghafalan, penerapan keterampilan atau penalaran dan pemikiran tingkatan yang lebih tinggi. Setiap kategori pembelajaran itu menuntut perilaku yang berbeda –beda dan dengan demikian akan memerlukan tehnik dan media penyajian yang berbeda pula;
3.      Hambatan dari sisi siswa dengan mempertimbangkan kemampuan dan keterampilan awal, seperti membaca, mengetik dan menggunakan komputer, dan karakteristik siswa lainnya;
4.      Pertimbangan lainnya adalah tingkat kesenangan (preferensi lembaga, guru, dan pelajar) dan keefektifan biaya;
5.      Pemilihan media sebaiknya mempertimbangkan pula :
a.       Kemampuan mengakomodasikan penyajian stimulus yang tepat (visual dan atau audio);
b.      Kemampuan mengakomodasikan respons siswa yang tepat (tertulis, audio, dan atau kegiatan fisik);
c.       Kemampuan mengakomodasikan umpan balik;
d.      Pemilihan media utama dan media sekunder untuk penyajian informasi.
6.      Media sekunder harus mendapat perhatian karena pembelajaran yang berhasil menggunakan media yang beragam.

Dari segi teori belajar, perlu mendapatkan pertimbangan motivasi, perbedaan individual, tujuan pembelajaran, organisasi isi, persiapan sebelum belajar, emosi, partisipasi, umpan balik, penguatan, latihan dan pengulangan, serta penerapan.
Sedangkan kriteria penggunaan media yaitu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, mendukung isi pelajaran, praktis, luwes, dan bertahan, guru terampil menggunakannya, pengelompokan sasaran, dan mutu teknis.

BAB V PENGGUNAAN MEDIA
A.  Media Berbasis Manusia
Rancangan pembelajaran yang berpusat pada masalah di bangun berdasarkan masalah yang harus dipecahkan oleh pelajar. Langkah-langkah rancangan jenis pembelajaran ini, yaitu :
1.      Merumuskan masalah yang relevan;
2.      Mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan yang terkait untuk memecahkan masalah;
3.      Ajarkan mengapa pengetahuan itu penting dan bagaimana pengetahuan itu dapat diterapkan untuk memecahkan masalah;
4.      Tuntun eksplorasi siswa sebagai seorang instuktur untuk pelajaran pemecahan masalah;
5.      Kembangkan masalah dalam kontek yang beragam dengan tahapan tingkat kerumitan;
6.      Nilai pengetahuan siswa dengan memberikan masalah baru untuuk dipecahkan.
Pembelajaran interaktif dapat direalisasikan dalam : pembelajaran parsipatori, pembelajaran main peran, pembelajaran kuis tim, pembelajaran kooperatif, debat terstruktur, pembelajaran 99 detik, dsb.

B.  Media Berbasis Cetakan
Materi pembelajaran berbasis cetakan yang paling umum di kenal adalah buku teks, buku penuntun, jurnal, majalah dan lembaran lepas. Teks berbasis cetakan menuntut elemen yang perlu diperhatikan pada saat merancang, yaitu konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, dan penggunaan spasi kosong.  Perancang pembelajaran harus berupaya untuk membuat materi dengan media yang berbasis teks ini menjadi interaktif, dengan cara :
1.      Sajikan informasi dalam jumlah yang selayaknya dapat dicerna, diproses dan dikuasai. Semakin kompleks informasi itu, semakin sedikit jumlah butir yang ditampilkan dalam sekali penyajian.
2.      Pertimbangkan hasil pengamatan dan analisis kebutuhan siswa dan siapkan latihan yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.
3.      Pertimbangkan hasil analisis respons siswa
4.      Siapkan kesempatan bagi siswa untuk dapat belajar sesuai kemampuan dan kecepatan mereka.
5.      Gunakan beragam jenis latihan dan evaluasi seperti bermain peran, studi kasus berlomba atau simulasi.

Untuk menarik perhatian pada media ini adalah dengan penggunaan warna, bentuk misalnya kotak dan bulat, huruf, garis, huruf dicetak tebal, dicetak miring dan sebagainya.

C.  Media Berbasis Visual
Bentuk visual bisa berupa :
  1. Gambar representasi seperti gambar, lukisan, foto,
  2. Diagram yang melukiskan hubungan-hubungan konsep, organisasi, dan struktur isi materi.
  3. Peta yang menujukkan hubungan-hubungan ruang antara unsur-unsur dalam isi materi.
  4. Grafik seperti tabel, grafik, dan chart.

Agar menjadi efektif, media berbasis visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.

D.  Media Berbasis Audio-visual
Media visual yang mengabungkan penggunaan suara memerlukan pekerjaan tambahan untuk memproduksinya. Berikut beberapa petunjuk praktis untuk menulis naskah narasi :
1.         Tulis singkat, padat dan sederhana
2.         Tulisannya pendek dan tepat, berirama, mudah diingat
3.         Frase yang melengkapi visual dan hal-hal penting
4.         Hindari istilah teknis
5.         Tulis dalam kalimat aktif
6.         Usahakan setiap kalaimat tidak lebih dari 15 kata
7.         Setelah menulis narasi, baca narasi itu dengan suara keras
8.         Edit dan revisi naskah narasi itu sebagai mana perlunya

Petunjuk dalam storyboard yaitu :
  1. Menentukan jenis visual yang akan digunakan dan mulai membuat sketsanya
  2. Pikirkan bagian yang akan di perankan audio dalam paket program
  3. Lihat dan yakinkan bahwa seluruh isi pelajaran tercakup dalam storyboard
  4. Review, kumpul dan paparkan semua storyboard
  5. Kumpulkan anggota tim produksi untuk mereview dan mengetik storyboard
  6. Revisi untuk persiapan akhir sebelum memulai produksi

E.  Media Berbasis Komputer
Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran secara umum mengikuti proses intruksional sebagai berikut :
  1. Merencanakan mengatur dan mengorganisasikan serta menjadwalkan pelajaran
  2. Mengevaluasi siswa (tes)
  3. Mengumpulkan data mengenai siswa
  4. Melakukan analisis statistik mengenai data pembelajaran
  5. Membuat catatan perkembangan pembelajaran

Format penyajian pesan dan informasi dalam CAI (Computer-Assisted Instruction) terdiri atas tutorial terprogram, tutorial intellijen, drill and practice dan simulasi. Dan petunjuk untuk tampilan teks media berbasis komputer :
  1. Layar bukan halaman, tetapi tayangan yang dinamis
  2. Layar tidak boleh terlalu padat (bagi kedalam beberapa slide)
  3. Pilih jenis huruf normal, jelas
  4. Gunakan antara 7-10 kata per baris
  5. Jarak 2 spasi
  6. Pilih karakter huruf tertentu untuk judul dan kata kunci
  7. Teks diberi kotak jika bersama dengan grafik
  8. Konsisten dengan gaya dan format yang dipilih

F.  Pemanfaatan Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar
Pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar secara efektif memerlukan keterampilan sebagai berikut (Achsin, 1986) :
  1. Keterampilan mengumpulkan informasi, yang meliputi keterampilan :
a.       Mengenal sumber informasi dan pengetahuan;
b.      Menentukan lokasi sumber informasi berdasarkan system klasifikasi perpustakaan
c.       Menggunakan bahasa pustaka baru, bahan refrensi seperti ensiklopedia, kamus, dll.
  1. Keterampilan mengambil intisari dan mengorganisasikan informasi, seperti :
a.       Memilih informasi yang relevan dengan kebutuhan dan masalah;
b.      Mendokumentasikan informasi dan sumbernya .
c.       Keterampilan menganalisis, menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi seperti :
1). Memahami bahan yang dibaca;
2). Membedakan antara fakta dan opini
3). Menginterpretasi informasi baik yang saling mendukung maupun yang berlawanan.
d.   Keterampilan menggunakan informasi, misalnya :
1). Memanfaatkan intisari informasi untuk mengambil keputusan dan memecahkan masalah;
2).  Menggunakan informasi dalam diskusi;
3).  Menyajikan informasi dalam bentuk tulisan.

BAB VI PENGEMBANGAN MEDIA
A.  Media Berbasis Visual
Dalam proses penataan media harus diperhatikan prinsip-prinsip desain tertentu, antara lain :
  1. Kesedehanaan
Mengacu kepada jumlah elemen yang terkandung dalam suatu visual, jumlah elemen yang lebih sedikit memudahkan siswa menangkap dan memahami pesan yang disajikan visual itu. Pesan informasi yang panjang atau rumit harus dibagi- bagi kedalam beberapa bahan visual yang mudah dibaca, begitu juga teks yang menyertai bahan visual harus dibatasi antara 15 sampai 20 kata.
  1. Keterpaduan
Keterpaduan mengacu kepada hubungan yang terdapat diantara elemen-elemen yang ketika diamati berfungsi secara bersama-sama saling terkait dan menyatu sebagai suatu keseluruhan.
  1. Penekanan
Dengan menggunakan ukuran seperti hubungan-hubungan, warna atau ruang,  penekanan dapat diberikan kepada unsur terpenting.
  1. Keseimbangan
Bentuk atau pola yang dipilih sebaiknya menempati ruang penayangan yang memberikan persepsi keseimbangan meskipun tidak seluruhnya sistematis.
  1. Bentuk
Bentuk yang aneh dan asing bagi siswa dapat membangkitkan minat perhatian.
  1. Garis
Dapat digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur sehingga dapat menunutun perhatian siswa untuk mempelajari suatu urutan-urutan khusus.
  1. Tekstur
Adalah suatu unsur visual yang dapat menimbulkan kesan kasar atau halus. Tekstur dapat digunakan untuk penekanan suatu unsur seperti halnya warna.
  1. Warna
Merupakan unsur visual yang penting, tetapi ia harus digunakan dengan hati-hati untuk memperoleh dampak yang baik.

a.       Gambar (gambar jadi, gambar garis (flashcard, strip story), papan kantong, dan fotografi). Menurut Kemp dan Dayton (1985:94-95) menyebutkan prinsip-prinsip pengaturan unsur gambar yaitu usahakan supaya tidak mencampurkan format horizontal dan format vertikal dalam satu seri gambar, focus pada 1 objek, perlu memasukkan beberapa objek untuk perbandingan, jaga latar belakang tetap sederhana, seimbangkan gambar dan buat menarik, jadikan gambar dinamis.
b.      Chart dan Bagan (bagan organisasi, chart klasifikasi, garis (alur), bagan alir  (flowchart), dan tabel angka.
c.       Grafik (grafik batang, grafik garis, grafik lingkaran, grafik gambar).

B.  Media Berbasis Audio-visual
Media audio dan audio visual merupakan bentuk media pembelajaran yang murah dan terjangkau, menarik dan memotivasi siswa untuk mempelajari materi lebih banyak.  Materi audio dapat digunakan untuk :
1.      Mengembangkan keterampilan mendengar dan mengevaluasi apa yang telah di dengar;
2.      Mengatur dan mempersiapkan diskusi dengan mengungkapkan pendapat para ahli yang berada jauh dari lokasi;
3.      Menjadikan model yang akan ditiru oleh siswa;
4.      Menyiapkan variasi yang menarik dan perubahan-perubahan tingkat kecepatan belajar mengenai suatu pokok bahasan atau suatu masalah;
Media berbasis audio-visual ini termasuk radio dan tape, serta kombinasi slide dan suara.

C.  Media Berbasis Komputer
Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran dikenal dengan nama pembelajaran dengan bantuan komputer. Media ini meliputi tutorial, latihan, simulasi, permainan instrusksional.
Sedangkan faktor pendukung keberhasilan penggunaan komputer dalam pembelajaran harus berprinsip :
  1. Belajar harus menyenangkan
  2. Interaktivitas
  3. Kesempatan berlatih harus memotivasi, cocok, dan adanya feedback.
  4. Menuntun dan melatih siswa dengan lingkungan informal

D.  Multi Media Berbasis Komputer dan Interactive Video
Multimedia pada umumnya adalah berbagai macam kombinasi grafik ,teks, video, dan animasi. Penggabungan ini merupakan seatu kesatuan yang secara bersama-sama menampilkan informasi pesan atau isi pelajaran.
Informasi yang disajikan melaui multimedia ini berbentuk dokumen yang hidup dan dapat dilihat di dokumen monitor atau ketika diproyeksikan dilayar lebar melalui overhead projector (OHP) dan dapat didengar suaranya serta dilihat gerakannya (video atau animasi).
Multimedia berbasis komputer inin sangat menjanjikan untuk penggunaanya dalam bidang pendidikan.

BAB VII EVALUASI MEDIA PEMBELAJARAN
Evaluasi merupakan bagian intregal dari suatu proses intruksional. Idealnya, keefektivan pelaksanaan proses intruksional diukur dari dua aspek, yaitu bukti-bukti empiris mengenai hasil belajar siswa yang dihasilkan oleh sistem intruksional dan bukti-bukti yang menunjukkan berapa banyak kontribusi media atau intruksional.
Tujuan evaluasi media pembelajaran yaitu:
  1. Menentukan apakah media pembelajaran itu efektif
  2. Menetukan apakah media itu dapat diperbaiki atau ditingkatkan
  3. Memilih media pembelajaran yang sesuai untuk dipergunakan dalam proses belajar di dalam kelas
  4. Menetapkan apakah media itu cost-efektif dilihat dari hasil belajar siswa
  5. Menentukan apakah isi pelajaran sudah tepat disajikan dengan media itu
  6. Menilai guru dalam menggunakan media pembelajaran
  7. Mengetahui apakah media pembelajaran benar-benar member sumbangan terhadap hasil belajar seperti yang dinyatakan
  8. Mengetahui sikap siswa terhadap media pembelajaran

Evaluasi pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti diskusi kelas dan kelompok interview perorangan, observasi mengenai perilaku siswa, dan evaluasi media yang tersedia.
Walker dan Hess memberikan kriteria dalam mereview perangkat lunak media pembelajaran yang berdasarkan kepada kualitas.
  1. Kualitas isi dan tujuan (ketepatan, kepentingan, kelengkapan, keseimbangan, minat/perhatian, keadilan, kesesuaian dengan situasi siswa
  2. Kualitas intruksional (memberikan kesempatan belajar, memberikan bantuan belajar, kualitas memotivasi, fleksibilitas intruksionalnya, hubungan dengan progam pembelajaran lainnya, kualitas sosial interaksi intruksionalnya, kualitas tes dan penilaiannya, dapat memberi dampak bagi siswa, dapat membawa dampak bagi guru dan pembelajarannya
  3. Kualitas teknis (keterbacaan, mudah digunakan, kualitas tampilan/tayangan, kualitas penanganan jawaban, kualiatas pengelolaan progamnya, kualitas pendokumentasiannya).